Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Wakil Ketua MPR Pertanyakan Langkah Kongkrit Penanganan Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan, mempertanyakan langkah pemerintah dalam menangani pandemi corona.

Pasalnya, jumlah kasus positif maupun meninggal dunia terus meningkat dari hari ke hari, dan hari Senin (21/6/2021) tembus angka 2.000.000 orang terinfeksi Covid-19. Salah satu penyebabnya adalah akibat dari terdeteksinya varian baru Alpha, Beta, dan Dhelta Covid-19 yang disinyalir dari luar negeri.

Menurut Syarief Hasan, lonjakan kasus menkonfirmasi ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan pandemi Covid-19. 

“Belum adanya potensi pelandaian kasus positif Covid-19, disertai munculnya varian baru Covid-19 menunjukkan keterbatasan Pemerintah dalam menekan laju pandemi Covid-19," kata Syarief Hasan di Jakarta, Senin (21/6/2021). 

Kondisi saat ini menempatkan Indonesia ke dalam daftar 10 negara dengan kasus positif terbesar di benua Asia. Jumlah kasus yang terjadi di Indonesia juga sangat jauh melampaui kasus positif di Cina yang merupakan episentrum awal pandemi Covid-19. Sementara itu, fasilitas-fasilitas perawatan di beberapa daerah juga mulai penuh.

Baca Juga:  Tak Jauh dari Pelabuhan, KRI Sultan Hasanuddin Selamat dari Ledakan di Beirut

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengungkapkan, penambahan kasus dan munculnya varian baru disebabkan karena tidak tegasnya pemerintah dalam melakukakan pembatasan. 

“Dari berbagai kajian menunjukkan bahwa varian baru Covid-19 berasal dari luar negeri yang menyebar di Indonesia karena kurang ketatnya pembatasan masuknya WNA ke Indonesia," kata dia.

Memang, beberapa waktu yang lalu viral informasi mengenai masuknya maskapai penerbangan Lion Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta yang mengangkut WNA asal Wuhan, Cina, pada Ahad (2/5/2021). Berdasarkan konfirmasi dari Dirjen Perhubungan Udara, WNA asal Wuhan ini telah mendapatkan izin terbang (flight approval) pada tanggal 18-19 April 2021.

Sebelumnya, 127 WNA asal India juga masuk ke Indonesia pada awal bulan April 2021. Padahal, India merupakan episentrum baru Covid-19 dan tempat munculnya varian baru Covid-19 yang diberi label Delta Covid-19. Varian baru inilah yang paling banyak ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.

Ia pun mengingatkan pemerintah untuk fokus dalam upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19. 

Baca Juga:  Sambut Ramadan, Airlangga Hartarto Ziarah Makam Keluarga di Astana Oetara

“Kasus positif Covid-19 masih terus bertambah dari hari ke hari. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah lebih tegas untuk mengupayakan pencegahan hingga pembatasan ketat masuknya WNA untuk mencegah penyebaran Covid-19”, ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, masuknya WNA ke Indonesia, khususnya dari negara episentrum Covid-19 berbahaya bagi Indonesia.

"Pemerintah harusnya berhati-hati dan belajar dari pengalaman masuknya Covid-19 ke Indonesia pertama kali pada awal bulan Maret 2020 dan menyebar ke berbagai wilayah," ungkapnya.

Politisi Senior Partai Demokrat ini juga mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan yang lebih tegas. Pemerintah melakukan pengetatan dan pelarangan mudik, namun belum menunjukkan ketegasan terkait masuknya WNA di Indonesia. 

"Pemerintah harusnya membuat kebijakan secara komprehensif dengan pengetatan dalam negeri dan pembatasan WNA masuk ke Indonesia. Pemerintah ketat dalam izin dan membolehkan kerumunan dan tempat wisata, konsitensi tiga M, Vaksinasi kepada seluruh warga segera dirampungkan," ujarnya mengakhiri.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan, mempertanyakan langkah pemerintah dalam menangani pandemi corona.

Pasalnya, jumlah kasus positif maupun meninggal dunia terus meningkat dari hari ke hari, dan hari Senin (21/6/2021) tembus angka 2.000.000 orang terinfeksi Covid-19. Salah satu penyebabnya adalah akibat dari terdeteksinya varian baru Alpha, Beta, dan Dhelta Covid-19 yang disinyalir dari luar negeri.

- Advertisement -

Menurut Syarief Hasan, lonjakan kasus menkonfirmasi ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan pandemi Covid-19. 

“Belum adanya potensi pelandaian kasus positif Covid-19, disertai munculnya varian baru Covid-19 menunjukkan keterbatasan Pemerintah dalam menekan laju pandemi Covid-19," kata Syarief Hasan di Jakarta, Senin (21/6/2021). 

- Advertisement -

Kondisi saat ini menempatkan Indonesia ke dalam daftar 10 negara dengan kasus positif terbesar di benua Asia. Jumlah kasus yang terjadi di Indonesia juga sangat jauh melampaui kasus positif di Cina yang merupakan episentrum awal pandemi Covid-19. Sementara itu, fasilitas-fasilitas perawatan di beberapa daerah juga mulai penuh.

Baca Juga:  Mengejutkan, "Parasite" Raih Oscar 2020

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengungkapkan, penambahan kasus dan munculnya varian baru disebabkan karena tidak tegasnya pemerintah dalam melakukakan pembatasan. 

“Dari berbagai kajian menunjukkan bahwa varian baru Covid-19 berasal dari luar negeri yang menyebar di Indonesia karena kurang ketatnya pembatasan masuknya WNA ke Indonesia," kata dia.

Memang, beberapa waktu yang lalu viral informasi mengenai masuknya maskapai penerbangan Lion Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta yang mengangkut WNA asal Wuhan, Cina, pada Ahad (2/5/2021). Berdasarkan konfirmasi dari Dirjen Perhubungan Udara, WNA asal Wuhan ini telah mendapatkan izin terbang (flight approval) pada tanggal 18-19 April 2021.

Sebelumnya, 127 WNA asal India juga masuk ke Indonesia pada awal bulan April 2021. Padahal, India merupakan episentrum baru Covid-19 dan tempat munculnya varian baru Covid-19 yang diberi label Delta Covid-19. Varian baru inilah yang paling banyak ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.

Ia pun mengingatkan pemerintah untuk fokus dalam upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19. 

Baca Juga:  Sambut Ramadan, Airlangga Hartarto Ziarah Makam Keluarga di Astana Oetara

“Kasus positif Covid-19 masih terus bertambah dari hari ke hari. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah lebih tegas untuk mengupayakan pencegahan hingga pembatasan ketat masuknya WNA untuk mencegah penyebaran Covid-19”, ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, masuknya WNA ke Indonesia, khususnya dari negara episentrum Covid-19 berbahaya bagi Indonesia.

"Pemerintah harusnya berhati-hati dan belajar dari pengalaman masuknya Covid-19 ke Indonesia pertama kali pada awal bulan Maret 2020 dan menyebar ke berbagai wilayah," ungkapnya.

Politisi Senior Partai Demokrat ini juga mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan yang lebih tegas. Pemerintah melakukan pengetatan dan pelarangan mudik, namun belum menunjukkan ketegasan terkait masuknya WNA di Indonesia. 

"Pemerintah harusnya membuat kebijakan secara komprehensif dengan pengetatan dalam negeri dan pembatasan WNA masuk ke Indonesia. Pemerintah ketat dalam izin dan membolehkan kerumunan dan tempat wisata, konsitensi tiga M, Vaksinasi kepada seluruh warga segera dirampungkan," ujarnya mengakhiri.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari