PEKANBARU (RIAUIPOS.CO) — Kerja keras Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menciptakan Dashboard Lancang Kuning untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuahkan hasil. Aplikasi itu kini telah menjadi aplikasi nasional. Atas prestasi ini, Agung Setya dijanjikan jabatan terbaik oleh Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz.
Sejatinya, aplikasi yang digagas Kapolda Riau itu sebagai alat untuk mempermudah penanganan karhulta di Bumi Lancang Kuning. Aplikasi yang memadukan sistem, sumber daya manusia (SDM) dan teknologi dengan menggunakan empat satelit, yakni Terra, Aqua, Lapan serta Noaa. Kemudian, sistem kerjanya memonitoring serta memberikan informasi akurat terhadap hot spot (titik panas) dan fire spot (titik api). Sehingga secara bersama-sama bisa dilakukan memobilisasi orang di lapangan. Termasuk mobilisasi personel Polri yang terlihat di lokasi melalui nomor handphone serta mobilisasi peralatan dan sumber lainnya yang digunakan untuk keperluan pemadaman.
Tak hanya bisa memberikan informasi hot spot, Dashboard Lancang Kuning, memberikan informasi hot spot secara nasional, arah angin, perkiraan cuaca, data perusahaan, siapa pemilik lahan. Lalu, lokasi sumber air seperti kanal maupun embung, sekolah, helipad, jumlah peralatan pemadaman, penegakan hukum karhutla dan lainnya. Sehingga aplikasi ini sebagai solusi penanganan karhutla secara terukur, terstruktur dan efisiensi di wilayah Riau. Dan ini digunakan secara nasional dengan nama belakangnya ditambah Nusantara menjadi Aplikasi Lancang Kuning Nusantara.
Dashboard Lancang Kuning Nusantara resmi di-lauching, Senin (9/3). Peluncuran aplikasi ini dilakukan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jendral Idham Aziz, Wakil Menteri KLHK Alue Dohong, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo serta Gubernur Riau H Syamsuar menekan tombol pada monitor di Gedung Daerah Provinsi Riau.
Pada kesempatan itu, sistem kerja aplikasi yang telah diunduh lebih dari 100.000 orang itu turut diperlihatkan. Salah satunya, aplikasi ini memiliki fitur komunikasi dengan personel di lapangan dengan tiga cara. Yakni videocall, telepon, dan pesan langsung. Pada kesempatan itu, Kapolri langsung melakukan video call dengan seorang personel yang sedang online Dimas Ari Widana.
Personel Polres Siak itu ketika berkomunikasi dengan jenderal bintang empat tengah berada di dalam helikopter melakukan patroli udara. Di atas ketinggian ribuan kaki dari permukaan tanah, Dimas menyampaikan kondisi wilayah Negeri Istana.
Dari mempresentasikan pemanfaatan dan pengoperasian aplikasi Dashboard Lancang Kuning untuk penanganan karhutla, maka mantan Kapolda Metro Jaya ini memerintahkan Asops Kapolri agar Polda yang rawan karhutla untuk meniru dan mengikuti inovasi yang dilakukan Polda Riau.
Sehingga sebelas Polda yakni Polda Aceh, Polda Sumatera Barat (Sumbar), Polda Jambi, Polda Sumatera Selatan (Sumsel), Polda Kalimantan Timur (Kaltim), Polda Kalimantan Selatan (Kalsel), Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), Polda Kalimantan Barat (Kalbar), Polda Kalimantan Utara (Kaltara), Polda Bangka Belitung (Babel) mengirim masing-masing perwakilannya untuk mengkuti pelatihan transformasi aplikasi Dashboard Lancang Kuning.
"Saya instruksikan sebelas Polda itu, untuk belajar ke sini. Dan hari ini saya kembali datang ke Pekanbaru bersama Pak Panglima TNI untuk me-launching aplikasi Lancang Kuning Nusantara," imbuhnya.
Ditambahkan dia, dengan diluncurkan aplikasi itu diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Karena menurutnya, bagaimana pun canggih program yang sudah dibuat dan dicanangkan bila pelaksanaannya tidak sesuai, maka hasil tidak akan baik.
Sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, aplikasi Lancang Kuning Nusantara memberikan infomasi hot spot dan fire spot. Selain itu, memberikan informasi arah angin, perkiraan cuaca serta awan berpotensi hujan untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Kemudian dipaparkan jenderal bintang empat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan aplikasi tersebut. Aplikasi ini sebagai deteksi menggunakan pengindraan jarak jauh, yang mana sebelumnya mendapatkan infromasi hot spot setiap enam jam sekali.
"Dulu kita dapat informasi terlambat. Karena informasi hot spot satelit berputar setiap enam jam, sekarang informasi itu kita dapatkan secara real time," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Riau Syamsuar berharap aplikasi Dashboard Lancang Kuning Nusantara dimanfaatkan dalam penanganan karhutla baik di Provinsi Riau maupun secara nasional.
62 Ribu Ha Lahan Gambut Terbakar di Riau Selama kurun waktu 2019 total luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 90 ribu hektare. Dari total luas lahan yang terbakar tersebut, sebanyak 62 hektare (ha) merupakan lahan gambut. Hal tersebut disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo saat memimpin apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana karhutla Riau 2020 di halaman kantor Gubernur Riau, Senin (9/3).
"Dengan luas itu menempatkan Provinsi Riau dalam urutan ketujuh daerah yang terjadi karhutla di Indonesia," ujar Doni.(rir/sol)