(RIAUPOS.CO) – Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) saat ini masuk zona orange dengan tingkat resiko sedang. Ini dilihat dari jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sampai dengan, Jumat (28/5). Namun dilihat dari kasus kematian Covid-19, tercatat sebagai kabupaten tertinggi angka kematian dan kebanyakan rata-rata usia lanjut usia (lansia).
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 dengan total 100 orang, hingga Jumat (28/5) membuat tim satgas fokus menekan angka kematian dan penyebaran wabah Covid-19 hingga ke desa dan kelurahan yang tersebar di 16 kecamatan se-Rohul.
Plh Bupati Rokan Hulu H Abdul Haris SSos MSi Abdul Haris menegaskan, saat ini Tim Satgas Covid- 19 Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan se-Rohul gencar melakukan upaya dalam memutus mata rantai Covid-19, dengan turun di tengah masyarakat memberikan edukasi penerapan prokes dan mengawal pelaksanaan vaksinasi bagi lansia di kecamatan hingga desa dan kelurahan.
‘’Kami sangat prihatin, Rokan Hulu salah satu kabupaten/kota di Riau yang tertinggi angka kematian Covid-19 berdasarkan jumlah kasus yang ada. Kondisi ini, diharapkan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk bahu membahu dalam memutus matan rantai wabah Covid-19 dengan mematuhi prokes dan imbauan pemerintah, dalam menekan angka kematian dan kasus terkonfirmasi positif di Rohul,’’ ungkap Plh Bupati Rohul H Abdul Haris SSos MSi kepada wartawan, Ahad (30/5), usai meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada Lansia di Puskesmas Tandun II, Desa Dayo ,Kecamatan Tandun.
Sekda Rohul itu mengaku, Tim Satgas Covid-19 Rohul telah melaksanakan rakor bersama dengan Satgas Kecamatan, Desa dan Kelurahan termasuk direktur di 4 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 dalam upaya menekan angka kematian dan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Rohul.
Ditegaskannya, bagi masyarakat yang mempunyai gejala dan kesehatan yang kurang baik, segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan (Pasyankes) milik pemerintah seperti Puskesmas dan RSUD Rohul.
Haris mengatakan, sesuai dari keterangan Pihak RSUD Rohul, RS Awal Bros Ujung Batu, RS Az-Zahra dan RS Surya Insani Pasirpengaraian, lanjutnya, kendala yang dijumpai sampai saat ini oleh petugas di lapangan, adanya keterlambatan pasien yang mengalami gejala untuk berobat ke rumah sakit atau Puskesmas.
‘’Sebenarnya jika terkonfirmasi positif Covid-19 ini lebih cepat diketahui lebih baik. Agar segera diobati. Jika masyarakat menahan diri di rumah dan tidak secara terus terang menyampaikan kondisi kemungkinan terpapar Covid, dikarenakan takut atas banyaknya informasi yang salah malah ini justru yang menyebabkan nanti resiko untuk sulit diobati dan pasien meninggal menjadi lebih besar,’’ jelasnya.
Haris menyebutkan, jika hari ke-7 atau ke-8 penderita Covid-19 baru berobat ke rumah sakit rujukan, ini agak sulit untuk penyembuhannya apalagi pasien lansia. Karena itu, sangat perlunya diberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat, jika ada merasakan gejala dan badan yang kurang sehat, segera periksa kesehatannya di Puskesmas terdekat atau ke rumah sakit.(adv)