PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pada bulan Februari 2022, Riau mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,81.
Kepala BPS Riau Misfaruddin mengatakan dengan besaran inflasi Februari 2022 tersebut, inflasi tahun kalender atau periode Januari hingga Februari tahun 2022 sebesar 0,96 persen dan inflasi tahun ke Tahun atau periode Februari 2021-Februari 2022 sebesar 2,40 persen.
"Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, satu kota mengalami inflasi yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 0,43 persen. Sedangkan dua kota lainnya mengalami deflasi yaitu Dumai sebesar 0,38 persen dan Tembilahan sebesar 0,78 persen," ujar Misfaruddin, Selasa (1/3).
Ia menjelaskan inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sembilan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,89 persen, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,81 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,75 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,67 persen.
Selanjutnya kelompok transportasi sebesar 0,50 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dan kelompok pendidikan masing-masing sebesar 0,18 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,04 persen.
"Di sisi lain dua kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,43 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen," ujarnya.
Lanjut Misfaruddin, komoditas yang memberikan andil peningkatan harga pada Februari 2022, antara lain cabai merah, tomat, bawang merah, ikan serai, rokok kretek fiter, tarif angkutan udara, telepon seluler, bayam dan ikan nila.
"Sementara komoditas yang memberikan andil penurunan harga, antara lain telur ayam ras, minyak goreng, ayam hidup, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, beras dan kentang," sebutnya.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, enam kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Gunungsitoli dan Kota Pekanbaru masing-masing sebesar 0,43 persen, diikuti oleh Kota Padangsidimpuan sebesar 0,37 persen.
"Sementara itu deflasi terjadi di 18 kota, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,08 persen, diikuti Kota Lhokseumawe sebesar 0,99 persen dan Kota Meulaboh sebesar 0,87 persen," ujarnya.(anf)