- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Musim hujan dan cuaca dingin seperti saat ini enaknya memang makan makanan berkuah panas. Dan dalam pikiran Pak Indra, terbayang semangkok mi rebus dan telur.
Pak Indra pun berinisiatif memasak mi instan plus telur. Sayangnya, stok mi instan di rumah sedang kosong.
- Advertisement -
Bermodal uang Rp5.000 di kantong celananya, Pak Indra pergi ke warung untuk membeli mi instan dan telur.
Dan karena ingin sambil jalan-jalan, warung yang dituju Pak Indra agak jauh dari rumahnya. Dengan mengendarai sepeda motornya, Pak Indra menuju ke warung.
Tapi, dalam perjalanan, roda belakang sepeda motornya seperti bergoyang. Motor terasa berat. Ternyata roda belakang motornya itu bocor.
- Advertisement -
”Alamak…!!! Pakai bocor pula bannya. Mana uang cuma Rp5.000,” ujar Pak Indra sambil berjalan dan menuntun sepeda motornya ke tempat bengkel.
Untung saja tukang tambal ban itu teman Pak Indra. Alhasil uang Rp5.000 di kantongnya diberikan ke temannya si tukang tambal ban.
”Untung saja nempel di sini Pak Indra. Kalau tempat lain, kurang Rp10 ribu lagi ne,” ujar si tukang tambal ban itu sambil tertawa geli karena mendengar cerita Pak Indra yang gagal membeli mi.(ilo)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Musim hujan dan cuaca dingin seperti saat ini enaknya memang makan makanan berkuah panas. Dan dalam pikiran Pak Indra, terbayang semangkok mi rebus dan telur.
Pak Indra pun berinisiatif memasak mi instan plus telur. Sayangnya, stok mi instan di rumah sedang kosong.
- Advertisement -
Bermodal uang Rp5.000 di kantong celananya, Pak Indra pergi ke warung untuk membeli mi instan dan telur.
Dan karena ingin sambil jalan-jalan, warung yang dituju Pak Indra agak jauh dari rumahnya. Dengan mengendarai sepeda motornya, Pak Indra menuju ke warung.
- Advertisement -
Tapi, dalam perjalanan, roda belakang sepeda motornya seperti bergoyang. Motor terasa berat. Ternyata roda belakang motornya itu bocor.
”Alamak…!!! Pakai bocor pula bannya. Mana uang cuma Rp5.000,” ujar Pak Indra sambil berjalan dan menuntun sepeda motornya ke tempat bengkel.
Untung saja tukang tambal ban itu teman Pak Indra. Alhasil uang Rp5.000 di kantongnya diberikan ke temannya si tukang tambal ban.
”Untung saja nempel di sini Pak Indra. Kalau tempat lain, kurang Rp10 ribu lagi ne,” ujar si tukang tambal ban itu sambil tertawa geli karena mendengar cerita Pak Indra yang gagal membeli mi.(ilo)