NUSA DUA (RIAUPOS.CO) – Asa tuan rumah Indonesia meraih satu gelar juara dari ajang BWF World Tour Super 750 Indonesia Masters 2021 pupus. Sebab, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia di final harus mengakui keunggulan pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. The Minions, julukan Marcus/Kevin, kalah dalam tiga game 11-21, 21-17, 19-21 dengan durasi 58 menit.
Kekalahan itu membuktikan kalau status ranking pertama dunia serta belum pernah kalah dalam sepuluh pertemuan sebelumnya bukan jaminan Marcus/Kevin bisa mengamankan gelar juara. Apalagi, Minions datang ke turnamen itu dengan kondisi letih. Keduanya telah mengikuti rentetan lima kejuaraan di Eropa selama delapan pekan berturut-turut sejak September.
"Memang ada titik jenuhnya. Tapi, mereka kan profesional banget. Jadi, ya boleh dibilang maksalah," ucap pelatih tim ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi.
"Tapi, ini memang tuntutan profesi. Kondisi apa pun harus mereka hadapi. Bukan hanya pemain kami (Indonesia, red). Semua pemain juga mengalami," ujarnya.
Meski demikian, pelatih berjuluk Naga Api itu tetap mengapresiasi penampilan Marcus/Kevin di partai final kemarin. Dalam kondisi lelah, Marcus/Kevin masih mampu memberikan perlawanan sengit sampai rubber game. Herry IP menambahkan, dari seluruh anak asuhnya, Marcus/Kevin juga masih menjadi yang terbaik. Sebab, Minions selalu mampu mencapai final dalam tiga kejuaraan terakhir yang mereka ikuti.
Selain tampil di partai puncak Indonesia Masters kemarin, Marcus/Kevin lebih dulu menjadi juara Hylo Open di Saarbruecken, Jerman, awal bulan ini (7/11). Di akhir Oktober (30/10), mereka juga menjadi runner-up French Open.
"Bisa sampai tiga final dengan kondisi seperti ini sudah luar biasa," tambah Herry IP.
Sebaliknya, Takuro/Yugo datang ke Indonesia Masters dengan kondisi lebih fresh. Pasangan ranking kesepuluh dunia tersebut tidak ambil bagian di ajang Hylo Open. Kali terakhir mereka turun adalah pada French Open. Saat itu mereka hanya mencapai perempat final setelah kalah dari pasangan Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
"Kami memang punya keuntungan secara fisik," ucap Yugo.
Marcus menyebutkan, dirinya dan Kevin sudah tertekan sejak awal pertandingan. Sebab, lawan langsung mengajak bermain cepat. Di game kedua dan ketiga, Marcus dan Kevin sebenarnya sudah mampu mengimbangi ritme lawan. Namun, Takuro/Yugo di laga itu memang lebih solid.
"Jika dibandingkan pertemuan terakhir (dua tahun lalu, red), mereka memang banyak perubahan. Tekanan lebih kenceng. Yang kidal (Yugo) pukulannya juga lebih keras," ucap Marcus.
Di sisi lain, Takuro menyebutkan bahwa dirinya dan Yugo sengaja mengajak Minions bermain reli panjang di game pertama. Tujuannya, menguras tenaga pasangan Indonesia. Perubahan strategi yang mereka terapkan di game kedua sempat gagal. Namun, di game ketiga mereka berusaha sebaik mungkin untuk tidak membuat kesalahan yang sama.
"Kami merasa permainan Minions kali ini tidak secepat biasanya," ucap Yugo. "Gelar juara ini akan membuat kami jauh lebih percaya diri untuk menatap laga-laga selanjutnya," tambah pebulu tangkis 26 tahun tersebut.
Setelah ini, perjuangan pebulu tangkis Indonesia bakal dilanjutkan di ajang Indonesia Open. Turnamen berlevel BWF World Tour Super 1000 tersebut akan dimulai besok sampai 28 November mendatang.
Bonus Piala Thomas Cair Rp5 M
Kemenangan tim bulu tangkis Indonesia pada Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark Oktober lalu mendapat apresiasi. Di tengah rangkaian gelaran Indonesia Badminton Festival 2021 kemarin, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) selaku sponsor resmi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyerahkan bonus kemenangan kepada tim Thomas Indonesia. Nominalnya senilai Rp5 Miliar.
Acara dihadiri langsung seluruh tim Thomas Indonesia yang dipimpin kapten tim, yakni pemain ganda putra, Hendra Setiawan. Hadir pula dalam acara tersebut Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna, Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, dan Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.
“Raihan ini (juara Piala Thomas) merupakan hasil dari perjuangan yang tak kenal menyerah. Para putra terbaik bangsa berhasil membuktikan Indonesia merupakan bangsa yang tangguh, dan memiliki mental juara,” ucap Royke dalam sambutannya.
Pada final Piala Thomas lalu, Anthony Sinisuka Ginting cs mengalahkan tim Cina 3-0 di final. Ini adalah kemenangan pertama Indonesia di Piala Thomas setelah menunggu selama 19 tahun. Kali terakhir Indonesia menjadi kampiun adalah pada edisi 2002.
Gelar juara ini sekaligus makin menahbiskan Indonesia sebagai pengumpul gelar Piala Thomas terbanyak sepanjang masa. Kini, tim merah putih sudah mengumpulkan 14 trofi. Cina menyusul dengan mengoleksi sepuluh gelar. “Semoga apresiasi ini menjadi pelecut semangat kami untuk lebih berprestasi lagi di masa mendatang,” ucap Jonatan Christie, pemain tunggal putra Indonesia.
Agung mengapresiasi langkah dan komitmen BNI yang proaktif mengalokasikan dana pengembangan bagi bulu tangkis Indonesia. Pria yang juga menjabat ketua BPK itu menambahkan, tidak ada satu sektor pun yang bisa besar tanpa bantuan pendanaan.
“Kami berterima kasih kepada sponsor utama PT Bank Negara Indonesia atas dukungannya kepada PBSI. Sudah 19 tahun kita merindukan piala ini, dan tahun ini kita dapat mewujudkan dengan perjuangan semua pihak. PBSI juara, Indonesia Jaya,” ucap Agung dalam sambutannya.(irr/c12/bas/jpg)