PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — PASIEN positif corona di Riau yang sudah dirawat di RSUD Arifin Achmad sejak 13 Maret lalu dinyatakan sembuh, Ahad (29/3). Namun, di hari yang sama, Tim Penanggulangan Corona Provinsi Riau mendapatkan hasil swab pasien positif corona. Dengan hasil tersebut, total pasien positif corona di Riau sejak 3-29 Maret berjumlah dua orang. Pasien positif itu merupakan dua dari 75 jamaah yang mengikuti tablig akbar di Malaysia beberapa waktu lalu. Hingga kini, masih banyak jamaah Riau yang mengikuti tablig akbar di Malaysia itu yang belum terlacak.
Juru Bicara Tim Penanggulangan Corona Provinsi Riau dr Indra Yopi mengatakan, pasien positif corona yang dinyatakan sembuh adalah Mr M (63). Ini setelah pihaknya menerima dua kali hasil swab negatif dari Laboratorium Penelitian dan Pengembangan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan.
"Total swab kepada pasien tersebut empat kali. Hasil swab ketiga dan empat sudah negatif. Untuk itu, pasien tersebut dinyatakan sembuh," ujar Yopi sambil meminta masyarakat tidak lagi berstigma negatif kepada yang bersangkutan.
Sedangkan untuk pasien positif kedua, Yopi menerangkan seorang laki-laki berinisial AH (42). Dari hasil pemeriksaan ternyata yang bersangkutan juga mengikuti tablig akbar di Malaysia beberapa waktu lalu atau sama riwayatnya dengan pasien positif sebelumnya.
"Jadi AH ini juga ikut tablig akbar di Malaysia. Dia dirawat di RSUD Arifin Achmad sejak Rabu (25/3) dan hasilnya swab-nya baru kami ketahui. Jadi dapat kami simpulkan, AH ini tidak tertular di Pekanbaru atau bukan karena penularan dari orang ke orang," sebutnya.
Dengan keluarnya hasil positif tersebut, pihaknya juga sudah melakukan swab kepada keluarga pasien. Namun keluarga pasien tidak dirawat dan hanya dilakukan isolasi mandiri di rumah.
"Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan kabupaten/kota. Termasuk pihak kepolisian untuk melacak siapa lagi peserta tablig akbar di Malaysia yang belum memeriksakan diri ke sarana kesehatan terdekat," ujarnya.
Meskipun sudah melakukan upaya kerja sama itu, namun pihaknya tetap meminta peserta tablig akbar tersebut bisa secara sukarela memeriksakan diri ke sarana kesehatan. Agar tidak ada lagi yang ternyata positif corona namun belum dirawat.
"Kita tentu berharap hanya akan ada dua pasien positif corona di Riau, namun memang betul-betul dua pasien. Bukan dua orang namun semu, atau masih ada yang belum diketahui," harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yopi juga mengimbau kepada masyarakat tetap tenang dengan kondisi yang terjadi saat ini. Pihaknya juga meminta masyarakat mematuhi instruksi dari pemerintah.
"Masyarakat kalau bisa tetap berada di rumah. Jangan lagi berkumpul. Jangan lupa cuci tangan setiap saat pakai sabun sesering mungkin, jika tidak ada hand sanitizer. Lakukanlah pola hidup sehat, tetap lakukan olahraga meskipun di rumah," ajaknya.
Untuk upaya pencegahan dan penanganan virus corona di Riau, pemerintah saat ini juga sudah menyiapkan sarana kesehatan untuk perawatan pasien suspect maupun positif corona. Yang terbaru yakni penyiapan rumah sakit Madani Pekanbaru yang dikhususkan untuk menangani pasien suspect.
"Selain Rumah Sakit Madani, Rumah Sakit Jiwa Tampan juga sudah disiapkan pemerintah untuk menangani pasien suspect," sebutnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, masih berlangsungnya proses pemulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia, membuat jumlah orang dalam pemantauan (ODP) Riau bertambah. Hingga malam tadi jumlah ODP Riau mencapai 7.144.
"Dari jumlah ODP tersebut, 97 di antaranya sudah selesai dilakukan pemantauan. Sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 7.017," kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, selain jumlah ODP, pihaknya juga mencatatkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang hingga saat ini tercatat sebanyak 97 orang. Dari jumlah tersebut, 25 orang dinyatakan negatif dan sudah dipulangkan.
"Sedangkan yang masih dirawat 71 orang, dua pasien meninggal dunia. Untuk pasien positif corona berjumlah dua orang, satu pasien sudah sembuh dan boleh pulang. Sementara satu pasien masih dirawat di RSUD Arifin Achmad," jelasnya.
Untuk ketersediaan alat rapid test, saat ini yang sudah tersedia di Riau sebanyak 6.800. Alat tersebut di antaranya 4.800 dari pemerintah pusat, sementara itu 2.000 unit berasal dari bantuan pihak swasta.
"Untuk alat rapid test ini sudah didistribusikan ke kabupaten/kota di Riau. Yang melaksanakan kegiatan rapid test nantinya langsung dinas kesehatan kabupaten/kota. Saat ini kami juga masih memesan alat rapid test, karena jumlah ODP di Riau diprediksi terus bertambah," sebutnya
Tiga Terlacak di Pekanbaru
Warga Pekanbaru yang bisa terlacak ikut dalam tablig akbar di Malaysia berjumlah tiga orang. Dua di antaranya positif terjangkit Covid-19 dan satu negatif setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Muhammad Amin mengatakan, pihaknya ikut melakukan pelacakan atas permintaan Gugus Tugas Provinsi Riau. "Sudah kami lacak sampai ke masjidnya itu. Salah satu kami jemput. Dengan provinsi kami lacak," kata Muhammad Amin .
Pelacakan dilakukan atas dasar manifest penumpang pesawat yang ditunjukkan Gugus Tugas Provinsi Riau.
"Banyak yang tidak bisa dihubungi," imbuh pria yang juga Plt Kepala Kadiskes Kota Pekanbaru ini.
Menambahkan Amin, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Pekanbaru Maisel Fidayesi memaparkan, apa yang dilakukan pihaknya dalam melacak warga yang kembali dari tablig akbar di Malaysia sebagai negara yang terjangkit adalah contact tracing. "Kami dapat manifest 20 nama. Tapi tidak jelas alamatnya. Kamis cari nomor kontaknya, beberapa yang bisa dihubungi," ungkapnya.
Saat melakukan pelacakan, dari seluruh nama itu bisa dihubungi empat orang. Satu warga Kampar dan tiga Pekanbaru. Yakni M yang pertama kali positif Covid-19 dan sudah sembuh, A pasien positif kedua, dan H dinyatakan negatif.
"Tiga orang ini. Setelah tahu temannya positif, yang lain kontaknya tidak bisa dihubungi," paparnya.
Dengan sudah dinyatakan sembuhnya pasien positif pertama di Riau, pihaknya memiliki harapan rekan-rekannya yang sama-sama baru kembali dari Malaysia bisa dihubungi. "Sekarang kami sedang berusaha. Kan M sudah sehat. Mudah-mudahan bisa komunikasi dan bisa memberikan informasi siapa temannya yang kontak sama dia," urainya.
Maisel tidak bisa memastikan apakah 20 nama yang ada pada manifest merupakan warga yang ikut tablig akbar di Malaysia. Karena, tidak seluruhnya satu pesawat yang kembali membawa pasien yang dinyatakan positif merupakan satu rombongan yang sama. Pihaknya bisa menelusuri tiga warga Pekanbaru yang ikut tablig akbar di Malaysia juga dari penelusuran terhadap M. "Dapat dari manifest itu nama saja. Tidak ada alamat. Itulah dapat pertama tuan M karena dia sakit berobat ke puskesmas kita. Pas dia PDP kita cari temannya. Dapat beberapa nama temannya," ungkapnya.
ODP Rohil Capai 1.149 Orang
Jumlah orang dalam pengawasan (ODP) di Rokan Hilir (Rohil) mencapai 1.149 orang. Satu orang di antaranya ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dan menjalani perawatan di RSUD Pratomo. Hal itu disampaikan Plt Kadiskominfotik Rohil Hermanto SSos didampingi Kasubag Dok Pim Hasnul Yamin SE, Ahad (29/3) di Bagansiapiapi.
"Untuk peningkatan sesuai dengan orang Rohil yang pulang dari luar daerah seperti para pahasiswa dan para tenaga kerja di luar daerah dan luar negeri," kata Hermanto.
Semua ODP maupun PDP sudah dilakukan pengecekan oleh petugas kesehatan yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Rohil.
"Sekali lagi kami ingatkan masyarakat jangan panik. Kita terus berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid 19 ini," jelas Hermanto.
Sementara menyangkut satu PDP karena ada salah satu masyarakat yang pulang dari luar daerah dan kini dirawat di RSUD Pratomo.
"Untuk yang PDP ini juga sudah diperiksa dan kondisi sudah pulih dan membaik. Kami tetap terapkan protokol isolasi saat dirawat paling cepat 14 hari," kata Hermanto.
Untuk angka ODP terangnya bisa saja mengalami perubahan karena dari yang masuk sebagai dalam pemantauan bisa tidak ODP lagi jika telah lewat dari masa waktu 14 hari tersebut.
183 ODP Baru Tiba di Bengkalis
Meskipun tidak lagi melakukan karantina, Pemkab Bengkalis tetap melakukan pengawasan pintu masuk domestik Pelabuhan Bandar Seri Laksamana (BSL) Bengkalis. Pasalnya warga negara Indonesia (WNI) yang pulang dari Malaysia melalui Tanjung Balai Karimun sampai saat ini masih terus berdatangan.
Hal ini diungkap Sekretaris Dinas Perhubungan Bengkalis Zul Asri, Ahad (29/3) siang. Menurut dia, guna mengantisipasi Covid-19 mereka yang datang tetap dilakukan pemeriksaan seperti biasa.
"Hari ini (kemarin, red) masih ada yang datang dari Tanjung Balai. Perkiraan kami ada seratus lima puluhan orang. Angka pastinya baru diketahui saat mereka sampai," ungkap Zul Asri.
Pemeriksaan ketat kesehatan masih diperlakukan seperti sebelumnya. Mulai dari penyemprotan disinfektan dan pemeriksaan suhu tubuh. Mereka tanpa gejala kesehatan diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya dan melakukan karantina mandiri.
"Kami melakukan pencatatan alamatnya untuk memudahkan pemantauan. Setelah itu diperbolehkan pulang," tambahnya.
Sementara itu dari data Diskominfo Bengkalis pada Sabtu (28/3) lalu, jumlah penumpang yang masuk dari Tanjung Balai Karimun sebanyak 183 orang melalui Pelabuhan BSL Bengkalis. Penumpang yang otomatis menjadi ODP Covid-19 tiba menggunakan transportasi yang berbeda. Tiga orang di antaranya menggunakan speedboat Keritang. Semua berjenis kelamin laki-laki. Kemudian 28 orang lainnya yang bertolak dari Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, menggunakan KM Batam Jet 2. Terdiri dari 29 laki-laki dan 9 perempuan. Terbanyak memakai Dumai Line 12, sebanyak 142 orang (125 laki-laki,17 perempuan).
Mengenai kesehatan mereka, setelah dilakukan pengukuran suhu tubuh, termasuk dengan thermal scanner yang ada di BSL tidak ada yang menunjukkan gejala terjangkit Covid-19.(sol/ali/fad/esi/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)