Jumat, 20 September 2024

Kematian Randi Musibah dan Tragedi Demokrasi Indonesia

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tewasnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Muhammad Randi akibat tertembak saat melakukan unjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) turut mengundang keprihatinan. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan rasa bela sungkawanya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun mengajak keluarga besar angkatan muda Muhammadiyah memanjatkan doa terbaik bagi almarhum.

“Memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah,” kata Din dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9).

Alumni IMM ini pun turut menyesalkan tindakan represif yang dilakukan aparat. Menurutnya, kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) itu merupakan musibah dan tragedi bagi demokrasi Indonesia.

- Advertisement -
Baca Juga:  DPR Inisiasi Revisi UU KPK, Begini Respons Jokowi

“Menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang patut disesalkan,” ucap Din.

Din dengan tegas mendesak adanya pengusutan yang jujur dan transparan dalam kasus ini. Dia juga meminta tim internal Muhammadiyah untuk melakukan autopsi agar tidak menimbulkan fitnah ke publik.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Din mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme.

“Serta selalu kompak dalam menegakkan amar makruf nahyi munkar,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: wws

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tewasnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Muhammad Randi akibat tertembak saat melakukan unjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) turut mengundang keprihatinan. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan rasa bela sungkawanya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun mengajak keluarga besar angkatan muda Muhammadiyah memanjatkan doa terbaik bagi almarhum.

“Memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah,” kata Din dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9).

Alumni IMM ini pun turut menyesalkan tindakan represif yang dilakukan aparat. Menurutnya, kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) itu merupakan musibah dan tragedi bagi demokrasi Indonesia.

Baca Juga:  Wali Kota Hadiri Konferensi Daerah PGRI Kota Dumai

“Menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang patut disesalkan,” ucap Din.

Din dengan tegas mendesak adanya pengusutan yang jujur dan transparan dalam kasus ini. Dia juga meminta tim internal Muhammadiyah untuk melakukan autopsi agar tidak menimbulkan fitnah ke publik.

Lebih lanjut, Din mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme.

“Serta selalu kompak dalam menegakkan amar makruf nahyi munkar,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: wws

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari