Senin, 25 November 2024
spot_img

Sampah “Menggunung” Jadi Sorotan

MARPOYAN DAMAI (RIAUPOS.CO) – Kinerja Pemko Pekanbaru mulai menjadi perbincangan masyarakat. Banyak yang kecewa karena sejumlah persoalan belum terselesaikan. Salah satunya sampah.

Pantauan Riau Pos selama dua hari, Sabtu (9/10) pagi dan Ahad (10/10) pagi, tumpukan sampah menutupi jalur lambat di depan Pasar Pagi Arengka, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai. Tumpukan sampah itu bukan tumpukan biasa, tapi menggunung sampai setinggi pinggang orang dewasa. Bukan hanya sampah sayur atau buah busuk yang menjadi sampah umum sebuah pasar, tapi lebih banyak sampah plastik hingga bekas kemasan minuman.

Namun sepertinya para pedagang sama sekali tidak terganggu dengan kondisi tumpukan sampah tersebut. Bahkan beberapa pedagang membuka lapak tepat di dekat tumpukan sampah.

Sampah itu sendiri tidak sekedar tertumpuk diam, tapi terus digali, dipilah-pilah oleh pemulung.

Baca Juga:  Sempat Ricuh, Akhirnya Disahkan

Hingga sampah yang sudah berserakan itu makin bertebaran di sekitar lokasi.

Hingga pukul 8.30 WIB, tumpukan sampah bukannya berkurang, malah makin berserakan hingga bahu jalan jalur lambat Jalan Soekarno-Hatta. Seperempat jam pertama wartawan berkiling di pasar tersebut, sudah semakin banyak pemulung yang ikut membongkar sampah. Bila sebelumnya hanya satu orang, sekitar 15 menit kemudian menjadi empat orang.

Kondisi pasar ini menuai komentar pedas dari sejumlah warga. Seperti disebutkan Budy Ginanda, Pekanbaru merupakan kota kecil bila dilihat dari cara pengelolaan pasar maupun sampahnya. Pekanbaru tidak layak disebut metropolitan dan tidak siap menjadi kota besar.

"Seakan-akan kita ingin siap jadi kota besar, namun tak siap menghadapi tantangannya. Pejabat dan pemimpin makin hari makin tak tampak dalam action di lapangan, hanya siap di acara dan gunting pita saja," ungkapnya.

Baca Juga:  Jaga Prokes, BRPS Siapkan Pelayanan Terbaik

Sementara warga lainnya malah memuji-muji wali kota sebelumnya, terkait pengelolaan sampah dan pasar. Seperti yang disampaikan Dean Anick yang kembali mengelu-elukan Herman Abdullah yang menurutnya lebih baik dalam mengurus masalah perkotaan.

"Nggak ada yang bisa menyaingi bagaimana Bapak Wali Kota Herman Abdullah dalam hal kebersihan kota. Boro-boro menyaingi, selevel aja nggak ada. (Kondisi, red) ini parah," sebut Dean mengomentari kondisi pasar tersebut.

Tidak hanya sampah, jalur lambat yang sengaja dibangun untuk mengurai kemacetan juga tidak berfungsi, terutama pada pagi hari. Hal ini disebabkan oleh menumpuknya parkir kendaraan, lapak pedagang hingga sampah di bahu jalan yang seharusnya menjadi jalur lambat menuju Jalan Adi Sucipto tersebut.(end)

 

MARPOYAN DAMAI (RIAUPOS.CO) – Kinerja Pemko Pekanbaru mulai menjadi perbincangan masyarakat. Banyak yang kecewa karena sejumlah persoalan belum terselesaikan. Salah satunya sampah.

Pantauan Riau Pos selama dua hari, Sabtu (9/10) pagi dan Ahad (10/10) pagi, tumpukan sampah menutupi jalur lambat di depan Pasar Pagi Arengka, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai. Tumpukan sampah itu bukan tumpukan biasa, tapi menggunung sampai setinggi pinggang orang dewasa. Bukan hanya sampah sayur atau buah busuk yang menjadi sampah umum sebuah pasar, tapi lebih banyak sampah plastik hingga bekas kemasan minuman.

- Advertisement -

Namun sepertinya para pedagang sama sekali tidak terganggu dengan kondisi tumpukan sampah tersebut. Bahkan beberapa pedagang membuka lapak tepat di dekat tumpukan sampah.

Sampah itu sendiri tidak sekedar tertumpuk diam, tapi terus digali, dipilah-pilah oleh pemulung.

- Advertisement -
Baca Juga:  Perpatri Riau Gelar Kejuaraan Panahan Tradisional

Hingga sampah yang sudah berserakan itu makin bertebaran di sekitar lokasi.

Hingga pukul 8.30 WIB, tumpukan sampah bukannya berkurang, malah makin berserakan hingga bahu jalan jalur lambat Jalan Soekarno-Hatta. Seperempat jam pertama wartawan berkiling di pasar tersebut, sudah semakin banyak pemulung yang ikut membongkar sampah. Bila sebelumnya hanya satu orang, sekitar 15 menit kemudian menjadi empat orang.

Kondisi pasar ini menuai komentar pedas dari sejumlah warga. Seperti disebutkan Budy Ginanda, Pekanbaru merupakan kota kecil bila dilihat dari cara pengelolaan pasar maupun sampahnya. Pekanbaru tidak layak disebut metropolitan dan tidak siap menjadi kota besar.

"Seakan-akan kita ingin siap jadi kota besar, namun tak siap menghadapi tantangannya. Pejabat dan pemimpin makin hari makin tak tampak dalam action di lapangan, hanya siap di acara dan gunting pita saja," ungkapnya.

Baca Juga:  Jaga Prokes, BRPS Siapkan Pelayanan Terbaik

Sementara warga lainnya malah memuji-muji wali kota sebelumnya, terkait pengelolaan sampah dan pasar. Seperti yang disampaikan Dean Anick yang kembali mengelu-elukan Herman Abdullah yang menurutnya lebih baik dalam mengurus masalah perkotaan.

"Nggak ada yang bisa menyaingi bagaimana Bapak Wali Kota Herman Abdullah dalam hal kebersihan kota. Boro-boro menyaingi, selevel aja nggak ada. (Kondisi, red) ini parah," sebut Dean mengomentari kondisi pasar tersebut.

Tidak hanya sampah, jalur lambat yang sengaja dibangun untuk mengurai kemacetan juga tidak berfungsi, terutama pada pagi hari. Hal ini disebabkan oleh menumpuknya parkir kendaraan, lapak pedagang hingga sampah di bahu jalan yang seharusnya menjadi jalur lambat menuju Jalan Adi Sucipto tersebut.(end)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari