PELALAWAN (RIAUPOS.CO) – Multistakeholder mulai dari pemerintah, pelaku usaha, asosiasi dan pelaku industri fashion sepakati optimalisasi pemakaian bahan baku dalam negeri. Ini guna mendongkrak kinerja tekstil dan produk tekstil Indonesia (TPT), Jumat (6/9).
Kesempatan bersama ini ditandai dengan adanya penandatanganan oleh perwakilan pelaku industri tekstil dalam acara multistakeholder dalam forum bertema ”Upaya Mengoptimalkan Pemakaian Bahan Baku Dalam Negeri untuk Produk TPT Indonesia” yang dilaksanakan di Hotel Unigraha, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau.
Hadir dalam penandatanganan itu, Direktur APR Ben Poon, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, Sekretaris Jenderal Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita, Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba, perwakilan desainer dalam Indonesia Fashion Chambers Yufie Safitri Sobari dan lainnya.
"Kami juga mendorong penggunaan bahan baku dalam negeri untuk industri tekstil, seperti serat rayon sebagai alternatif bahan baku selain kapas dan polyster sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor," kata Achmad Sigit.
Selain itu, ia mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan kinerja tekstil Indonesia dengan melaksanakan beberapa kebijakan dan regulasi serta mendorong peningkatan investasi di bidang tekstil.
"Dari investasi yang dilakukan pada industri rayon diharapkan juga dapat mendorong peningkatan kinerja produk TPT yang berorientasi ekspor sehingga Indonesia semakin dekat untuk merealisasikan target dalam Making Indonesia 4.0," paparnya.
Sementara Direktur APR Basrie Kamba mengatakan, APR melihat viscose rayon bisa menjadi motor baru bagi tekstil Indonesia di pasar dunia.
“Dengan sejumlah keunggulan seperti berbahan baku dari bumi Indonesia, biodegradable, dengan harga yang bersaing, rayon bisa menjadi alternatif sekaligus masa depan bahan baku tekstil Indonesia,” sebut Basrie Kamba.
Laporan: Muslim Nurdin/*1
Editor: Edwir