JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tindakan biadab dilakukan gerakan pemberontak Houthi di Yaman. Mereka melakukan serangan pada saat dilakukan parade militer, Kamis (1/8). Acara tersebut disaksikan oleh masyarakat Yaman dan tiba-tiba serangan rudal dari pesawat tak berawak datang.
Setidaknya 32 orang tewas dalam serangan pemberontak Houthi tersebut. Parade tersebut digelar di kota pelabuhan selatan Aden. Aden adalah pusat pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional.
Pemberontak mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut. Mereka mengatakan bahwa parade militer dilakukan sebagai bagian dari persiapan pasukan pro-pemerintah untuk serangan anyar di wilayah yang dikuasai Houthi. Oleh karena itu, pemberontak Houthi melakukan serangan terlebih dahulu.
Hanya saja pemerintah Yaman menegaskan bahwa parade militer itu sebagai bagian dari upacara kelulusan bagi tentara yang baru direkrut.
Saksi mata mengatakan kepada kantor berita Reuters, serangan tersebut tak hanya warga sipil yang menjadi korban. Militer pun turut menjadi korban. Bahkan, dikatakan bahwa seorang komandan senior telah terbunuh.
“Ledakan itu terjadi di belakang stand tempat upacara berlangsung,” ungkap saksi kepada Reuters. “Sekelompok tentara menangisi mayat yang diyakini sebagai komandan mereka,” imbuhnya.
Kamp militer tempat serangan terjadi adalah milik pasukan pro-pemerintah yang dikenal sebagai Sabuk Pengaman. Beberapa jam sebelumnya sebuah bom bunuh diri di kantor polisi di Aden menewaskan sedikitnya tiga petugas. Tidak jelas apakah insiden ini dikaitkan dengan serangan di kamp militer.
Yaman sendiri bergolak dan telah dihancurkan oleh konflik yang meningkat pada Maret 2015, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar wilayah barat negara itu dan memaksa Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi untuk melarikan diri ke luar negeri.
Konflik di Yaman diperkirakan telah membuat lebih dari 70.000 orang kehilangan nyawa hingga saat ini. Mayoritas adalah warga Yaman dan diperkirakan korban tewas dua pertiga dari mereka dari serangan udara.
Sumber : jawapos.com
Editor : Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tindakan biadab dilakukan gerakan pemberontak Houthi di Yaman. Mereka melakukan serangan pada saat dilakukan parade militer, Kamis (1/8). Acara tersebut disaksikan oleh masyarakat Yaman dan tiba-tiba serangan rudal dari pesawat tak berawak datang.
Setidaknya 32 orang tewas dalam serangan pemberontak Houthi tersebut. Parade tersebut digelar di kota pelabuhan selatan Aden. Aden adalah pusat pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional.
- Advertisement -
Pemberontak mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut. Mereka mengatakan bahwa parade militer dilakukan sebagai bagian dari persiapan pasukan pro-pemerintah untuk serangan anyar di wilayah yang dikuasai Houthi. Oleh karena itu, pemberontak Houthi melakukan serangan terlebih dahulu.
Hanya saja pemerintah Yaman menegaskan bahwa parade militer itu sebagai bagian dari upacara kelulusan bagi tentara yang baru direkrut.
- Advertisement -
Saksi mata mengatakan kepada kantor berita Reuters, serangan tersebut tak hanya warga sipil yang menjadi korban. Militer pun turut menjadi korban. Bahkan, dikatakan bahwa seorang komandan senior telah terbunuh.
“Ledakan itu terjadi di belakang stand tempat upacara berlangsung,” ungkap saksi kepada Reuters. “Sekelompok tentara menangisi mayat yang diyakini sebagai komandan mereka,” imbuhnya.
Kamp militer tempat serangan terjadi adalah milik pasukan pro-pemerintah yang dikenal sebagai Sabuk Pengaman. Beberapa jam sebelumnya sebuah bom bunuh diri di kantor polisi di Aden menewaskan sedikitnya tiga petugas. Tidak jelas apakah insiden ini dikaitkan dengan serangan di kamp militer.
Yaman sendiri bergolak dan telah dihancurkan oleh konflik yang meningkat pada Maret 2015, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar wilayah barat negara itu dan memaksa Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi untuk melarikan diri ke luar negeri.
Konflik di Yaman diperkirakan telah membuat lebih dari 70.000 orang kehilangan nyawa hingga saat ini. Mayoritas adalah warga Yaman dan diperkirakan korban tewas dua pertiga dari mereka dari serangan udara.
Sumber : jawapos.com
Editor : Rinaldi