PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau belum bisa diatasi. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali merilis hot spot (titik panas di wilayah Sumatera), Senin (19/8) pagi. Berdasarkan Satelit Terra dan Aqua terdapat 155 titik. Yang terbanyak di Riau dengan 66 titik. Disusul Jambi 40, Sumatera Selatan 33, Sumatera Utara 7, Aceh 5, Bengkulu 3, Kepulauan Riau 3, Sumatera Barat 2, dan Lampung 1.
Di Riau yang paling banyak terdapat di Pelalawan 19 titik, Indragiri Hilir 12, Indragiri Hulu 9, Kampar 8, Bengkalis 3, Rokan Hulu 3, Kuantan Singingi 2, Rokan Hilir 2, Dumai 1, Siak 1, dan Pekanbaru 1.
Di Pelalawan, dari 19 titik panas, 14 di antaranya berada dengan level confidence di atas 70 persen. Cuaca panas serta minimnya curah hujan, telah menyebabkan karhutla kembali muncul di Negeri Seiya Sekata. Di mana titik api yang
Sebelumnya telah berhasil dipadamkan tim gabungan satgas terpadu karhutla di sejumlah lokasi, kini muncul dan kembali membakar belasan hingga puluhan hektare lahan dan hutan. Seperti yang terjadi di Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Pelalawan. Tepatnya di Desa Lubuk Kembang Bunga kecamatan Ukui. Api yang sebelumnya membakar lahan mineral di kawasan TNTN seluas 132 hektare dan telah berhasil dipadamkan tersebut, kini kembali muncul akibat minimnya sumber air. Begitu juga karhutla yang terjadi di Desa Segamai dan Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti. Api yang telah berhasil dipadamkan sejak lima hari lalu, kini muncul dan membakar lahan.
"Ya,ada sejumlah titik api yang kembali muncul di tiga lokasi. Yakni di Kawasan TNTN. Tepatnya di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, Desa Segamai dan Kelurahan Teluk Meranti. Hanya saja, saya belum dapat memastikan berapa luas lahan yang kembali terbakar di tiga lokasi itu, karena saat ini tim gabungan masih tengah berjibaku melakukan upaya pemadaman di lokasi," terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi kepada Riau Pos, Senin (19/8) siang.
Diungkapkannya, tim gabungan memiliki kendala besar dalam melakukan upaya pemadaman api akibat minimnya sumber air yang ada di lokasi. Belum lagi sulitnya area kejadian kebakaran yang tidak dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga upaya percepatan pemadaman api menjadi sedikit terkendala. Belum lagi kejadian kebakaran yang terjadi di areal lahan tanah gambut seperti di Desa Segamai dan Kelurahan Teluk Meranti.
Di sisi lain berbagai upaya dilakukan untuk membantu pemadaman karhutla di Riau. Selain pemadaman di darat dan udara, Satgas Udara Karhutla juga melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Yakni penyemaian garam di langit Provinsi Riau.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, TMC tersebut dilakukan menggunakan pesawat Cassa 212 (PK-PCT). Penyemaian garam itu dilakukan di atas wilayah Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Indragiri Hilir (Inhil). "Penyemaian garam sortie I dilakukan di Pelalawan dan Kuansing sebanyak 1.000 kg atau 1 ton. Kemudian sortie II dilakukan di Pelalawan dan Inhil juga sebanyak 1.000 kg," katanya.(amn/sol/ali)
>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos
Editor: Arif Oktafian