Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Umrah Ramadan Tipis, Berharap Kembali Dibuka Syawal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ramadan selalu menjadi peak season atau musim puncak pengiriman jamaah umrah. Tapi tahun ini diperkirakan jamaah dari Indonesia belum bisa menjalankan umrah di bulan Ramadan. Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Wawan Suhada berharap umrah bisa dibuka kembali bulan Syawal nanti.

Di sela pelaksanaan Munas I AMPUH di Serpong, kemarin (22/3) Wawan memprediksi umrah di bulan Ramadan kecil kemungkinannya. "Kami akui bahwasannya Ramadan itu event peak umrah," tuturnya.

Dalam kondisi normal, sangat banyak jamaah dari Indonesia menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan. Tetapi untuk tahun ini Wawan memperkirakan umrah di bulan Ramadan tidak bisa terlaksana untuk jamaah dari Indonesia. Dia menegaskan saat ini umrah di Arab Saudi tetap berjalan dengan pembatasan ketat. Hanya saja penerbangan dari dan menuju Indonesia di-suspend sementara. Sehingga travel di Indonesia tidak bisa memberangkatkan jamaah umrah.

Baca Juga:  Sebentar Lagi Seri Ekonomis Realme C11 Diluncurkan

"Tetapi kami berharap (umrah di bulan Ramadan, red) tetap ada. Kami belum bisa memastikan umrah Ramadan tidak ada," jelasnya.

Namun dia begitu berharap di bulan Syawal setelah bulan Ramadan nanti, pemerintah Arab Saudi mencabut suspend penerbangan dari Indonesia. Sehingga travel kembali bisa mengirim jamaah umrah. Selain itu umrah di bulan Syawal bisa dijadikan semacam pemanasan bagi Saudi untuk pelaksanaan haji. Sebab setelah bulan Syawal biasanya dimulai musim haji.

"Semoga (pengiriman, red) jamaah umrah di bulan Syawal ada peluang," tuturnya.

Terkait pelaksanaan haji tahun ini, Wawan mengatakan belum ada kepastian. Dia hanya menjelaskan pemerintah Arab Saudi sudah menetapkan sejumlah protokol haji. Diantaranya adalah jamaah wajib divaksin Covid-19 dengan vaksin yang diakui oleh WHO.

Baca Juga:  Israel Harus Lakukan Pemilu Ulang karena PM Gagal Bentuk Pemerintahan

Tidak hanya itu saja, jarak antara keberangkat minimal satu pekan setelah suntikan dosis kedua. Kemudian jamaah setibanya di Arab Saudi tetap harus menjalani karantina mandiri selama 72 jam atau tiga hari tiga malam. Kemudian juga tetap menjalani tes PCR serta jaga jarak selama pelaksanaan ibadah haji.(wan/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ramadan selalu menjadi peak season atau musim puncak pengiriman jamaah umrah. Tapi tahun ini diperkirakan jamaah dari Indonesia belum bisa menjalankan umrah di bulan Ramadan. Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Wawan Suhada berharap umrah bisa dibuka kembali bulan Syawal nanti.

Di sela pelaksanaan Munas I AMPUH di Serpong, kemarin (22/3) Wawan memprediksi umrah di bulan Ramadan kecil kemungkinannya. "Kami akui bahwasannya Ramadan itu event peak umrah," tuturnya.

- Advertisement -

Dalam kondisi normal, sangat banyak jamaah dari Indonesia menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan. Tetapi untuk tahun ini Wawan memperkirakan umrah di bulan Ramadan tidak bisa terlaksana untuk jamaah dari Indonesia. Dia menegaskan saat ini umrah di Arab Saudi tetap berjalan dengan pembatasan ketat. Hanya saja penerbangan dari dan menuju Indonesia di-suspend sementara. Sehingga travel di Indonesia tidak bisa memberangkatkan jamaah umrah.

Baca Juga:  Israel Harus Lakukan Pemilu Ulang karena PM Gagal Bentuk Pemerintahan

"Tetapi kami berharap (umrah di bulan Ramadan, red) tetap ada. Kami belum bisa memastikan umrah Ramadan tidak ada," jelasnya.

- Advertisement -

Namun dia begitu berharap di bulan Syawal setelah bulan Ramadan nanti, pemerintah Arab Saudi mencabut suspend penerbangan dari Indonesia. Sehingga travel kembali bisa mengirim jamaah umrah. Selain itu umrah di bulan Syawal bisa dijadikan semacam pemanasan bagi Saudi untuk pelaksanaan haji. Sebab setelah bulan Syawal biasanya dimulai musim haji.

"Semoga (pengiriman, red) jamaah umrah di bulan Syawal ada peluang," tuturnya.

Terkait pelaksanaan haji tahun ini, Wawan mengatakan belum ada kepastian. Dia hanya menjelaskan pemerintah Arab Saudi sudah menetapkan sejumlah protokol haji. Diantaranya adalah jamaah wajib divaksin Covid-19 dengan vaksin yang diakui oleh WHO.

Baca Juga:  Hari Ini, Polisi Jemput Paksa Fakarich, Guru Indra Kenz

Tidak hanya itu saja, jarak antara keberangkat minimal satu pekan setelah suntikan dosis kedua. Kemudian jamaah setibanya di Arab Saudi tetap harus menjalani karantina mandiri selama 72 jam atau tiga hari tiga malam. Kemudian juga tetap menjalani tes PCR serta jaga jarak selama pelaksanaan ibadah haji.(wan/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari