JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kader Partai Golkar terus bergejolak. Lagi-lagi mereka mendesak DPP Partai Golkar untuk menggelar rapat pleno. Pertemuan itu dinilai sangat penting, karena akan dimanfaatkan untuk membahas evaluasi Pemilu 2019 dan persiapan musyawarah nasional (Munas).
Kader Senior Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, sudah sekitar dua bulan pemilu selesai, tapi Golkar belum juga melakukan evaluasi terhadap hasil perolehan suara yang mengalami penurunan signifikan. "Rapat pleno yang seharusnya diselenggarakan untuk merespons hasil tersebut tak kunjung dilakukan," ucap dia, kemarin (26/7).
Menurut dia, entah apa yang sedang berkecamuk di benak para elit partai beringin saat ini. Alih-alih menggelar hajatan intropeksi secara menyeluruh, mereka justru sibuk menangkis tuntutan dan kritik konstruktif yang semakin bergulir. Lebih menyedihkan lagi, politik perang dipertontonkan.
Yorrys mengatakan, mereka yang bersuara kritis dibungkam dengan berbagai cara. Selain pemecatan, beberapa Pimpinan DPD I dan II mengalami intimidasi dengan ancaman. Posisi dan jabatan mereka di partai serta keanggotaan DPRD pun menjadi taruhan.
Dia menegaskan, sulit untuk tidak mengatakan bahwa perilaku elite Partai Golkar saat ini sudah menggadaikan idealisme kepartaian demi kepentingan kekuasaan semata. "Munas yang menanti di depan mata tidak dipandang sebagai instrumen demokrasi internal partai, tapi tujuan untuk melanggengkan kekuasaaan," ungkap dia.
Menurut Yorrys, elit Partai Golkar di bawah nahkoda Airlangga Hartarto telah kehilangan orientasi dan visi tentang bagaimana membawa partai ke arah yang lebih baik. Kegagalan masa lalu, justru dipaksakan sebagai kesuksesan. Target-target politik ditutup rapat agar bau tidak sedap yang berhembus dari kegagalannya dibungkus dengan wewangian semu.
Mereka lupa bahwa mengelola partai tidak cukup dengan polesan citra. Realitas politik adalah suguhan nyata tentang kegagalan dan kesuksesan. "Semuanya harus dihampar dan disaji di atas karpet bersama untuk diuji dan dievaluasi," urainya.
Dia pun mendesak agar DPP Partai Golkar segera menggelar rapat pleno. Selain untuk evaluasi pemilu, pertemuan itu juga digunakan untuk membahas munas. Menurut dia, munas adalah ajang pembuktian tentang siapa yang sesungguhnya mampu membawa partai ini ke arah yang lebih baik. Biarlah publik internal Partai Golkar yang menjadi hakim atas segala kegagalan dan kesuksesan tersebut.
Yorrys menegaskan bahwa tanpa ancaman dan intimidasi, Partai Golkar akan melahirkan pemimpin yang benar-benar berasal dari rahim kepentingan partai. Tidak lahir dari segumpal kepentingan kekuasaan semata, apalagi hanya untuk melanjutkan kekuasaaan yang nyata-nyata gagal mengemban amanah.(lum/jpg)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin