JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perusahaan tranportasi berbasis online, Gojek menanggapi dengan santai terkait penolakan oleh pengusaha transportasi Big Taxi Blue Malaysia saat Gojek ingin melakukan ekpansi ke negeri jiran itu. Gojek sendiri tidak ambil pusing atas penolakan tersebut, karena pro dan kontra itu adalah yang biasa terjadi.
“Kami sangat mengapresiasi keterbukaan pemerintah Malaysia atas peluang yang diberikan bagi Gojek untuk dapat beroperasi di Malaysia,” kata Juru Bicara Gojek, Rindu Ragillia di Jakarta, Rabu (27/8).
“Fokus kami adalah untuk memberikan dampak sosial seluas-luasnya. Terkait dengan pro dan kontra yang terjadi, pasti ada jalan untuk mencari solusi terbaik buat semua pihak,” ulasnya.
Rindu menuturkan, perusahaan rintisan Nadiem Makarim itu pada prinsipnya mengutamakan koordinasi kepada pemerintah dan tidak mau melangkahi apa lagi mengangkangi aturan yang ada dimana pun Gojek beroperasi. Baik di Indonesia maupun di luar negeri.
"Kami selalu mengutamakan kolaborasi dengan pemerintah setempat dan seluruh pemangku kepentingan di mana Gojek beroperasi, seperti di Indonesia, Thailand, Vietnam dan Singapura," terangnya.
Dia mengatakan, kehadiran Gojek sendiri tidak berniat mengancam atau mematikan usaha lain. Gojek ingin fokus memberikan dampak sosial bagi masyarakat setempat. Dengan berbasis teknologi, Gojek hanya fokus kepada meningkatkan kualitas hidup khususnya masyarakat menengah kebawah secara ekonomi.
“Melalui teknologi, Gojek ingin membuka peluang adanya penghasilan tambahan, mendukung pengembangan usaha kecil menengah, serta memberikan manfaat luas kepada para mitra dan pengguna di Asia Tenggara,” terang Rindu.
Namun saat ditanya bagaimana langkah Gojek selanjutnya, Rindu enggan untuk menjawab. “Saat ini, dulu ini pernyataan yang bisa kami sampaikan ya,” cetusnya. Dia pun belum mau berkomentar terkait permintaan maaf dari pengusaha sekaligus pemilik Big Blue Taxi, Dato Shamsubahrin Ismail.(yus)
Laporan : Yusnir
Editor : Rindra Yasin