JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di kepulauan seribu dengan type y berusia 26 tahun. Pengamat penerbangan Alvin Lie menyebut, lama usia pesawat tidak menjadi persoalan jika perawatannya dilakukan dengan baik secara rutin.
"Pesawat 26 tahun itu tidak ada masalah yg usia 40-50 tahun pun tidak ada masalah. Pesawat tua asal perawatannya baik tetap laik terbang,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Sabtu (9/1/2021).
Alvin menjelaskan, keterkaitan usia pesawat, perbedaannya hanya pada efisiensi. Semakin tua usia pesawat maka semakin besar biaya perawatan dan operasionalnya. Sebab, dengan tekonologi yang lama, konsumsi dan bahan bakarnya juga lebih mahal.
"Tapi kalau kelaikan udaranya jelas tidak ada masalah karena pesawat itu rutin diperiksa kedisiplinan perawatan dan sebagainya," ucapnya.
Alvin melanjutkan, kelaikan rata-rata usia pesawat di Indonesia tidak dapat dijadikan acuan. Sebab, masing-masing maskapai memiliki kebijakan yang berbeda. "Ngga bisa bisa dirata-rata. Setiap airline punya kebijakan sendiri-sendiri," ucapnya.
Alvin mencontohkan, Maskapai Garuda membatasi penggunaan pesawat makasimal usia 10 tahun. Sementara Singapura Airline maksima usia pesawat 8 tahun. Namun, ada juga airline lain yang peswat ya sampai 20-30 tahun tidak ada masalah.
"Usia pesawat ga ada masalah Lion Air Boeing 727 Max yang jatuh itu usianya belum 100 hari," ucapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dirilis planespotters, pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC tersebut sebelumnya dioperasikan oleh United Airlines dan Continental Airlines. Keduanya merupakan maskapai asal Amerika Serikat (AS).
Sumber: JawaPos.com
Editor: Eka G Putra