PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pandemi virus corona (Covid-19) tidak bisa dianggap sepele. Bahkan bisa berujung kematian walau orang yang terinfeksi terlihat segar bugar. Hal itu dikemukakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Riau Dr Zul Asdi Spb Mkes kepada Riau Pos, Ahad (29/3).
Ia menjelaskan, ada beberapa tahapan yang akan terjadi bila virus asal Wuhan, Cina itu masuk ke tubuh. Pertama, ada masa inkubasi. Virus memantapkan dirinya dan kemudian masuk ke sel tubuh. Selanjutnya, corona menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran udara dan paru-paru. Pada masa ini, lanjut Zul Asdi, virus akan semakin berkembang. Bahkan bisa memproduksi virus baru di dalam paru-paru.
"Mungkin belum merasakan sakit. Pada beberapa kasus bahkan ditemukan pasien sama sekali tidak merasakan gejala awal inkubasi," terangnya.
Masa inkubasi ini bisa berlangsung hingga lima hari sejak awal mula terinfeksi. Setelah itu, pengidap baru akan merasakan gejala penyakit ringan. Berupa demam dan batuk. Beberapa penderita (tergantung imun tubuh) bahkan ada yang mengalami sesak napas ringan, nyeri pada tubuh dan sakit tenggorokan. Kata Zul, demam yang terjadi merupakan respons kekebalan tubuh manusia terhadap infeksi virus. Imun menganggap virus sebagai benda asing yang berupaya menyerang sistem kekebalan. Kemudian mengeluarkan bahan kimia berupa sitokin. Bahan kimia inilah yang menggalang sistem kekebalan tubuh. Namun tetap menyebabkan tubuh merasakan sakit.
"Kemudian mulai mengalami batuk. Mungkin awalnya batuk kering yang disebabkan iritasi sel. Ketika sel itu terinfeksi," ucapnya.
Selanjutnya, penderita biasanya akan mengalami batuk berdahak. Ini disebabkan lendir tebal yang mengandung sel paru-paru mati. Pada masa ini, ia menyarankan agar segera beristirahat dan mengkonsumsi peningkat imun tubuh. Kebanyakan suspect corona berhasil pulih pada masa ini karena kekebalan tubuh berhasil mengalahkan virus.
Jika tidak, maka penyakit akan berlanjut ke tahapan yang lebih serius. Seperti pneumonia atau radang paru. Itu terjadi lantaran virus yang berkembang merusak paru-paru. Kantung kecil paru mulai terisi dengan air dan pada akhirnya dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Banyak kasus penderita harus menggunakan ventilator untuk membantu bernapas.
"Terakhir baru masuk ke tahapan kritis. Pada titik ini, tubuh mulai gagal dan ada peluang pada kematian. Itu terjadi karena sistem kekebalan tubuh di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh," jelasnya.
Zul Asdi menyayangkan sikap cuai masyarakat Riau yang masih saja keluar rumah untuk hal yang tidak terlalu penting. Menurut dia, masyarakat harusnya sadar betapa penting untuk tetap berada di rumah selama pandemi corona ini benar-benar bisa teratasi.
"Masyarakat Riau jangan cuai. Pedulilah dengan kondisi yang ada saat ini. Jika memang tidak ada keperluan yang begitu mendesak, di rumah saja! Karena penularan virus ini bisa sangat mudah dan cepat," pintanya.
IDI Riau sendiri dikatakan dia saat ini telah melakukan berbagai macam upaya untuk mengedukasi masyarakat. Salah satunya dengan membuat komunitas bersama. Komunitas yang diberi mama Kompac 19, atau singkatan dari komunitas pertahanan akan covid 19 itu, rutin memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Yang tentunya dibawah aragan dokter dari IDI Riau.
"Silakan seluruh komunitas apa saja untuk bergabung. Nanti bersama-sama kita lakukan sosialisasi. Seperti apa itu social distancing, apa itu self assessment, bagaiamana cara meningkatkan imun tubuh. Nanti kami akan berbagi tips dengan sesama komunitas," sambung Zul Asdi.
Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengatakan, sejak mulai ditemukannya kasus suspect di Bumi Lancang Kuning, Pemprov Riau langsung membentuk tim gugus tugas penanganan virus corona dan menetapkan status siaga darurat nonalam akibat corona terhitung 16 Maret. Pada penetapan status siaga darurat tersebut, juga dihadiri pemerintah kabupaten/kota.
"Dengan hadirnya para bupati/wali kota dan forkopimda tersebut, diharapkan semua bisa satu pemahaman terkait penanganan virus corona ini. Termasuk juga pihak swasta," kata Gubri.
Pada hari itu juga, secara resmi sekolah yang ada di Riau mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi juga diliburkan. Kemudian juga dilakukan penunjukan rumah sakit yang dapat dijadikan rujukan pasien suspect.
"Selain menyiapkan 45 rumah sakit rujukan, juga disiapkan lokasi karantina tambahan. Yakni asrama haji dan balai Diklat BPSDM Riau yang total ruangannya mencapai 1.064 ruangan. Ini kami siapkan untuk mengantisipasi jika ada penambahan pasien suspect dalam jumlah banyak," sebutnya.
Untuk mengantisipasi masuknya virus corona dari negara yang sudah terjangkit seperti Malaysia dan Singapura, Pemprov Riau juga sudah menutup penerbangan dari dan ke dua negara tersebut. Sedangkan dari sisi anggaran, dilakukan relokasi anggaran pada APBD tahun 2020.
"Kalau untuk anggaran tidak ada masalah, selain bisa menggunakan dana tanggap darurat. Juga dilakukan relokasi anggaran pada APBD tahun 2020," jelasnya.
Sediakan 1.364 Ruangan Isolasi
Untuk menangani pasien positif corona, jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan jumlah pasien, Pemprov Riau sudah menyiapkan 1.364 ruangan isolasi yang terdiri dari 45 rumah sakit, serta asrama haji yang disulap menjadi ruang perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dari 45 rumah sakit rujukan tersebut, tiga di antaranya merupakan penunjukan langsung dari pemerintah pusat. Sementara yang lainnya, ditunjuk berdasarkan SK Gubernur Riau.
"Kalau untuk kapasitas ruang isolasi dirumah sakit, total ada 300-an. Sedangkan untuk lokasi lainnya yang disiapkan yakni asrama haji dan balai Diklat BPSDM Riau. Total ruangannya mencapai 1.064," katanya.
Untuk rumah sakit rujukan di Pekanbaru, Mimi menjelaskan yang dapat dijadikan rujukan yakni, RSUD Arifin Achmad, RSUD Petala Bumi, RS Awal Bros Sudirman, Eka Hospital, RSI Ibnu Sina, RS Santa Maria, RS Bhayangkara Polda Riau, RS PMC, RS Bina Kasih, RS Prof Dr Tabrani, RS Syafira, RS Awal Bros Ahmad Yani, RS Awal Bros Panam, RS Prima, RS Aulia, RS Unri, RS Daerah Madani, RS Hermina, RS TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin, RS Tk IV Tentara Pekanbaru dan RSJ Tampan.
"Untuk di Kabupaten Kampar, RSUD Bangkinang. Rokan Hulu, RSUD Rokan Hulu, RS Awal Bros Ujung Batu, RS Azzahra dan RS Surya Insani. Kuansing, RSUD Taluk Kuantan. Inhu, RSUD Inhu, RSUD Indrasari Rengat, RS Kasih Ibu Rengat. Inhil, RSUD Puri Husada, RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang dan RSUD Raja Musa Sungai Guntung," sebutnya.
Sedangkan untuk Kepulauan Meranti, rujukannya yakni RSUD Meranti. Siak, RSUD Tengku Rafian Siak Sri Indrapura dan RSUD Perawang. Bengkalis, RSUD Bengkalis, RSUD Kec Mandau dan RS Permata Hati. Dumai, RSUD Dumai dan RS Pertamina Dumai.
"Kemudian untuk di Rohil, RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi dan RS Cahaya. Pelalawan, RSUD Selasih Pelalawan, RS Efarina dan RS Amelia Medika Pelalawan," paparnya.(nda/sol)