Selasa, 8 Juli 2025

Jokowi Jelaskan Urusan Minyak Goreng Bukan Persoalan Mudah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan urusan minyak goreng bukan merupakan persoalan yang mudah untuk ditangani oleh pemerintah, karena terdampak harga di tingkat global.

Hal itu disampaikan Presiden dalam arahannya pada acara Rakernas V organisasi relawan Projo, di Jawa Tengah, Sabtu, yang disaksikan secara virtual di Jakarta.

“Minyak goreng ini bukan persoalan mudah. Sudah sejak awal Januari saya melihat naik, naik, naik, kenapa? Sama seperti harga pangan lain, karena harga internasionalnya tinggi, harga globalnya tinggi, semua barang mengikuti, ketarik ke sana, karena harga minyak goreng terutama di Eropa, Amerika, naiknya tinggi,” ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara menekankan sudah beberapa kebijakan dilakukan untuk mendorong penurunan harga minyak goreng, namun harga tetap naik. Hingga akhirnya Presiden memutuskan menghentikan ekspor minyak goreng.

 

“Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop, harga TBS (tandan buah segar, red) sawitnya jatuh, turun. Petani sawit, pekerja sawit, 17 juta orang. Negara ini dipikir gampang, tidak mudah,” kata Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Mukjizat, Empat Balita Selamat dari Kebakaran Apartemen

Di sisi lain, kata Presiden, selain urusan petani dan pekerja sawit, pemerintah juga memikirkan urusan penerimaan negara, dari pajak sawit, bea ekspor sawit, bea keluar sawit, serta PNBP dari sawit, yang nilainya sangat besar, mencapai kurang lebih Rp60-70 triliun.

Besar sekali, padahal APBN sangat membutuhkan penerimaan negara. Jadi kenapa sampai 4 bulan kita tidak berani setop ekspor itu, juga karena itu. Tapi ini kuncinya sudah ketemu.Ini dalam 1-2 minggu in sya Allah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14 ribu,” jelas Presiden Jokowi.

Presiden pun mengakui terpaksa menekan produsen besar untuk menurunkan harga minyak goreng, demi kepentingan masyarakat banyak.

“Saya sebenarnya tidak senang menekan-nekan mekanisme pasar, itu tidak senang, tapi yang ini terpaksa harus dilakukan, harus dilakukan,” kata Jokowi.

Baca Juga:  PDPM Gelar Lomba Vidio dan Aksi Donor Darah

 

Presiden mengatakan sebelum menghadiri Rakernas V Projo dirinya sempat mengecek harga minyak goreng di Pasar Muntilan, Magelang. Di sana dia memperoleh informasi harga minyak goreng Rp14.500 per liter.

“Saya besok mau cek lagi di pasar-pasar lain. saya kira mungkin dalam 1-2 minggu ini semua pasar harganya kurang lebih seperti itu,” ujar Jokowi.

Lebih jauh Presiden menyampaikan harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Di Jerman, harga minyak goreng per liter Rp47 ribu, di Singapura Rp41 ribu per liter, di Amerika Rp45 ribu per liter.

Artinya,kata dia, Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi dan kenaikan harga-harga. Meskipun begitu, dia meminta masyarakat bersiap dengan berhemat dan menabung, guna menghadapi ketidakpastian kondisi global yang belum jelas dan tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan urusan minyak goreng bukan merupakan persoalan yang mudah untuk ditangani oleh pemerintah, karena terdampak harga di tingkat global.

Hal itu disampaikan Presiden dalam arahannya pada acara Rakernas V organisasi relawan Projo, di Jawa Tengah, Sabtu, yang disaksikan secara virtual di Jakarta.

“Minyak goreng ini bukan persoalan mudah. Sudah sejak awal Januari saya melihat naik, naik, naik, kenapa? Sama seperti harga pangan lain, karena harga internasionalnya tinggi, harga globalnya tinggi, semua barang mengikuti, ketarik ke sana, karena harga minyak goreng terutama di Eropa, Amerika, naiknya tinggi,” ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara menekankan sudah beberapa kebijakan dilakukan untuk mendorong penurunan harga minyak goreng, namun harga tetap naik. Hingga akhirnya Presiden memutuskan menghentikan ekspor minyak goreng.

 

- Advertisement -

“Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop, harga TBS (tandan buah segar, red) sawitnya jatuh, turun. Petani sawit, pekerja sawit, 17 juta orang. Negara ini dipikir gampang, tidak mudah,” kata Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Timsus Temukan CCTV Berisi Brigadir J, CCTV akan Mengungkap Jelas Konstruksi Kasus

Di sisi lain, kata Presiden, selain urusan petani dan pekerja sawit, pemerintah juga memikirkan urusan penerimaan negara, dari pajak sawit, bea ekspor sawit, bea keluar sawit, serta PNBP dari sawit, yang nilainya sangat besar, mencapai kurang lebih Rp60-70 triliun.

- Advertisement -

Besar sekali, padahal APBN sangat membutuhkan penerimaan negara. Jadi kenapa sampai 4 bulan kita tidak berani setop ekspor itu, juga karena itu. Tapi ini kuncinya sudah ketemu.Ini dalam 1-2 minggu in sya Allah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14 ribu,” jelas Presiden Jokowi.

Presiden pun mengakui terpaksa menekan produsen besar untuk menurunkan harga minyak goreng, demi kepentingan masyarakat banyak.

“Saya sebenarnya tidak senang menekan-nekan mekanisme pasar, itu tidak senang, tapi yang ini terpaksa harus dilakukan, harus dilakukan,” kata Jokowi.

Baca Juga:  Warga Tak Rugi, Pembangunan Tidak Telat

 

Presiden mengatakan sebelum menghadiri Rakernas V Projo dirinya sempat mengecek harga minyak goreng di Pasar Muntilan, Magelang. Di sana dia memperoleh informasi harga minyak goreng Rp14.500 per liter.

“Saya besok mau cek lagi di pasar-pasar lain. saya kira mungkin dalam 1-2 minggu ini semua pasar harganya kurang lebih seperti itu,” ujar Jokowi.

Lebih jauh Presiden menyampaikan harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Di Jerman, harga minyak goreng per liter Rp47 ribu, di Singapura Rp41 ribu per liter, di Amerika Rp45 ribu per liter.

Artinya,kata dia, Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi dan kenaikan harga-harga. Meskipun begitu, dia meminta masyarakat bersiap dengan berhemat dan menabung, guna menghadapi ketidakpastian kondisi global yang belum jelas dan tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan urusan minyak goreng bukan merupakan persoalan yang mudah untuk ditangani oleh pemerintah, karena terdampak harga di tingkat global.

Hal itu disampaikan Presiden dalam arahannya pada acara Rakernas V organisasi relawan Projo, di Jawa Tengah, Sabtu, yang disaksikan secara virtual di Jakarta.

“Minyak goreng ini bukan persoalan mudah. Sudah sejak awal Januari saya melihat naik, naik, naik, kenapa? Sama seperti harga pangan lain, karena harga internasionalnya tinggi, harga globalnya tinggi, semua barang mengikuti, ketarik ke sana, karena harga minyak goreng terutama di Eropa, Amerika, naiknya tinggi,” ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara menekankan sudah beberapa kebijakan dilakukan untuk mendorong penurunan harga minyak goreng, namun harga tetap naik. Hingga akhirnya Presiden memutuskan menghentikan ekspor minyak goreng.

 

“Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop, harga TBS (tandan buah segar, red) sawitnya jatuh, turun. Petani sawit, pekerja sawit, 17 juta orang. Negara ini dipikir gampang, tidak mudah,” kata Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Nilai Ambang Batas CPNS Lebih Rendah

Di sisi lain, kata Presiden, selain urusan petani dan pekerja sawit, pemerintah juga memikirkan urusan penerimaan negara, dari pajak sawit, bea ekspor sawit, bea keluar sawit, serta PNBP dari sawit, yang nilainya sangat besar, mencapai kurang lebih Rp60-70 triliun.

Besar sekali, padahal APBN sangat membutuhkan penerimaan negara. Jadi kenapa sampai 4 bulan kita tidak berani setop ekspor itu, juga karena itu. Tapi ini kuncinya sudah ketemu.Ini dalam 1-2 minggu in sya Allah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14 ribu,” jelas Presiden Jokowi.

Presiden pun mengakui terpaksa menekan produsen besar untuk menurunkan harga minyak goreng, demi kepentingan masyarakat banyak.

“Saya sebenarnya tidak senang menekan-nekan mekanisme pasar, itu tidak senang, tapi yang ini terpaksa harus dilakukan, harus dilakukan,” kata Jokowi.

Baca Juga:  Pelajar Diperkosa Tiga Pemuda di Gubuk

 

Presiden mengatakan sebelum menghadiri Rakernas V Projo dirinya sempat mengecek harga minyak goreng di Pasar Muntilan, Magelang. Di sana dia memperoleh informasi harga minyak goreng Rp14.500 per liter.

“Saya besok mau cek lagi di pasar-pasar lain. saya kira mungkin dalam 1-2 minggu ini semua pasar harganya kurang lebih seperti itu,” ujar Jokowi.

Lebih jauh Presiden menyampaikan harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Di Jerman, harga minyak goreng per liter Rp47 ribu, di Singapura Rp41 ribu per liter, di Amerika Rp45 ribu per liter.

Artinya,kata dia, Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi dan kenaikan harga-harga. Meskipun begitu, dia meminta masyarakat bersiap dengan berhemat dan menabung, guna menghadapi ketidakpastian kondisi global yang belum jelas dan tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari