Sabtu, 27 Juli 2024

Cadangan Devisa Turun Jadi 145,1 Miliar Dolar AS

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Indonesia mengalami penurunan cadangan devisa. Pada akhir Januari lalu, cadangan devisa tercatat 145,1 miliar dolar AS. Melandai jika dibandingkan dengan posisi Desember 2023 sebanyak 146,4 miliar dolar AS.

‘’Penurunan posisi cadangan devisa dipengaruhi jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah,’’ kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, Rabu (7/2).

- Advertisement -

Posisi cadangan devisa tersebut, lanjut dia, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Erwin menilai, cadangan devisa saat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal. Sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Baca Juga:  Tak Jaminan Harga Tiket Murah Adanya Maskapai Asing

Ke depan, bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai. Didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. ‘’Seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI bersama pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,’’ ujarnya.

Berdasar rasio pendanaan eksternal bruto, senior economist DBS Bank Radhika Rao menilai bahwa posisi cadangan devisa Indonesia masih sangat kuat. Perhitungan itu membandingkan cadangan devisa dengan utang. ”Sehingga penurunan pada awal tahun ini bukan masalah,” katanya.

- Advertisement -

Radhika menyatakan, nilai tukar rupiah tengah fluktuatif. Hanya, yang harus diingat, tekanan tidak hanya terjadi pada rupiah. Sebagian besar mata uang negara-negara juga melemah. ”Tentu saja, ada periode singkat pelemahan mata uang yang disebabkan politik. Di tahun pemilu, sumber ketidakpastian itu selalu ada,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kurangi Beban Bunga, Perbankan Genjot Dana Murah

Sejauh ini, lanjut dia, rupiah bergerak tidak terlalu jauh dari Rp15.500 per dolar AS. Namun, dia meyakini rupiah akan menguat. ”Perkiraannya berada di level Rp15.050 sampai Rp15.100 per dolar AS pada akhir tahun. Proyeksi cadangan devisa di posisi 148 miliar–150 miliar dolar AS,” tuturnya.

Dari sisi global, dia memperkirakan USD melemah. Seiring dengan wacana pemangkasan suku bunga The Fed. Pada momentum itu, rupiah bakal menguat tahun ini.(han/dio/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Indonesia mengalami penurunan cadangan devisa. Pada akhir Januari lalu, cadangan devisa tercatat 145,1 miliar dolar AS. Melandai jika dibandingkan dengan posisi Desember 2023 sebanyak 146,4 miliar dolar AS.

‘’Penurunan posisi cadangan devisa dipengaruhi jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah,’’ kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, Rabu (7/2).

Posisi cadangan devisa tersebut, lanjut dia, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Erwin menilai, cadangan devisa saat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal. Sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Baca Juga:  Harga Emas Antam Naik Jadi Rp1.131.000 per Gram

Ke depan, bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai. Didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. ‘’Seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI bersama pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,’’ ujarnya.

Berdasar rasio pendanaan eksternal bruto, senior economist DBS Bank Radhika Rao menilai bahwa posisi cadangan devisa Indonesia masih sangat kuat. Perhitungan itu membandingkan cadangan devisa dengan utang. ”Sehingga penurunan pada awal tahun ini bukan masalah,” katanya.

Radhika menyatakan, nilai tukar rupiah tengah fluktuatif. Hanya, yang harus diingat, tekanan tidak hanya terjadi pada rupiah. Sebagian besar mata uang negara-negara juga melemah. ”Tentu saja, ada periode singkat pelemahan mata uang yang disebabkan politik. Di tahun pemilu, sumber ketidakpastian itu selalu ada,” ungkapnya.

Baca Juga:  Debut Tecno Spark 6 Go Sukses Raih Respon Positif

Sejauh ini, lanjut dia, rupiah bergerak tidak terlalu jauh dari Rp15.500 per dolar AS. Namun, dia meyakini rupiah akan menguat. ”Perkiraannya berada di level Rp15.050 sampai Rp15.100 per dolar AS pada akhir tahun. Proyeksi cadangan devisa di posisi 148 miliar–150 miliar dolar AS,” tuturnya.

Dari sisi global, dia memperkirakan USD melemah. Seiring dengan wacana pemangkasan suku bunga The Fed. Pada momentum itu, rupiah bakal menguat tahun ini.(han/dio/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari