Sabtu, 23 November 2024
spot_img

ISESS Dukung Prabowo Borong 6 Jet Tempur Korsel

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mendukung kebijakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dalam membeli kembali 6 jet tempur T-50i dari Korea Selatan. Sebab, pesawat jenis yang sama sudah dioperasikan sebanyak 16 unit oleh TNI AU.

Fahmi mengatakan, dengan pengalaman pengoperasian pesawat tersebut, membuat para prajurit TNI tidak perlu diberikan pelatihan dari awal. Sehingga penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) bisa efisien dan tidak menghabiskan anggaran serta waktu.

"Pengalaman pengoperasian ini menjadi penting karena dengan demikian kita tidak mulai dari nol baik soal penyiapan SDM, sarana prasarana pendukung, maupun kemampuan pemeliharaan sehingga akan ada efisiensi dari sisi waktu maupun biaya," kata Fahmi saat dihubungi, Kamis (22/7).

Selain itu, Fahmi menilai pembelian ini juga dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam proses renegosiasi kerja sama pembangunan pesawat tempur generasi 4.5 KF-X/IF-X dengan Korea Selatan. Di mana kerja sama proyek tersebut pada April 2021 lalu telah diluncurkan prototype-nya dan menjadi salahsatu agenda penting kunjungan Menhan Prabowo Subianto ke Korea Selatan.

Baca Juga:  Anak-Anak Diajarkan Tertib Lalu Lintas Sejak Dini

Kendati demikian, Fahmi mengingatkan, Kemhan juga harus tidak hanya melakukan pembelian alutsista. Namun, aspek pemeliharaan dan perawatan, serta peningkatan SDM harus juga diperhatikan.

"Karena secanggih apapun, sebaru apapun alutsista yang digunakan, potensi kefatalan yang mengakibatkan kerugian dan korban jiwa akan selalu membayangi jika ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan dan pembinaan kemampuan terabaikan," pungkasnya.

Sebelumnya, Korea Aerospace Industries (KAI) dikabarkan telah mengumumkan penandatanganan kontrak pengadaan pesawat tempur dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI). Adapun pembelian ini berupa jet tempur taktis atau latih tempur T-50i sebanyak 6 unit.

"Untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan TNI AU, pada 2021, Kementerian Pertahanan melanjutkan kerja sama tersebut dengan rencana penambahan 6 unit Pesawat Tempur T-50i dengan KAI," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI, Marsma TNI Penny Radjendra dalam keterangan tertulis, Kamis (22/7).

Baca Juga:  Kelestarian Lobster Terancam

Penny menjelaskan, Kemhan RI telah melakukan kerja sama dengan KAI sejak 2014. Saat itu, tepatnya pada awal 2014, Kemhan pertama kali menerima 16 Unit Pesawat T-150i dari KAI Korea Selatan. Artinya, pengadaan 6 unit lagi kali ini merupakan kontrak yang kedua. Sekaligus kelanjutan kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mendukung kebijakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dalam membeli kembali 6 jet tempur T-50i dari Korea Selatan. Sebab, pesawat jenis yang sama sudah dioperasikan sebanyak 16 unit oleh TNI AU.

Fahmi mengatakan, dengan pengalaman pengoperasian pesawat tersebut, membuat para prajurit TNI tidak perlu diberikan pelatihan dari awal. Sehingga penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) bisa efisien dan tidak menghabiskan anggaran serta waktu.

- Advertisement -

"Pengalaman pengoperasian ini menjadi penting karena dengan demikian kita tidak mulai dari nol baik soal penyiapan SDM, sarana prasarana pendukung, maupun kemampuan pemeliharaan sehingga akan ada efisiensi dari sisi waktu maupun biaya," kata Fahmi saat dihubungi, Kamis (22/7).

Selain itu, Fahmi menilai pembelian ini juga dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam proses renegosiasi kerja sama pembangunan pesawat tempur generasi 4.5 KF-X/IF-X dengan Korea Selatan. Di mana kerja sama proyek tersebut pada April 2021 lalu telah diluncurkan prototype-nya dan menjadi salahsatu agenda penting kunjungan Menhan Prabowo Subianto ke Korea Selatan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Syiar Perdamaian di Momen Haji Akbar

Kendati demikian, Fahmi mengingatkan, Kemhan juga harus tidak hanya melakukan pembelian alutsista. Namun, aspek pemeliharaan dan perawatan, serta peningkatan SDM harus juga diperhatikan.

"Karena secanggih apapun, sebaru apapun alutsista yang digunakan, potensi kefatalan yang mengakibatkan kerugian dan korban jiwa akan selalu membayangi jika ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan dan pembinaan kemampuan terabaikan," pungkasnya.

Sebelumnya, Korea Aerospace Industries (KAI) dikabarkan telah mengumumkan penandatanganan kontrak pengadaan pesawat tempur dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI). Adapun pembelian ini berupa jet tempur taktis atau latih tempur T-50i sebanyak 6 unit.

"Untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan TNI AU, pada 2021, Kementerian Pertahanan melanjutkan kerja sama tersebut dengan rencana penambahan 6 unit Pesawat Tempur T-50i dengan KAI," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI, Marsma TNI Penny Radjendra dalam keterangan tertulis, Kamis (22/7).

Baca Juga:  Komitmen Tegakkan Hukum Dengan Humanis

Penny menjelaskan, Kemhan RI telah melakukan kerja sama dengan KAI sejak 2014. Saat itu, tepatnya pada awal 2014, Kemhan pertama kali menerima 16 Unit Pesawat T-150i dari KAI Korea Selatan. Artinya, pengadaan 6 unit lagi kali ini merupakan kontrak yang kedua. Sekaligus kelanjutan kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari