JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harga referensi atau acuan ibadah umrah sudah ditetapkan. Tinggal menunggu pengesahan. Besarannya Rp28 juta per orang, naik sedikit dibandingkan harga minimal sebelumnya di angka Rp26 juta per orang. Harga acuan ini belum termasuk biaya hotel untuk karantina jemaah.
Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra menuturkan harga acuan minimal pemberangkatan umrah tersebut belum disahkan. "Hanya kesepakatan antara pemerintah dengan seluruh asosiasi travel umrah, dengan biaya seperti itu," kata pria yang akrab disapa Nafit itu, Selasa (11/1).
Dia menjelaskan saat ini Kemenag sedang menuntaskan draf Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang harga referensi umrah terbaru. Sebelumnya Kemenag menetapkan harga referensi umrah sebesar Rp26 juta/jemaah. Lebih jauh lagi sebelum ada pandemi Covid-19, Kemenag menetapkan harga acuan minimal perjalanan ibadah umrah sebesar Rp20 juta/orang.
Nafit mengatakan harga acuan umrah Rp28 juta/orang tersebut belum termasuk ongkos sewa hotel untuk karantina. "Baik itu karantina di Indonesia maupun karantina di Saudi," tuturnya.
Dia menjelaskan aturan yang berlaku saat ini, sebelum berangkat umrah jemaah karantina dahulu semalam. Setibanya di Saudi, karantina kembali lima hari. Lalu sepulang dari Saudi, jemaah wajib karantina tujuh hari di tanah air. Aturan durasi karantina ini berubah-ubah, mengikuti perkembangan kasus Covid-19 di kedua negara.
Pria asal Kabupaten Jember, Jawa Timur itu menuturkan sampai saat ini sudah ada tiga rombongan jemaah umrah. Pertama adalah rombongan yang terbang pada 8 Januari menggunakan Lion Air sebanyak 414 jemaah. Kemudian pada 10 Januari dengan pesawat Emirates sebanyak 24 jemaah. Lalu pada 11 Januari diterbangkan jamaah umrah sebanyak 433 jemaah.
Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPHU) Wawan Suhada mengatakan membenarkan adanya keputusan bersama biaya minimal umrah tersebut. Dia berharap Kemenag segera mengeluarkan kebijakan resmi untuk mengesahkannya. Wawan menuturkan harga tersebut belum termasuk biaya protokol kesehatan yaitu sewa hotel di Saudi dan Indonesia. Dia lantas menyampaikan beberapa pertimbangan kenaikan harga minimal biaya umrah itu. Di antaranya adalah harga visa umrah naik dari 175 dolar AS menjadi 202 dolar AS per jemaah. Harga visa ini naik karena di dalamnya ada komponen untuk asuransi Covid-19.
Kenaikan harga juga disebabkan sewa bus di Arab Saudi yang ikut naik. Komponen ini naik karena kapasitas bus dibatasi untuk jaga jarak di tengah pandemi Covid-19. Wawan juga mengatakan adanya kewajiban swab PCR juga membuat biaya umrah tersebut naik dibandingkan tahun lalu
Evaluasi Umrah Pengaruhi Keberangkatan Haji
Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Riau kembali melepas jamaah calon umrah trip kedua 2022 pada Rabu (11/1). Sejauh ini Kemenag Riau menyebutkan, semua berjalan sesuai harapan tanpa kendala. Namun Kepala Kanwil Kemenag Riau Mahyudin mengingatkan, evaluasi keberangkatan umrah ini akan berpengaruh pada penyelenggaraan umrah dan juga keberangkatan haji.
Senada dengan Kepala Kanwil, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Syahrudin juga menyebutkan, sangat penting keberangkatan umrah ini mulus tanpa kendala. Terutama yang berkaitan dengan pandemi Covid-19.
Hanya saja dirinya memastikan, pihaknya sudah diperintahkan untuk melakukan seleksi petugas haji. Baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota.
"Kami belum dapat informasi tentang jadwal keberangkatan haji. Namun barometer pada pelaksanaan umrah ini, jadi tergantung kesuksesan keberangkatan umroh. Kalau sukses, tidak ada kendala dan tidak menimbulkan klaster baru, tentu ini lebih baik," sebut Syahruddin, Selasa (11/1).
Keberangkatan umrah sendiri awal tahun ini menurut Syahrudin akan masif bila dilihat dari jadwal keberangkatan. Dari catatannya, selain keberangkatan trip kedua dari Riau, Kemenag Riau kembali akan memantau keberangkatan umrah pada tanggal 18 dan 28 Januari nanti. Pada Februari juga dirinya sudah mendapatkan jadwal akan ada tiga. Jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah.
Namun hingga keberangkatan kedua, Syahruddin bersyukur, seluruh prosesi masih lancar tanpa kendala. Dirinya berharap para calon Jemaah umrah selamat sampai ke Tanah Suci dan kembali juga dalam keadaan sehat tanpa kekurangan apapun juga.
Terkait persiapan keberangkatan haji, Syahruddin lebih lanjut menjelaskan pihak siap melaksanakan setiap petunjuk dari Kemenag RI. Misalnya soal seleksi petugas, kini sudah dimulai dilaksanakan hingga daerah.
Tidak hanya itu, menurut Syahruddin, dinas kesehatan dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi juga sudah mulai melakukan tahapan seleksi petugas kesehatan haji. Syahruddin berharap, hasil evaluasi pelaksanaan umrah bagus, hingga jadwal keberangkatan haji dapat segera turun dari pusat.(wan/jpg/end)