MERANTI (RIAUPOS.CO) — Menanggapi informasi yang beredar di tengah masyarakat terkait layanan prostitusi yang disediakan oleh Manajemen Grand Meranti Hotel, Wakil Bupati Said Hasyim mengaku siap mengambil tindakan tegas.
Usaha perhotelan tersebut menyediakan fasilitas spa. Namun beredar kabar jika spa tersebut menyediakan fasilitas massage tambahan yang diberi nama "petik mangga" atau lebih mengarah ke massage berbau prostitusi.
"Iya kita dapat informasi itu. Dari izin yang kita berikan itu tidak ada yang bersifat maksiat. Dan informasi ini tentu akan segera kami kaji bersama majelis ulama," ujar Said Hasyim.
Menurutnya, jika mereka para pengusaha melanggar perjanjian atas izin yang telah diberikan, bukan tidak mungkin usaha tersebut akan mereka tutup. “Kita akan perintahkan Satpol PP,” ungkapnya.
Said Hasyim juga mengaku tidak mau terburu-buru dalam melajukan penindakan sebelum mendalami pokok masalah yang sempat heboh di tengah masyarakat Meranti tersebut.
“Akan dipelajari dulu dan jangan terburu- buru. Pemerintah ini kan sifatnya pembinaan bukan main tindak saja. Yang jelas keberadaan Grand Meranti sangat diperlukan masyarakat, tapi kalau ada usaha sampingan yang bersifat maksiat, kita minta ditutup,” ungkapnya.
Terpisah, perwakilan managemen Grand Meranto Hotel, melalui Manager Operasional Spa dan Sauna Hotel Grand Meranti, Ibnu Hasan kepada Riau Pos mengaku hanya memberikan layanan massage. "Kami itu hanya menjual massage. Kalau yang lain itu saya kurang mengerti. Nanti saya tanyakan atasan, saya cuma operasionalnya saja. Tapi yang saya tahu itu cuma massage saja," katanya.
Secara detail Ibnu mengaku enggan berkomentar banyak, ia mengarahkan awak media untuk mongkonfirmasi hal itu langsung ke kepala divisi humas GM Hotel, Asin.
Riau Pos berupaya menghubungi Asin melaluin panggilan telepon dan pesan singkat, namun hingga berita ini diterbitkan awak media tidak mendapat jawaban.(*4)