PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Bencana kabut asap semakin parah, pada Rabu (19/9). Jarak pandang Pekanbaru hanya 500 meter. Aksi peduli akan kesehatan warga pun dilakukan, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) dengan membagikan 15 ribu masker di 12 titik jalan di Kota Pekanbaru.
Koordinator Asperindo Sumatera I, Yana Mulyana mengatakan kondisi kabut asap tidak hanya menghalangi pandangan, tapi juga menganggu pernapasan. Maka, selain pembagian masker gratis, pihaknya juga menyiapkan dua unit mobil ambulans dan tabung oksigen.
"Dari 15 ribu masker itu, ada 7.500 masker di antara merupakan tipe N95 yang juga kami bagikan kepada masyarakat. Pembagian ini melibatkan seluruh perusahaan jasa pengiriman yang bergabung di Asperindo," ujar Yana, kemarin (18/9).
Sebelumnya pada 2015 lalu, Asperindo juga membagikan sebanyak 66 ribu masker. Berkurangnya jumlah ini, kata dia, karena ekonomi mengalami penurunan. Ditambah pula dengan adanya kebijakan dari pemerintah yang menaikan surat muatan udara sewa gedung serta biaya operasional udara yang cukup memberatkan pengusaha Asperindo Riau tersebut.
"Tentunya dengan kedatangan Presiden Joko Widodo diharapkan dapat mengulang kesuksesan Presiden SBY yang sempat berkantor di Riau dalam upaya memadamkan api," jelasnya.
Berkaca pada 2015 lalu, musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebabkan kabut asap membuat semua sektor lumpuh termasuk jasa pengiriman ekspres. Saat itu, selama tiga bulan tidak beroperasi untuk jalur penerbangan sehingga teman-teman tidak bisa bekerja.
"Kalau sekarang belum ada pengaruh. Makanya, kami juga mendesak pemerintah daerah untuk fokus tangani asap ini. Mudah-mudahan aksi simpati memberikan manfaat kepada masyarakat," jelasnya.
Di sela aksi pembagian masker di MTQ itu, Ketua DPW Asperindo Riau Yandri Sandi Lubis mengatakan tindakan preventif mereka ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban masyarakat. Bagi industri jasa pengiriman yang mengutamakan kecepatan dan kepercayaan layanan kepada masyarakat tentunya mengharapkan tidak ada kendala dengan adanya asap tersebut.
"Kalau barang lama sampai ke konsumen, otomatis marah ke kami. Sampai sekarang juga belum ada keluhan dari pelaku industri jasa pengiriman juga serta keluhan barang lambat masuk dan datang juga belum ada," sebutnya.
Meski begitu, pengaruh tetap ada seperti untuk pagi masih ada kondisi delay (tunda), sedangkan pengiriman siang menjelang malam telah berjalan normal. Apalagi, Bandara SSK II Pekanbaru juga beberapa tahun belakangan ini juga terus melakukan pembenahan di ILS sehingga bisa mengurangi dampak kabut asap itu.(*1)