PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau menggelar kegiatan Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Pelalawan 2022 di aula Bappeda Pelalawan, Senin (13/6).
Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Bupati Pelalawan H Nasrudin ini mengambil tema "Penguatan Komitmen dan Peran Pemerintah Daerah dalam Konvergensi Penurunan Stunting di Kabupaten Pelalawan''. Hadir pada acara tersebut Koordinator Bidang Adpin Dra Sri Wahyuni MSi, Plt Kadis DP3AP2KB Pelalawan Prima Mardekawati, perwakilan Bappeda, Dinas Kesehatan dan Kantor Agama Pelalawan dan undangan lainnya.
Wakil Bupati Nasrudin mengatakan, Kabupaten Pelalawan merupakan kabupaten/kota di Riau yang menduduki peringkat ketiga stunting dengan angka 21,1 persen. Walaupun angkanya di bawah nasional, tapi Pelalawan diberi target menurunkan stuntng 10,87 pada 2024.
''Kami dari pemerintah daerah telah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting ini. Hal ini telah kami lakukan dengan membuat tim percepatan penurunan stunting (TPPS) mulai dari camat hingga kepala desa. Semoga dengan adanya TPPS ini, jumlah stunting di Pelalawan menurun,'' kata Nasrudin.
Dijelaskan Nasrudin, Ia mengatakan saat ini satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting. Persoalan ini bukan bangsa di masa sekarang saja, melainkan menyangkut masa depan, karena anak-anak adalah generasi penerus.
"Untuk itu bagaimana kita bisa mencapai visi Indonesia emas 2045, kalau modal dasarnya yaitu anak-anak bangsa mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Koordinator Adpin BKKBN Riau Sri Wahyuni mengatakan, hasil SSGI tahun 2021 menjunjukkan angka prevalensi stunting nasional berada di angka prevalensi stunting nasional bersda di angka 24,4 persen, di mana Riau berada di angka 22,3 persen dan kabupaten pelalawsn berada di angka 21,2 persen.
''Walaupun angka stunting di Riau dan Kabupaten Pelalawan berada di bawah angka stunting nasionaal, tapi masih di atas target WHO 20 persen. Kami tidak bisa lengah karena ditargetkan dapat menurjnkan angka stunting 14 persen di tahun 2024,'' ujarnya.
Diitambahkannya, pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting di Riau harus diturunkan menjadi 18,88 persen di tahun 2022, 15,59 persen di tahun 2023 dan menjadi 10,87 persen di tagun 2024.
''Target ini bukanlah hal yang mudah kita capai. Untuk itu, perlu komitmen yang tinggi dari pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan untuk bersana-sana cari solusi dan inovasi dalam percepatan penurunsn angks stunting di seluruh tingkatan wilayah.Strategi nasional percepatan penurunan stunting dalam pelaksanaannya mengamatkan kepada BKKBN menyusun rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting.Untuk mendukung hal tersebut, BKKBN telah memfasilitasi pengadaan dan penyediaan komponen pendukung percepatan penurunan stunting,'' katanya.(eca)