LONDON (RIAUPOS.CO) — "Musim kami bermula dari Wembley," klaim fullback kanan Liverpool, Trent Alexander-Arnold, dikutip dari situs resmi klub, Ahad (4/8). Ya, musim The Reds, julukan Liverpool, dapat tercermin dari hasil Community Shield di Wembley Stadium, London, malam tadi WIB.
Sayangnya, Arnold gagal memberi trofi penanda awal musim Premier League itu kepada Liverpool untuk kali pertama sejak 2006. Tak semanis seperti saat merengkuh Si Kuping Lebar, trofi juara Liga Champions, untuk kali pertama sejak 2005. Sensasi Jordan Henderson dkk pada musim lalu terhenti setelah keok di tangan Manchester City.
Skuad asuhan Juergen Klopp itu tumbang lewat adu tendangan penalti. Selama 90 menit, kedua klub main imbang 1-1. Unggul dari Raheem Sterling pada menit ke-12, gol Joel Matip di menit ke-78 memaksa adu penalti ketiga dalam sedekade terakhir. Dan, di adu penalti, pemain-pemain Liverpool yang keluar dengan tertunduk. Liverpool kalah 4-5.
Ini jadi kekalahan pertama yang dialami oleh Liverpool dalam tujuh bulan terakhir. Hasil yang memperburuk rekor Klopp dalam laga-laga selevel Piala Super. Dari lima kali merasakan Piala Super, termasuk Community Shield, Klopp sudah tiga kali keok. Tak cuma itu. Status sebagai klub dengan pertahanan terbaik musim lalu pun belum juga kembali ke Anfield Gang, sebutan lain Liverpool. Dari tujuh laga beruntun, enam laga uji coba, gawang Liverpool sudah kemasukan 15 gol. Atau, rata-rata per laga dapat kemasukan lebih dari dua gol.
Label pemenang Community Shield susah merajai Premier League tak berguna di depan City. Musim lalu, David Silva dkk bahkan sukses back to back juara Premier League, setelah di awal musim mengalahkan Chelsea dalam laga Community Shield. Trofi itu jadi trofi pertama di balik sukses City menyapu bersih trofi domestik musim lalu.
Musim ini, City bisa-bisa mencatat hat-trick, pencapaian yang hanya bisa dilakukan klub rival sekotanya, Manchester United. Demi ambisi itu, entrenador City, Pep Guardiola tidak mau terbebani dengan keinginan fans dan petinggi klub agar mereka juga bisa seperti Liverpool saat musim lalu. Memenangi Liga Champions.
"Menang di Eropa itu harus, karena ini turnamen penting dan sulit dimenangkan. Namun saya takkan pergi ke kasino dan mempertaruhkan semua yang saya miliki di kantong saya cuma dalam tujuh laga (fase grup sampai 16 Besar Liga Champions). Saya mau bahagia sepanjang 11 bulan, dan memenangi Premier League sesuatu yang membuat saya bahagia," tutur pelatih yang berkebangsaan Spanyol pertama memenangi Premier League itu.
Lalu, kapan merambah menguasai Eropa? "Saya rasa, kami bisa lebih dekat dengan yang kami inginkan di Eropa ketika kami sukses menyabet lebih banyak gelar di Premier League. Itu proses yang tepat bagi City," sambung Sang Filsuf, julukan Pep. Meski begitu, kegembiraannya kemarin sedikit cacat setelah winger kiri Leroy Sane mengalami cedera.
Baru 10 menit laga berjalan, pemain yang masuk di dalam bidikan Bayern Munchen itu telah meringis kesakitan memenangi lutut kanannya setelah ditekel Arnold. Sane terkena cedera hamstring kaki kanan. Selain Sane, Silva juga sempat dihajar Joe Gomez. Namun, wasit Martin Atkinson tak menghadiahi Gomez kartu. Insiden itu yang sempat membuat Pep uring-uringan pada menit ke-41. Buntutnya, kartu kuning pun melayang kepadanya. Pep jadi pelatih Premier League pertama yang dikartu kuning wasit dalam laga Community Shield.(ren/jpg)
Editor: Arif Oktafian