PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Pendemi Covid-19 yang hampir terjadi di sepanjang tahun 2020 mengakibatkan sektor perekonomian mengalami dampak yang signifikan. Pemulihan ekonomi Riau terus dilakukan agar tidak jatuh terlalu dalam. Bank Indonesia sendiri memperkirakan pemulihan ekonomi Riau akan terus meningkat hingga tahun 2021.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau Decymus. Ia juga mengatakan, kinerja ekspor diperkirakan terus membaik sehingga menjadi pendorong membaiknya daya beli masyarakat. "Pulihnya perekonomian akan menjadi pendorong meningkatnya investasi," katanya, Selasa (5/1). Sementara dari sisi sektoral, Decymus memuturkan, kinerja seluruh lapangan usaha yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 diperkirakan sudah pulih secara keseluruhan. Sumber utama pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian.
Ekonomi Riau pada tahun 2021 diperkirakan tumbuh positif sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan juga nasional. Kinerja ekspor diperkirakan terus membaik seiring pulihnya perekonomian global. Selain itu, meningkatnya aktivitas ekonomi nasional juga akan mendorong membaiknya permintaan komoditas utama Riau. Hal ini kemudian menjadi pendorong membaiknya daya beli masyarakat dan juga investasi.
"Dari sisi lapangan usaha, kinerja seluruh lapangan usaha yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 diperkirakan sudah pulih secara keseluruhan. Sumber utama pendorong pertumbuhan terutama berasal dari LU industri pengolahan serta LU pertanian, perkebunan, dan perikanan," jelasnya.
Pada tahun 2021, stimulus pemerintah masih dilanjutkan untuk terus mengakselerasi pemulihan ekonomi. Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) APBN 2021 direncanakan sebesar Rp356,4 Triliun. Selain program PEN, akselerasi juga akan didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur yang meningkat sebesar 48,6 persen dibandingkan tahun 2020. "Hal ini dilakukan untuk melanjutkan pembangunan paska pandemi dan diarahkan dalam bentuk padat karya untuk mendukung kawasan industri dan pariwisata. Selain itu, alokasi dana PEN juga diperuntukkan bagi pembangunan penyediaan layanan dasar dan kegiatan prioritas 2020 yang tertunda," jelasnya.(anf)
PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Pendemi Covid-19 yang hampir terjadi di sepanjang tahun 2020 mengakibatkan sektor perekonomian mengalami dampak yang signifikan. Pemulihan ekonomi Riau terus dilakukan agar tidak jatuh terlalu dalam. Bank Indonesia sendiri memperkirakan pemulihan ekonomi Riau akan terus meningkat hingga tahun 2021.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau Decymus. Ia juga mengatakan, kinerja ekspor diperkirakan terus membaik sehingga menjadi pendorong membaiknya daya beli masyarakat. "Pulihnya perekonomian akan menjadi pendorong meningkatnya investasi," katanya, Selasa (5/1). Sementara dari sisi sektoral, Decymus memuturkan, kinerja seluruh lapangan usaha yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 diperkirakan sudah pulih secara keseluruhan. Sumber utama pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian.
- Advertisement -
Ekonomi Riau pada tahun 2021 diperkirakan tumbuh positif sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan juga nasional. Kinerja ekspor diperkirakan terus membaik seiring pulihnya perekonomian global. Selain itu, meningkatnya aktivitas ekonomi nasional juga akan mendorong membaiknya permintaan komoditas utama Riau. Hal ini kemudian menjadi pendorong membaiknya daya beli masyarakat dan juga investasi.
"Dari sisi lapangan usaha, kinerja seluruh lapangan usaha yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 diperkirakan sudah pulih secara keseluruhan. Sumber utama pendorong pertumbuhan terutama berasal dari LU industri pengolahan serta LU pertanian, perkebunan, dan perikanan," jelasnya.
- Advertisement -
Pada tahun 2021, stimulus pemerintah masih dilanjutkan untuk terus mengakselerasi pemulihan ekonomi. Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) APBN 2021 direncanakan sebesar Rp356,4 Triliun. Selain program PEN, akselerasi juga akan didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur yang meningkat sebesar 48,6 persen dibandingkan tahun 2020. "Hal ini dilakukan untuk melanjutkan pembangunan paska pandemi dan diarahkan dalam bentuk padat karya untuk mendukung kawasan industri dan pariwisata. Selain itu, alokasi dana PEN juga diperuntukkan bagi pembangunan penyediaan layanan dasar dan kegiatan prioritas 2020 yang tertunda," jelasnya.(anf)