JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kaum adam harus lebih waspada, sebab kanker prostat kerap mengancam pria selain kanker paru. Gejala-gejala yang khas patut diwaspadai sebelum terlambat.
Rendahnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat tentang kanker prostat terutama dalam hal deteksi dini dan minimnya informasi tentang pilihan terapi merupakan beberapa penyebab tingginya angka kanker prostat di Indonesia.
Memperingati World Cancer Day 2021, para pria diingatkan untuk waspada bahaya kanker prostat. Dokter spesialis uro-onkologi Prof dr Chaidir Arif Mochtar SpU (K) PhD dari Siloam Hospitals ASRI mengatakan, pada kanker prostat stadium awal, seringkali ditemukan pasien tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.
"Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, terdapat darah pada urine, pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan, dan jika kanker sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang," katanya dalam webinar.
Menurutnya di masa pandemi Covid-19, banyak pasien menunda pemeriksaan karena alasan takut. Padahal, penundaan pada pasien kanker prostat dapat mengakibatkan risiko menjadi lebih berat. "Keberhasilan pengobatan kanker prostat akan lebih tinggi jika deteksi dilakukan sejak dini dan terapi dilakukan dengan tepat," lanjutnya.
Kanker prostat mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala pada tahap awal. Kanker prostat yang lebih lanjut dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti, kesulitan buang air kecil, kekuatan menurun dalam aliran urin, berat badan menurun, serta disfungsi ereksi.
Hal-hal berikut ini menjadi faktor risiko kanket prostat:
Usia yang semakin tua. Risiko terkena kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit ini paling umum terjadi setelah usia 50 tahun.
Ras. Untuk alasan yang belum ditentukan, orang kulit hitam memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat daripada orang dari ras lain. Pada orang kulit hitam, kanker prostat juga lebih cenderung menjadi agresif atau lanjut.
Sejarah keluarga. Jika saudara sedarah, seperti orang tua, saudara kandung atau anak, telah didiagnosis menderita kanker prostat, risiko seseorang mengalaminya akan meningkat. Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2) atau riwayat keluarga kanker payudara yang sangat kuat, risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat bisa jadi lebih tinggi.
Obesitas. Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan ideal. Pada orang gemuk, kanker lebih cenderung menjadi lebih agresif dan lebih mungkin untuk muncul setelah perawatan awal.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi