PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Warga Kota Pekanbaru masih ragu dan takut bercukur di tukang pangkas atau cukur rambut. Pendapatan tukang pangkas pun turun drastis. Tentu salah satunya akibat pandemi Covid-19 yang belum juga mereda di kota ini.
"Bahkan dulu dua hingga tiga bulan nyaris tak ada pelanggan," ujar Bahri, seorang tukang pangkas di Wonorejo, Pekanbaru, Jumat (13/11/2020).
Padahal, jelang Idulfitri biasanya adalah saat panen bagi mereka. Tapi itu semua nihil. Selama tiga bulan mereka nyaris berpuasa juga termasuk pada Ramadan dan jelang Idulfitri. Pelanggan yang ditunggu tak berani datang. Bagaimana kondisi sekarang?
"Belum Bang. Masih sedikit yang bercukur. Banyak pelanggan yang tak lagi datang," ujarnya.
Bahri sendiri cukup menerapkan protokol kesehatan. Tersedia tempat cuci tangan. Dia selalu memakai masker. Beberapa pelanggan juga. Kendati ada yang mengabaikan. Soal jaga jarak yang tidak mungkin karena dipastikan ada kontak fisik. Apakah tidak khawatir?
“Mau bagaimana lagi Bang. Jalani saja. Kalau kena flu ada. Tapi flu biasa. Tiap tahun pasti ada," ujarnya.
Sejauh ini, tidak terdengar kabar klaster tukang pangkas rambut. Tidak ada juga tukang pangkas yang mengubah penampilan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Bahri sendiri hanya menggunakan masker. Itu pun sudah diterapkannya jauh hari sebelum wabah Covid-19. Sejak lima tahun belakangan, dia menggunakan masker.
Menurut Bahri, hampir semua tukang pangkas di Pekanbaru mengalami nasib yang sama. Mereka pun punya grup WA dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Hampir semuanya seperti itu. Lesu darah. Tapi hidup harus dijalani.
Dia juga melayani panggilan pangkas ke rumah. Hanya saja pelanggannya bukan pelanggan baru. Mereka yang memanggil jasa pangkas ke rumah adalah orang-orang tua, orang stroke, atau bayi. Tidak ada orang sehat biasa yang memanggil pangkas karena khawatir terkena Covid-19.
"Tak ada pelanggan baru. Orang lama semuanya," ujarnya.
Lalu ke mana pelanggan para tukang cukur ini? Salah satu jawaban ada pada Slamet. Khawatir tertular, dia memilih tak mendatangi tukang cukur hingga saat ini. Untuk merapikan rambutnya, dia memangkas sendiri. Dia membeli alat pangkas rambut listrik di toko daring.
“Kalau pangkas sendiri kan lebih aman," ujarnya.
Laporan: Muhammad Amin (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra