Jumat, 20 September 2024

Waspada 5 Gejala Covid-19 yang Tak Disadari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bukan hanya sesak, batuk, dan demam, pasien Covid-19 ternyata sering mengalami gejala yang tak disadari. Pusat Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyatakan bahwa hilangnya rasa dan bau (anosmia), batuk terus-menerus, dan suhu tinggi adalah tiga gejala utama.

Dilansir dari The Scottish Sun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan sakit dan nyeri, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit kepala, hilangnya rasa atau bau, ruam pada kulit dan perubahan warna pada jari tangan atau kaki sebagai gejala yang kurang umum dari virus Korona. Berdasar itu, jangan sepelekan gejala tersebut.

1. Sakit Kepala

Penelitian oleh Imperial College London sebelumnya menemukan bahwa sakit kepala adalah gejala umum dari virus. Para ahli mengatakan 62 persen orang yang mengalami gejala Covid-19 melaporkan mengalami sakit kepala.

- Advertisement -

2. Gangguan Pendengaran

Para ahli di Universitas Manchester mengatakan orang yang terkena virus telah melaporkan penurunan pendengaran seperti tinnitus. Menurut audiolog di University of Manchester, orang dengan Covid-19 juga bisa mengalami kesulitan pendengaran.

- Advertisement -
Baca Juga:  91 Juta Data Akun Tokopedia yang Bocor Sudah Disebar di Forum Internet

Studi yang didukung oleh NIHR Manchester Biomedical Research Center (BRC) ini mensurvei 121 orang dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Wythenshawe. Mereka diinterogasi melalui telepon delapan minggu setelah keluar dari rumah sakit. Ketika ditanya apakah mereka pernah mengalami perubahan pada pendengaran mereka, 13,2 persen mengatakan pendengaran mereka lebih buruk.

3. Konjungtivitis

Konjungtivitis (mata merah) biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan ini dikenal sebagai konjungtivitis infektif. Bisa juga disebabkan oleh alergi seperti debu atau serbuk sari dan ini dikenal sebagai konjungtivitis alergi. Para ilmuwan sebelumnya telah memperingatkan bahwa virus korona dapat masuk ke tubuh melalui mata dan air mata.

Hasil studi yang dilakukan oleh tim di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 mengeluhkan iritasi mata dan konjungtivitis.

Baca Juga:  Serda Imam Tewas saat Latihan Tarung Derajat

4. Ruam Kulit

Ruam kulit bisa terjadi karena berbagai sebab seperti infeksi, panas, alergen dan kelainan kulit yang berbeda. Para peneliti mengatakan ruam terjadi dua kali lebih umum pada anak-anak daripada pada orang dewasa yang tertular Covid-19. Menurut data, ruam mungkin muncul sebelum, selama atau setelah munculnya gejala Covid-19 lainnya dan terkadang berminggu-minggu kemudian.

5. Rambut Rontok

Meski rambut rontok bukan salah satu gejala umum virus Korona, beberapa orang yang pernah terkena virus Korona mengklaim bahwa itu adalah efek samping. Seorang penyintas mengatakan dia takut menjadi botak dan dipaksa memakai wig setelah lebih dari setengah rambutnya rontok.

Grace Dudley dari Essex mengatakan dia terbangun dengan gumpalan rambut di bantalnya. Kondisi ini dikenal dengan telogen effluvium (TE), adalah saat seseorang mengalami kerontokan rambut untuk sementara waktu.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bukan hanya sesak, batuk, dan demam, pasien Covid-19 ternyata sering mengalami gejala yang tak disadari. Pusat Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyatakan bahwa hilangnya rasa dan bau (anosmia), batuk terus-menerus, dan suhu tinggi adalah tiga gejala utama.

Dilansir dari The Scottish Sun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan sakit dan nyeri, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit kepala, hilangnya rasa atau bau, ruam pada kulit dan perubahan warna pada jari tangan atau kaki sebagai gejala yang kurang umum dari virus Korona. Berdasar itu, jangan sepelekan gejala tersebut.

1. Sakit Kepala

Penelitian oleh Imperial College London sebelumnya menemukan bahwa sakit kepala adalah gejala umum dari virus. Para ahli mengatakan 62 persen orang yang mengalami gejala Covid-19 melaporkan mengalami sakit kepala.

2. Gangguan Pendengaran

Para ahli di Universitas Manchester mengatakan orang yang terkena virus telah melaporkan penurunan pendengaran seperti tinnitus. Menurut audiolog di University of Manchester, orang dengan Covid-19 juga bisa mengalami kesulitan pendengaran.

Baca Juga:  Laga Kambing, Pengendara Motor Tewas

Studi yang didukung oleh NIHR Manchester Biomedical Research Center (BRC) ini mensurvei 121 orang dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Wythenshawe. Mereka diinterogasi melalui telepon delapan minggu setelah keluar dari rumah sakit. Ketika ditanya apakah mereka pernah mengalami perubahan pada pendengaran mereka, 13,2 persen mengatakan pendengaran mereka lebih buruk.

3. Konjungtivitis

Konjungtivitis (mata merah) biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan ini dikenal sebagai konjungtivitis infektif. Bisa juga disebabkan oleh alergi seperti debu atau serbuk sari dan ini dikenal sebagai konjungtivitis alergi. Para ilmuwan sebelumnya telah memperingatkan bahwa virus korona dapat masuk ke tubuh melalui mata dan air mata.

Hasil studi yang dilakukan oleh tim di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 mengeluhkan iritasi mata dan konjungtivitis.

Baca Juga:  Joe Biden Telepon Xi Jinping, Blak-Blakan Bahas Konflik Amerika-Cina

4. Ruam Kulit

Ruam kulit bisa terjadi karena berbagai sebab seperti infeksi, panas, alergen dan kelainan kulit yang berbeda. Para peneliti mengatakan ruam terjadi dua kali lebih umum pada anak-anak daripada pada orang dewasa yang tertular Covid-19. Menurut data, ruam mungkin muncul sebelum, selama atau setelah munculnya gejala Covid-19 lainnya dan terkadang berminggu-minggu kemudian.

5. Rambut Rontok

Meski rambut rontok bukan salah satu gejala umum virus Korona, beberapa orang yang pernah terkena virus Korona mengklaim bahwa itu adalah efek samping. Seorang penyintas mengatakan dia takut menjadi botak dan dipaksa memakai wig setelah lebih dari setengah rambutnya rontok.

Grace Dudley dari Essex mengatakan dia terbangun dengan gumpalan rambut di bantalnya. Kondisi ini dikenal dengan telogen effluvium (TE), adalah saat seseorang mengalami kerontokan rambut untuk sementara waktu.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari