Kamis, 19 September 2024

Separuh Siswa di Dunia Tak Sekolah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam perekonomian, tapi juga pendidikan. UNESCO mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 850 juta anak tidak bisa sekolah. Sebab, sekolah-sekolah dan universitas ditutup untuk menekan penularan. Jumlah tersebut setara dengan separo populasi pelajar di dunia.

"Ini adalah tantangan yang belum pernah ada sebelumnya di dunia pendidikan," Demikian bunyi pernyataan UNESCO Rabu (18/3) seperti dikutip Agence France-Presse.

Lembaga yang berbasis di Paris, Prancis, itu mengungkapkan bahwa 102 negara sudah menutup lembaga pendidikan mereka. Sedangkan 11 negara lainnya melakukan penutupan sebagian. Menilik Covid-19 belum memiliki tanda-tanda bakal menghilang, jumlah tersebut akan terus bertambah.

Sementara itu, Uni Eropa (UE) sepakat menyetujui penutupan perbatasan terluar mereka. Hanya warga UE yang boleh berlalu-lalang, itu pun terbatas. Sedangkan dari luar UE, hanya kendaraan yang mengangkut kebutuhan pangan, obat, serta para petugas medis. Itu berlangsung selama 30 hari ke depan.

- Advertisement -

Prancis menerapkan kebijakan yang paling ketat. Penduduk yang keluar rumah harus membawa dokumen yang menunjukkan alasan mereka bepergian. Jika keluar tanpa alasan, mereka didenda. Di Italia, korban meninggal mencapai 2.978 orang dan yang terinfeksi 35.713 orang per Kamis (19/3).

Baca Juga:  Informasi Terkini Covid-19 di Siak Sulit Diakses

Di Timur Tengah, Iran tetap yang terdampak paling parah. Sebanyak 1.135 orang meninggal di Negeri Para Mullah itu per Kamis (19/3).

- Advertisement -

Saat ini Iran mempertimbangkan untuk membebaskan tahanan di negara tersebut. Pasalnya, penjara di Iran penuh dan ditakutkan menjadi sumber penularan.

Iraq memilih menerapkan jam malam selama tujuh hari ke depan di Baghdad. Pemerintah Arab Saudi memilih menutup masjid-masjid karena kasus positif sudah mencapai 238 orang. Hanya Masjidilharam di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah yang dibuka. KTT G-20 pekan depan juga dilakukan secara virtual.

Beberapa pakar menilai bahwa gelombang kedua wabah Covid-19 sedang melanda Asia. Korban di Asia terus berjatuhan. Baik itu yang hanya tertular maupun yang korban meninggal.

Direktur WHO wilayah regional Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh meminta negara-negara di wilayahnya untuk berusaha lebih keras dalam menghadapi Covid-19. Sebab, saat ini lebih banyak klaster dan penularan. "Kita perlu segera meningkatkan semua upaya untuk mencegah virus menginfeksi lebih banyak orang," tegas Singh.

Baca Juga:  Pemerintah Optimis Stunting Turun di Masa Pandemi, Ini Strateginya

Persebaran Covid-19 di Afrika juga mulai merangkak naik. Di Afrika Selatan (Afsel) ada 116 kasus. Sebanyak 14 di antaranya tidak pernah ke luar negeri. Artinya, terjadi penularan lokal. Di antara mereka adalah empat anak-anak yang masih balita.

Di Kenya ada tambahan tiga kasus baru. Kini tujuh orang dipastikan positif Covid-19. Dua di antara tiga kasus baru itu adalah pasangan yang baru melakukan perjalanan ke Spanyol yang saat ini termasuk negara Eropa yang terdampak cukup parah.

MASA HIDUP VIRUS COVID-19
Para peneliti dari Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC), University of California, Los Angeles, dan Princeton meneliti daya tahan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, di luar tubuh.

BERIKUT DAFTARNYA
Udara: hingga 3 jam
Tembaga: hingga 4 jam
Plastik: hingga 3 hari
Besi tahan karat: hingga 3 hari
Kardus: hingga 24 jam

Sumber: Agence France-Presse, New England Journal of Medicine (NEJM).

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam perekonomian, tapi juga pendidikan. UNESCO mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 850 juta anak tidak bisa sekolah. Sebab, sekolah-sekolah dan universitas ditutup untuk menekan penularan. Jumlah tersebut setara dengan separo populasi pelajar di dunia.

"Ini adalah tantangan yang belum pernah ada sebelumnya di dunia pendidikan," Demikian bunyi pernyataan UNESCO Rabu (18/3) seperti dikutip Agence France-Presse.

Lembaga yang berbasis di Paris, Prancis, itu mengungkapkan bahwa 102 negara sudah menutup lembaga pendidikan mereka. Sedangkan 11 negara lainnya melakukan penutupan sebagian. Menilik Covid-19 belum memiliki tanda-tanda bakal menghilang, jumlah tersebut akan terus bertambah.

Sementara itu, Uni Eropa (UE) sepakat menyetujui penutupan perbatasan terluar mereka. Hanya warga UE yang boleh berlalu-lalang, itu pun terbatas. Sedangkan dari luar UE, hanya kendaraan yang mengangkut kebutuhan pangan, obat, serta para petugas medis. Itu berlangsung selama 30 hari ke depan.

Prancis menerapkan kebijakan yang paling ketat. Penduduk yang keluar rumah harus membawa dokumen yang menunjukkan alasan mereka bepergian. Jika keluar tanpa alasan, mereka didenda. Di Italia, korban meninggal mencapai 2.978 orang dan yang terinfeksi 35.713 orang per Kamis (19/3).

Baca Juga:  Pemerintah Optimis Stunting Turun di Masa Pandemi, Ini Strateginya

Di Timur Tengah, Iran tetap yang terdampak paling parah. Sebanyak 1.135 orang meninggal di Negeri Para Mullah itu per Kamis (19/3).

Saat ini Iran mempertimbangkan untuk membebaskan tahanan di negara tersebut. Pasalnya, penjara di Iran penuh dan ditakutkan menjadi sumber penularan.

Iraq memilih menerapkan jam malam selama tujuh hari ke depan di Baghdad. Pemerintah Arab Saudi memilih menutup masjid-masjid karena kasus positif sudah mencapai 238 orang. Hanya Masjidilharam di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah yang dibuka. KTT G-20 pekan depan juga dilakukan secara virtual.

Beberapa pakar menilai bahwa gelombang kedua wabah Covid-19 sedang melanda Asia. Korban di Asia terus berjatuhan. Baik itu yang hanya tertular maupun yang korban meninggal.

Direktur WHO wilayah regional Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh meminta negara-negara di wilayahnya untuk berusaha lebih keras dalam menghadapi Covid-19. Sebab, saat ini lebih banyak klaster dan penularan. "Kita perlu segera meningkatkan semua upaya untuk mencegah virus menginfeksi lebih banyak orang," tegas Singh.

Baca Juga:  Wartawan Riau Pos Kembali Raih Adinegoro

Persebaran Covid-19 di Afrika juga mulai merangkak naik. Di Afrika Selatan (Afsel) ada 116 kasus. Sebanyak 14 di antaranya tidak pernah ke luar negeri. Artinya, terjadi penularan lokal. Di antara mereka adalah empat anak-anak yang masih balita.

Di Kenya ada tambahan tiga kasus baru. Kini tujuh orang dipastikan positif Covid-19. Dua di antara tiga kasus baru itu adalah pasangan yang baru melakukan perjalanan ke Spanyol yang saat ini termasuk negara Eropa yang terdampak cukup parah.

MASA HIDUP VIRUS COVID-19
Para peneliti dari Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC), University of California, Los Angeles, dan Princeton meneliti daya tahan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, di luar tubuh.

BERIKUT DAFTARNYA
Udara: hingga 3 jam
Tembaga: hingga 4 jam
Plastik: hingga 3 hari
Besi tahan karat: hingga 3 hari
Kardus: hingga 24 jam

Sumber: Agence France-Presse, New England Journal of Medicine (NEJM).

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari