Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Distributor Pusing Tekan Harga Cabai di Riau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga cabai di beberapa daerah di Riau terus mengalami kenaikan. Sejumlah distributor di Kepulauan Meranti tak mampu berbuat banyak untuk menekan harga jual cabai merah yang melambung dua kali lipat dari harga normal.

Demikian diceritakan oleh Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM Kepulauan Meranti Marwan kepada Riau Pos, Selasa (14/6).

"Tadinya mereka (distributor) pikir hanya pasokan dari Sumbar yang tinggi harganya. Namun setelah survei oleh agen di sini, ternyata Medan juga tinggi. Lebih kurang saja. Untuk itu saat ini mereka tak mampu berbuat banyak dan menunggu kebijakan dari pemerintah juga," ungkapnya.

Untuk itu saat ini mereka bersama perwakilan pemda dari kabupaten, kota hingga Pemprov Riau sedang mencari jalan keluar terhadap persoalan tersebut yang tergabung dalam tim pemantau pemantau dan pengendali inflasi daerah (TPID).

"Namun rapat ini belum selesai dan masih berlangsung. Karena harga komoditas seperti harga cabai cukup berperan penting menyumbang kenaikan inflasi. Untuk itu kami masih menunggu atensi Pemprov Riau akhir dari rapat terkait," ungkapnya.

Kenaikan harga cabai juga terjadi  di Indragiri Hilir (Inhil). Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtrin) Inhil Doan D, kenaikan harga cabai hingga diatas Rp 100.000 per kg disebabkan gagal panen petani di daerah penghasil cabai.

"Sementara permintaan meningkat, maka terjadilah kenaikan harga cabai di pasaran,"ungkap Doan D, Selasa (14/6).

Siklus kenaikan mulai dialami dari tingkat agen, lalu diturunkan ke tingkat pengecer. Dampaknya tentu akan dirasakan masyarakat selaku konsumen cabai. Hal ini diperburuk lagi, jika satu daerah bukan merupakan penghasil cabai. Secara otomatis daerah itu berharap pasokan dari daerah produsen, seperti Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). "Kami berharap agen-agen dapat produsen alternatif. Sehingga pasokan dan stok terjaga. Harga bisa stabil kembali,"jelasnya.

Kendati demikian, titik yang menjadi titik pantauan Disdagtrin, terdapat kekosongan stok cabai, mereka tetap menelusuri dan melakukan monitoring harha pokok yang mengalami kenaikan signifikan. Hal yang sama disampaikan Sekretaris Disdagtrin Inhil Wanhar. Pihaknya akan melakukan pemantauan stok dan harga bersama-sama pihak terkait. Hal ini guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya permainan.

Baca Juga:  Pajak Daerah Capai Rp627 M

Di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) harga cabai merah juga masih berkisar Rp120 ribu per kilogram. Harga cabai naik dibanding dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp50 ribu per kilogram.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Inhu, Evy Irma Junita mengatakan bahwa, hanga cabai merah mulai naik harga sejak Ahad (12/6). "Kenaikan harga cabai merah ini terjadi di semua pasar tradisional yang ada di Kabupaten Inhu," sebut Evy Irma Junita, Selasa (14/6).

Penyebab harga cabai merah naik harga dari sebelumnya, semata-mata disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari petani. Di mana, pasokan cabai merah yang mengisi sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Inhu berasal dari Sumatera Barat. Bagitu juga dengan hasil panen petani cabai merah lokal, juga belum masuk masa panen.

"Ada beberapa titik petani cabai di Kabupaten Inhu, saat ini belum masuk masa panen," ungkapnya.

Namun demikian, hingga saat ini ketersediaan cabai merah masih mencukupi. "Selain cabai merah, ada sejumlah bahan kebutuhan pokok juga mengalami naik harga seperti bawang merah dan lainnya," terang Evy.

Kenaikan juga dirasakan warga Dumai. Harga cabai terus mengalami kenaikan dalam dua pekan sebelumnya. Sempat bertahan diharga Rp60 ribu selama dua pekan, harga cabai kembali naik dan menembus Rp100 ribu di sejumlah pasar tradisional.

Baiknya harga cabai merah dalam dua pekan belakangan ini membuat sejumlah ibu rumah tangga pusing untuk mengatur keuangan keluarga mereka karena kenaikan harga yang sangat signifikan. Bahkan Emak-Emak mulai menepuk Jidat, karena harga cabai merah yang awalnya Rp60 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp100 ribu per kilogram, bahkan hal tersebut diperparah dengan harga bawang merah yang ikut meningkat.

Bahkan Suryati sempat terkejut saat berbelanja di Pasar Tradisional Dock Yard. Dirinya mengaku kesal karena harga cabai merah yang naik semakin tinggi.

"Belum selesai minyak goreng yang harganya tak turun turun, saat ini udah cabai merah pulak naik. Naiknya tak tanggung ‎tanggung harganya Rp100 ribu per kg, kan gila tu, mana minyak goreng masih mahal, hemmm entahlah," ketusnya, Selasa (14/6)

Baca Juga:  Solusi Life Finance dari Jenius untuk Warga Digital Savvy Pekanbaru

Tak hanya, cabai merah yang harganya meningkat, Siska mengaku harga bawang merah juga naik tinggi, yang mana saat ini harganya sudah mencapai Rp70 ribu per kg. "Lama lama tak makan cabaikami, tolonglah pemerintah pantau harga harga bahan dapur ni. Sdah penghasilan tetap, bahan bahan harganya pada naik," sebutnya.

Masih di tempat yang sama, Ujang, pedagang di pasar Dock Yard mengatakan, bahwa kenaikan harga cabai tersebut dipicu pasokan yang menurun dari daerah pemasok. "Harga jual cabai merah mulai Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan ini sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu," sebutnya.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Kota Dumai, Hermanto membenarkan ada kenaikan harga cabai merah yang menyentuh Rp100 ribu per kg.

"Tapi harga ini tak hanya di kota Dumai, hampir merata di beberapa daerah di Provinsi Riau, bahkan di Kota Pekanbaru harganya ada yang lebih dari Rp100 ribu per kg," jelasnya.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai bisa disebabkan berbagai kemungkinan, bisa jadi akibat stok yang terbatas, gagal panen dan lain sebagainya, sementara permintaan masyarakat cukup tinggi. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga cabai merah ini. Seperti faktor distribusi, gagal panen, stok terbatas dan lain sebagainya, sementara permintaan masyarakat cukup tinggi.

Diakuinya, jika memang tren kenaikan harga cabai terus meningkat, pihaknya akan koordinasikan dengan Dinas Perdagangan Provinsi dan Kementerian Perdagangan untuk mengambil langkah – langkah serta mencari solusi agar harga cabai normal kembali.

"Kita akan terus memantau penyebab kenaikan harga cabai dan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Mudah-mudahan segera mendapatkan solusi agar harga cabai merah kembali normal," harapnya.

Hermanto mengatakan Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Perdagangan akan terus mengawasi pergerakan harga sembako di pasar-pasar tradisional. "Kita punya tim melibatkan instansi terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan untuk mengawasi harga dan ketersediaan sembako di Kota Dumai. Pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok," ujarnya.(wir/ind/kas/mx12)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga cabai di beberapa daerah di Riau terus mengalami kenaikan. Sejumlah distributor di Kepulauan Meranti tak mampu berbuat banyak untuk menekan harga jual cabai merah yang melambung dua kali lipat dari harga normal.

Demikian diceritakan oleh Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM Kepulauan Meranti Marwan kepada Riau Pos, Selasa (14/6).

- Advertisement -

"Tadinya mereka (distributor) pikir hanya pasokan dari Sumbar yang tinggi harganya. Namun setelah survei oleh agen di sini, ternyata Medan juga tinggi. Lebih kurang saja. Untuk itu saat ini mereka tak mampu berbuat banyak dan menunggu kebijakan dari pemerintah juga," ungkapnya.

Untuk itu saat ini mereka bersama perwakilan pemda dari kabupaten, kota hingga Pemprov Riau sedang mencari jalan keluar terhadap persoalan tersebut yang tergabung dalam tim pemantau pemantau dan pengendali inflasi daerah (TPID).

- Advertisement -

"Namun rapat ini belum selesai dan masih berlangsung. Karena harga komoditas seperti harga cabai cukup berperan penting menyumbang kenaikan inflasi. Untuk itu kami masih menunggu atensi Pemprov Riau akhir dari rapat terkait," ungkapnya.

Kenaikan harga cabai juga terjadi  di Indragiri Hilir (Inhil). Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtrin) Inhil Doan D, kenaikan harga cabai hingga diatas Rp 100.000 per kg disebabkan gagal panen petani di daerah penghasil cabai.

"Sementara permintaan meningkat, maka terjadilah kenaikan harga cabai di pasaran,"ungkap Doan D, Selasa (14/6).

Siklus kenaikan mulai dialami dari tingkat agen, lalu diturunkan ke tingkat pengecer. Dampaknya tentu akan dirasakan masyarakat selaku konsumen cabai. Hal ini diperburuk lagi, jika satu daerah bukan merupakan penghasil cabai. Secara otomatis daerah itu berharap pasokan dari daerah produsen, seperti Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). "Kami berharap agen-agen dapat produsen alternatif. Sehingga pasokan dan stok terjaga. Harga bisa stabil kembali,"jelasnya.

Kendati demikian, titik yang menjadi titik pantauan Disdagtrin, terdapat kekosongan stok cabai, mereka tetap menelusuri dan melakukan monitoring harha pokok yang mengalami kenaikan signifikan. Hal yang sama disampaikan Sekretaris Disdagtrin Inhil Wanhar. Pihaknya akan melakukan pemantauan stok dan harga bersama-sama pihak terkait. Hal ini guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya permainan.

Baca Juga:  PTM Terbatas Kembali Diterapkan

Di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) harga cabai merah juga masih berkisar Rp120 ribu per kilogram. Harga cabai naik dibanding dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp50 ribu per kilogram.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Inhu, Evy Irma Junita mengatakan bahwa, hanga cabai merah mulai naik harga sejak Ahad (12/6). "Kenaikan harga cabai merah ini terjadi di semua pasar tradisional yang ada di Kabupaten Inhu," sebut Evy Irma Junita, Selasa (14/6).

Penyebab harga cabai merah naik harga dari sebelumnya, semata-mata disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari petani. Di mana, pasokan cabai merah yang mengisi sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Inhu berasal dari Sumatera Barat. Bagitu juga dengan hasil panen petani cabai merah lokal, juga belum masuk masa panen.

"Ada beberapa titik petani cabai di Kabupaten Inhu, saat ini belum masuk masa panen," ungkapnya.

Namun demikian, hingga saat ini ketersediaan cabai merah masih mencukupi. "Selain cabai merah, ada sejumlah bahan kebutuhan pokok juga mengalami naik harga seperti bawang merah dan lainnya," terang Evy.

Kenaikan juga dirasakan warga Dumai. Harga cabai terus mengalami kenaikan dalam dua pekan sebelumnya. Sempat bertahan diharga Rp60 ribu selama dua pekan, harga cabai kembali naik dan menembus Rp100 ribu di sejumlah pasar tradisional.

Baiknya harga cabai merah dalam dua pekan belakangan ini membuat sejumlah ibu rumah tangga pusing untuk mengatur keuangan keluarga mereka karena kenaikan harga yang sangat signifikan. Bahkan Emak-Emak mulai menepuk Jidat, karena harga cabai merah yang awalnya Rp60 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp100 ribu per kilogram, bahkan hal tersebut diperparah dengan harga bawang merah yang ikut meningkat.

Bahkan Suryati sempat terkejut saat berbelanja di Pasar Tradisional Dock Yard. Dirinya mengaku kesal karena harga cabai merah yang naik semakin tinggi.

"Belum selesai minyak goreng yang harganya tak turun turun, saat ini udah cabai merah pulak naik. Naiknya tak tanggung ‎tanggung harganya Rp100 ribu per kg, kan gila tu, mana minyak goreng masih mahal, hemmm entahlah," ketusnya, Selasa (14/6)

Baca Juga:  Pencegahan Jadi Prioritas

Tak hanya, cabai merah yang harganya meningkat, Siska mengaku harga bawang merah juga naik tinggi, yang mana saat ini harganya sudah mencapai Rp70 ribu per kg. "Lama lama tak makan cabaikami, tolonglah pemerintah pantau harga harga bahan dapur ni. Sdah penghasilan tetap, bahan bahan harganya pada naik," sebutnya.

Masih di tempat yang sama, Ujang, pedagang di pasar Dock Yard mengatakan, bahwa kenaikan harga cabai tersebut dipicu pasokan yang menurun dari daerah pemasok. "Harga jual cabai merah mulai Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan ini sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu," sebutnya.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Kota Dumai, Hermanto membenarkan ada kenaikan harga cabai merah yang menyentuh Rp100 ribu per kg.

"Tapi harga ini tak hanya di kota Dumai, hampir merata di beberapa daerah di Provinsi Riau, bahkan di Kota Pekanbaru harganya ada yang lebih dari Rp100 ribu per kg," jelasnya.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai bisa disebabkan berbagai kemungkinan, bisa jadi akibat stok yang terbatas, gagal panen dan lain sebagainya, sementara permintaan masyarakat cukup tinggi. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga cabai merah ini. Seperti faktor distribusi, gagal panen, stok terbatas dan lain sebagainya, sementara permintaan masyarakat cukup tinggi.

Diakuinya, jika memang tren kenaikan harga cabai terus meningkat, pihaknya akan koordinasikan dengan Dinas Perdagangan Provinsi dan Kementerian Perdagangan untuk mengambil langkah – langkah serta mencari solusi agar harga cabai normal kembali.

"Kita akan terus memantau penyebab kenaikan harga cabai dan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Mudah-mudahan segera mendapatkan solusi agar harga cabai merah kembali normal," harapnya.

Hermanto mengatakan Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Perdagangan akan terus mengawasi pergerakan harga sembako di pasar-pasar tradisional. "Kita punya tim melibatkan instansi terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan untuk mengawasi harga dan ketersediaan sembako di Kota Dumai. Pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok," ujarnya.(wir/ind/kas/mx12)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari