Jumat, 20 September 2024

BNPT Tak Punya Akses Masuk Kamp Pengungsian di Suriah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Verifikasi data warga negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat ISIS banyak menemui kebuntuan. Pasalnya, sampai saat ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih kesulitan untuk mencapai ke kamp pengungsian di Suriah.

"Dari sekian ratus WNI yang teridentifikasi itu, kita belum tahu posisinya dimana karena kita tidak punya akses kesana," kata Kepala BNPT Suhardi Alius di Jakarta, Selasa (10/3).

Selama ini, lanjut dia, BNPT hanya mengandalkan kontak dari Palang Merah Internasional dan lembaga asing lainnya yang memiliki akses ke kamp pengungsian di Suriah.

"Kita sudah berusaha masuk dari Turki dan Kota Damaskus, tapi tetap tidak bisa masuk. Tidak semua negara punya akses ke sana. Kita sudah ke sana gak bisa juga masuk," kata Suhardi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dumai Kembali Raih WTP

Verifikasi itu dilakukan karena data WNI eks-ISIS yang telah teridentifikasi sifatnya baru sekadar data informasi. Karenanya, guna memperkuat data identifikasi tersebut, pihaknya pun mencoba melakukan verifikasi.

"Kita verifikasi, apakah betul, warga negara kita ada di situ. Ada sekian ratus dan seingat saya yang sudah teridentifikasi ada namanya, tapi kita belum tahu lokasinya di mana," ujarnya.

- Advertisement -

Mengenai anak-anak berusia di bawah 10 tahun, lanjut Suhardi, kabarnya masih ada sekitar puluhan anak-anak di kamp pengungsian. "Tapi kita belum tahu, apakah yatim piatu," kata Suhardi.

Suhardi juga menegaskan, pihaknya tetap akan berhati-hati jika memang nantinya akan mendapatkan akses untuk memverifikasi anak-anak di bawah 10 tahun tersebut.

Baca Juga:  Posko Pengecekan Mudik Lebaran Jangan di Jalanan

Hal itu mengingat sulitnya proses deradikalisasi terhadap mereka yang sudah terpapar radikalisme termasuk anak-anak usia di bawah 10 tahun tersebut, dan kekhawatiran masyarakat di Indonesia jika mereka dipulangkan.

"Anak-anak di bawah 10 tahun pun kalau sudah terinfiltrasi (radikalisme) tidak juga baik buat masyarakat kita," ucap Suhardi.

Suhardi menambahkan, dari ratusan WNI eks-ISIS yang masih terjebak di Suriah umumnya adalah perempuan dewasa dan anak-anak.

"Anak-anak juga banyak, mayoritas perempuan dan anak-anak," paparnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Verifikasi data warga negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat ISIS banyak menemui kebuntuan. Pasalnya, sampai saat ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih kesulitan untuk mencapai ke kamp pengungsian di Suriah.

"Dari sekian ratus WNI yang teridentifikasi itu, kita belum tahu posisinya dimana karena kita tidak punya akses kesana," kata Kepala BNPT Suhardi Alius di Jakarta, Selasa (10/3).

Selama ini, lanjut dia, BNPT hanya mengandalkan kontak dari Palang Merah Internasional dan lembaga asing lainnya yang memiliki akses ke kamp pengungsian di Suriah.

"Kita sudah berusaha masuk dari Turki dan Kota Damaskus, tapi tetap tidak bisa masuk. Tidak semua negara punya akses ke sana. Kita sudah ke sana gak bisa juga masuk," kata Suhardi.

Baca Juga:  Sudah Tak Perawan Sebelum Menikah, Suami Bebas Selingkuh, Beginilah Akhirnya...

Verifikasi itu dilakukan karena data WNI eks-ISIS yang telah teridentifikasi sifatnya baru sekadar data informasi. Karenanya, guna memperkuat data identifikasi tersebut, pihaknya pun mencoba melakukan verifikasi.

"Kita verifikasi, apakah betul, warga negara kita ada di situ. Ada sekian ratus dan seingat saya yang sudah teridentifikasi ada namanya, tapi kita belum tahu lokasinya di mana," ujarnya.

Mengenai anak-anak berusia di bawah 10 tahun, lanjut Suhardi, kabarnya masih ada sekitar puluhan anak-anak di kamp pengungsian. "Tapi kita belum tahu, apakah yatim piatu," kata Suhardi.

Suhardi juga menegaskan, pihaknya tetap akan berhati-hati jika memang nantinya akan mendapatkan akses untuk memverifikasi anak-anak di bawah 10 tahun tersebut.

Baca Juga:  Makin Terjawab IPhone SE 2020 Adalah IPhone 8 yang Diperbarui?

Hal itu mengingat sulitnya proses deradikalisasi terhadap mereka yang sudah terpapar radikalisme termasuk anak-anak usia di bawah 10 tahun tersebut, dan kekhawatiran masyarakat di Indonesia jika mereka dipulangkan.

"Anak-anak di bawah 10 tahun pun kalau sudah terinfiltrasi (radikalisme) tidak juga baik buat masyarakat kita," ucap Suhardi.

Suhardi menambahkan, dari ratusan WNI eks-ISIS yang masih terjebak di Suriah umumnya adalah perempuan dewasa dan anak-anak.

"Anak-anak juga banyak, mayoritas perempuan dan anak-anak," paparnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari