PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Para tim dosen dari FPK Jurusan Teknologi Hasil Perikanan dan FE Universitas Riau terus melakukan inovasi terkini dalam bidang pengolahan ikan. Bahkan kali ini, para dosen melatih untuk pengembangan aneka kuliner berbasis ikan pada kelompok mahasiswa pengolahan hasil perikanan sebagai cikal bakal wirausaha baru (Ke 2).
Menurut Ketua Tim Dr, Teten Suparmi MSi, Sabtu (2/7) kepada Riau Pos, kegiatan yang didanai oleh DIPA Universitas Riau melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau untuk melaksanakan pelatihan yang diikuti oleh kelompok mahasiswa yang bernaung dalam Fish Production Club (FPC ) sebagai mitra, kegiatan yang beranggotakan Dr. Sumarto. Prof. Dewita, Dr Hendro Ekwarso dan Santhy W. MSi , juga mengundang narasumber dari luar seperti Waka Sekjend MPHPI Jakarta Taufik Hidayat MSi, lalu Wirausahan Jagad Ikan Asap Jakarta Rudi Aldino S.Kom, UMKM Sate Bandeng, Serang Banten Ratu Toety Machfudoh dan Mahardi MSc. dari FE Unri.
Menurut Teten Suparmi "Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan wirausaha-wirausaha baru yang mandiri berbasis ipteks bidang perikanan baik hulu maupun hilir ,dan berusaha menyelesaikan masalah pengangguran yang berasal dari kampus khususnya dibidang perikanan, "
Sementara untuk metode pelaksanaan pelatihannya sendiri, dijelaskan Teten lagi, mengacu kepada Participatory Action Learning System (PALS). Dimana, prinsip dasar dari metode ini adalah pelibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran aktif partisipan dalam program kewirausahaan secara alamiah dengan segala pendekatan sehingga membentuk suatu sistem interaksi pembelajaran secara partisipatif, baik secara personal maupun kelompok Kegiatan dilaksanakan secara haibride yaitu penyampaian materi secara online oleh narasumber yang berada diluar Provinsi Riau.
Sedangkan, praktek pengolahan dilaksanakan secara off line yaitu memproduksi aneka kuliner berbahan dasar ikan mengacu kepada penuntun yang sudah di jelaskan dalam penyampaian materi, semua peserta mengikuti dengan seksama serta sangat antusias.
"Sebahagian besar para peserta merasakan manfaat dari pelatihan ini. Bahkan, mereka sangat bersemangat dan merasa penerapan teknologi ini sangat mudah diadopsi sehingga termotivasi untuk berwirausaha, " Ungkap Teten Suparmi
Guna mencapai semua itu, dibutuhkan kolaborasi antara tim yang sangat efektif, sehingga para peserta mudah untuk menerima ilmu yang diberikan dengan suasan kekeluargaan, dan telah terbentuknya kelompok usaha walaupun masih dalam unit kecil. Bahkan, hal ini dapat di jadikan sebagai indikator bahwa peserta pelatihan mempunyai minat dan ketertarikan dalam usaha kuliner tersebut.
"Keterlibatan mahasiswa dan alumni mendukung lancarnya progaram pelatihan telah memotivasi peserta untuk berkarya sebagai wirausahawan, " Terangnya.Bukan itu saja, keterlibatan Universitas dalam kegiatan ini juga sangat penting, karena dapat membantu bagi mereka untuk mengembangkan usaha dan dapat membangun kerjasama, sehingga dibutuhkan media promosi produk untuk pelaksanaan pendampingan dan pembinaan.
Pelatihan skills dan manajemen perlu dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kewirausahaan, mendorong tumbuhnya motivasi berwirausaha, meningkatkan pemahaman manajemen (organisasi, produksi, keuangan, dan pemasaran) serta membuat rencana bisnis atau studi kelayakan usaha.
"Kedepan diharapkan adanya peserta yang menjadi wirausaha mandiri setiap tahun minimal 25% dari peserta yang menjadi wirausahawan mandiri sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat, " Tutup nya. (Ayi)