PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Direncanakan kembali diterapkan pekan ini, belajar tatap muka di sekolah ternyata belum bisa dilakukan. Pemetaan penyebaran kerawanan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di kecamatan yang akan jadi acuan belum selesai.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy saat dikonfirmasi menyebut, pihaknya belum selesai melakukan pemetaan tersebut. "Belum selesai. Belum (masuk anak sekolah, red) kayaknya," jelas Zaini kepada Riau Pos, Ahad (22/11).
Berdasarkan data Diskes Kota Pekanbaru dari perhitungan kerawanan penyebaran Covid-19 per kecamatan sejak 1 sampai 15 November lalu, ada empat kategori kerawanan. Yakni merah sebagai kerawanan tinggi, oranye risiko kerawanan sedang, dan kuning risiko kerawanan rendah. Di Pekanbaru, kecamatan yang masuk zona merah adalah Sail, lalu zona oranye Tampan, Payung sekaki, Pekanbaru Kota, Rumbai Pesisir, Tenayan Raya, Marpoyan Damai, dan Bukitraya. Sementara yang masuk zona kuning adalah Senapelan, Limapuuh, Rumbai, dan Sukajadi. Tidak ada kecamatan di Pekanbaru yang berada di zona hijau.
"Kita oranye yang banyak. Sudah berapa kecamatan dipetakan mana yang oranye dan kuningnya," imbuhnya.
Terpisah Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Dr Ismardi Ilyas dikonfirmasi menyebut pihaknya masih menunggu hasil pemetan dari diskes. "Kami masih menunggu penetapan zonanya. Kalau zona sudah dapat nanti kami kirimkan nama sekolahnya itu ke diskes," jelasnya.
Pengiriman nama sekolah ke diskes, sambungnya, bertujuan agar dilakukan rapid test terhadap guru dan siswa yang akan mengikuti sekolah.
"Untuk dilakukan rapid tes di puskesmas terdekat. Ini syarat wajib," tegasnya.
Dengan beberapa proses yang masih harus dijalani, dia menyebut pertemuan tatap muka di sekolah belum akan diterapkan Senin (23/11).
"Senin ini tidak terkejar itu. Kita tidak bisa buru-buru, harus penuh kehati-hatian. Kuncinya kan zona ini, lalu rapid-nya. Kami tergantung diskes," urainya.
Di luar rencana Kota Pekanbaru yang akan menerapkan sekolah tatap muka, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah berencana menerapkan sekolah tatap muka di Januari 2021. Ismardi saat ditanya mengenai hal ini menegaskan pihaknya siap.
"Kami sudah siap. Sebenarnya SOP yang kami buat lebih ketat lagi. Jadi kalau Januari itu tinggal masuk saja lagi," ujarnya.
Penghentian aktivitas yang disebut uji coba pertemuan terbatas dalam penguatan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) tersebut dilakukan setelah rapat evaluasi, Rabu (18/11) lalu. Rapat dipimpin Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT dan dihadiri instansi terkait.
"Uji coba ini tidak dilanjutkan dahulu. Apa yang dilakukan di lapangan sudah baik. In sya Allah pekan depan setelah dilakukan pemetaan oleh tim akan kita lanjutkan," kata Firdaus di Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru.
Pemetaan perlu dilakukan untuk mengetahui kembali wilayah yang masuk dalam kategori zona kuning, atau wilayah dengan tingkat penyebaran Covid-19 rendah. Karena secara peta nasional Kota Pekanbaru masih berada pada zona oranye menuju zona kuning. "Kami memetakan lebih rinci lagi wilayah mana saja yang aman," imbuhnya.
Nantinya, sekolah tatap muka akan beralih dengan pertemuan terbatas. Sekolah yang dapat melakukan pertemuan terbatas hanya wilayah yang berada pada zona kuning.
"Jadi diperkecil lagi skalanya. Kita lihat per kecamatan, kecamatan mana yang tingkat penyebarannya rendah," terangnya.
Sebelumnya, dari 45 SMP di Pekanbaru, uji coba sekolah tatap muka ini diterapkan di 22 dari 23 sekolah yang direncanakan. Penerapan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Pertemuan terbatas pendukung PJJ ini hanya diselenggarakan SMP negeri yang berada di kecamatan dengan tingkat penyebaran rendah atau zona kuning. Pertemuan terbatas ini diikuti peserta didik hanya dalam kurun waktu 2-3 jam dalam satu kali pertemuan. Dalam pertemuan terbatas ini, sebelum memulai proses pembelajaran peserta didik wajib melakukan rapid test yang ditanggung oleh Diskes Pekanbaru.
Jika ditarik ke belakang, rencana sekolah tatap muka sudah mulai dibahas di Pemko Pekanbaru sejak Juli lalu setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pekanbaru berakhir dan Pekanbaru berada di zona kuning penyebaran Covid-19.
Rencana sekolah tatap muka akan diterapkan karena banyak permintaan dari orang tua wali murid serta pengelola sekolah swasta.
"Kami sudah sampaikan juga proses itu tentu kita mengacu pada kebijakan pusat. Sehingga keinginan orang tua murid dan penyelenggara sekolah kita tampung dan susun. Kemudian kami buat rencana kerja dan disampaikan permohonan izin pada kemendikbud dan Kemenag," urai Wako.
Hanya Meranti Tak Ada Penambahan Kasus Positif
Dari catatan pihak Dinas Kesehatan Riau per Ahad (22/11), hampir di semua wilayah Riau terdapat penambahan pasien positif Covid 19. Praktis hanya Kabupaten Kepulauan Meranti saja yang tidak terdapat penambahan pasien positif.
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk total penambahan pasien positif kemarin yakni 171 orang. Dengan demikian, total pasien positif di Riau saat ini menjadi sebanyak 18.603 orang. Untuk rinciannya, di Pekanbaru terdapat penambahan 69 orang, Dumai 25, Bengkalis 22, Rokan Hilir 15 , Kampar 13, Siak 10 orang, Rokan Hulu 8, Indragiri Hulu 5. Kuansing 2. Pelalawan dan Indragiri Hilir masing-masing satu orang.
"Jadi dari 12 kabupaten/kota di Riau, hanya Kepulauan Meranti saja yang tidak terdapat penambahan pasien positif," sebutnya.
Dengan kembali ditemukannya pasien positif di hampir semua wilayah tersebut, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Karena virus tersebut masih dapat mengancam siapa saja.
"Untuk itu kami imbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan virus ini. Caranya yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan," ajaknya.
Selain penambahan pasien positif, Mimi juga mengindikasikan adanya penambahan pasien positif yang sembuh. Total ada 177 pasien positif yang sudah dinyatakan sembuh.
"Dengan demikian, pasien yang sudah sembuh di Riau saat ini sebanyak 16.113 orang. Sementara itu, untuk pasien yang meninggal dunia bertambah lima orang, jadi total sebanyak 414 orang," paparnya.(ali/sol)
Laporan: M ALI NURMAN dan SOLEH SAPUTRA (Pekanbaru)