Jumat, 22 November 2024

Fokus padaPengembangan Halal Food-Fashion Muslim

Bank Indonesia Perkuat Fondasi Ekonomi Syariah

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – EKONOMI dan keuangan syariah mengalami peningkatan. Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga. Makanan dan minuman halal serta fashion muslim (modest) menjadi fokus pengembangan industri ekonomi halal 2024.

”Ekonomi dan keuangan syariah pada 2023 mencapai momen yang sangat positif. Naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Untuk pariwisata ramah muslim, kita bahkan berada di peringkat pertama,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung akhir pekan lalu, Sabtu (2/3).

- Advertisement -

Dari sisi keuangan, lanjut dia, peran perbankan syariah terus meningkat. Tercermin dari pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil yang naik 15,8 persen sepanjang 2023. Angka tersebut di atas penyaluran kredit dan pembiayaan keuangan sektor riil secara keseluruhan yang tumbuh sekitar 10,5 persen.

Hanya, Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di antaranya, meningkatkan produksi, ketersediaan, dan bahan baku halal. Selain itu, pertumbuhan keuangan syariah belum optimal. Misalnya, mengembangkan model bisnis, memperluas basis investor, dan memanfaatkan digitalisasi.

Baca Juga:  Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan

Pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah juga masih menjadi pekerjaan rumah. Tercatat, indeks literasi keuangan syariah 2022 sebesar 9,14 persen. ‘’BI bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan para pegiat ekonomi syariah harus terus melakukan sosialisasi. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama. Butuh kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi,’’ tutur Juda.

- Advertisement -

Memasuki 2024, BI berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi ekonomi dan keuangan syariah. Salah satunya melalui pengembangan industri ekonomi halal. Berfokus pada sektor makanan dan minuman halal (halal food) serta fashion muslim.

Dari sisi halal food, strategi pengembangan ekosistem akan dilakukan melalui perluasan model ekosistem pertanian, perikanan, dan peternakan di pesantren. Serta jaminan produk halal. ”Termasuk peningkatan kapasitas RPH (rumah potong hewan) dan RPA (rumah potong ayam). Lalu, pengembangan ekosistem ekspor produk halal,” terangnya.

Untuk fashion muslim, penyelenggaraan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) sebagai event fashion muslim rujukan dunia juga akan di-scale-up. Meliputi penguatan branding dan promosi yang berfokus pada brand awareness. Mengusung produk ready-to-wear di segmen high-end dan premium.

Baca Juga:  PLN Bantu Pemerintah Daerah Pungut PPJ

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Keuangan Jasa Keuangan dan Pasar Modal Arief Wibisono mengungkapkan bahwa aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp2.452,7 triliun atau tumbuh 6,7 persen year-on-year (YoY) per September 2023. Mencakup aset pasar modal syariah sebesar Rp77,3 triliun atau naik 55,94 persen YoY. Ada pula aset perbankan syariah sebesar Rp831,94 triliun atau tumbuh 33,92 persen YoY serta industri keuangan nonbank (IKNB) syariah yang bertambah 6,6 persen secara tahunan sebanyak Rp162,85 triliun. ”Market share keuangan syariah nasional juga mengalami kenaikan signifikan. Perinciannya, pasar keuangan 20,52 persen, perbankan syariah 7,27 persen, dan IKNB syariah 5 persen,” jelas Arief.

Meski demikian, besaran porsi aset keuangan syariah terhadap keseluruhan aset di Indonesia masih rendah. Hanya mencakup 10,81 persen.(han/dio/esi)

Laporan JPG, Jakarta

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – EKONOMI dan keuangan syariah mengalami peningkatan. Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga. Makanan dan minuman halal serta fashion muslim (modest) menjadi fokus pengembangan industri ekonomi halal 2024.

”Ekonomi dan keuangan syariah pada 2023 mencapai momen yang sangat positif. Naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Untuk pariwisata ramah muslim, kita bahkan berada di peringkat pertama,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung akhir pekan lalu, Sabtu (2/3).

- Advertisement -

Dari sisi keuangan, lanjut dia, peran perbankan syariah terus meningkat. Tercermin dari pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil yang naik 15,8 persen sepanjang 2023. Angka tersebut di atas penyaluran kredit dan pembiayaan keuangan sektor riil secara keseluruhan yang tumbuh sekitar 10,5 persen.

Hanya, Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di antaranya, meningkatkan produksi, ketersediaan, dan bahan baku halal. Selain itu, pertumbuhan keuangan syariah belum optimal. Misalnya, mengembangkan model bisnis, memperluas basis investor, dan memanfaatkan digitalisasi.

- Advertisement -
Baca Juga:  RM Mega Rasa Hadirkan Cita Rasa Minang dan Melayu

Pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah juga masih menjadi pekerjaan rumah. Tercatat, indeks literasi keuangan syariah 2022 sebesar 9,14 persen. ‘’BI bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan para pegiat ekonomi syariah harus terus melakukan sosialisasi. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama. Butuh kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi,’’ tutur Juda.

Memasuki 2024, BI berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi ekonomi dan keuangan syariah. Salah satunya melalui pengembangan industri ekonomi halal. Berfokus pada sektor makanan dan minuman halal (halal food) serta fashion muslim.

Dari sisi halal food, strategi pengembangan ekosistem akan dilakukan melalui perluasan model ekosistem pertanian, perikanan, dan peternakan di pesantren. Serta jaminan produk halal. ”Termasuk peningkatan kapasitas RPH (rumah potong hewan) dan RPA (rumah potong ayam). Lalu, pengembangan ekosistem ekspor produk halal,” terangnya.

Untuk fashion muslim, penyelenggaraan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) sebagai event fashion muslim rujukan dunia juga akan di-scale-up. Meliputi penguatan branding dan promosi yang berfokus pada brand awareness. Mengusung produk ready-to-wear di segmen high-end dan premium.

Baca Juga:  Warga Antre Tukar Uang Pecahan Baru

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Keuangan Jasa Keuangan dan Pasar Modal Arief Wibisono mengungkapkan bahwa aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp2.452,7 triliun atau tumbuh 6,7 persen year-on-year (YoY) per September 2023. Mencakup aset pasar modal syariah sebesar Rp77,3 triliun atau naik 55,94 persen YoY. Ada pula aset perbankan syariah sebesar Rp831,94 triliun atau tumbuh 33,92 persen YoY serta industri keuangan nonbank (IKNB) syariah yang bertambah 6,6 persen secara tahunan sebanyak Rp162,85 triliun. ”Market share keuangan syariah nasional juga mengalami kenaikan signifikan. Perinciannya, pasar keuangan 20,52 persen, perbankan syariah 7,27 persen, dan IKNB syariah 5 persen,” jelas Arief.

Meski demikian, besaran porsi aset keuangan syariah terhadap keseluruhan aset di Indonesia masih rendah. Hanya mencakup 10,81 persen.(han/dio/esi)

Laporan JPG, Jakarta

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari