PEKANBARU (RIAU POS.CO) — Kompetisi Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 yang digelar secara daring, tim Provinsi Riau mendominasi juara dari empat cabang permainan tradisional yang diikuti.
Dari empat cabang permainan tradisional yang diikuti, Riau berhasil meraih juara di semua cabangnya. "Alhamdulillah, Riau berhasil meraih ranking teratas dengan menyabet seluruh cabang," kata Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal Zen, Kamis (12/11).
Menurut Raja Yose, prestasi ini terdiri dari Juara I Lomba Bolak-balik Balok, Juara II Lomba Congklak Virtual, Juara III Egrang, dan Juara III Bakiak Kreasi.
Prestasi ini lebih baik sedikit bila dibandingkan kompetisi PKN 2019 lalu, di mana Riau pengumpul kedua medali terbanyak setelah Bali," ujarnya.
Dijelaskannya, pada kompetisi tahun ini, tim Riau diseleksi dan pemusatan latihan langsung dilakukan oleh Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional (KPOTI) Provinsi Riau yang dikomandoi Ketua Umum KPOTI Riau, Letkol Inf Aidil Amin SIP MIPOl.
"KPOTI yang diketuai mantan Dandim 0313 Kampar ini telah melakukan penyeleksian hingga akhirnya Riau menjuarai seluruh cabang yang diperlombakan. Pak Aidil dan kawan-kawan telah memberi warna bagi prestasi Riau di tingkat nasional. Selama latihan para atlet dilatih oleh Candra Alpiat SPd dan Sri Hartuti SPd. Hadiah akan diberikan saat penutupan PKN tanggal 30 November ini," jelasnya.
Raja Yose menuturkan, nama-nama atlet yang mengikuti kompetisi yakni, atlet Zulhafzi (Juara I Lomba Bolak-balik Balok asal SMPN 37 Pekanbaru), Nur Aisyah (Juara II Congklak Virtual asal MTs TI Kuansing), Haekal Mubarak (Juara III Egrang asal SMPN 3 Pekanbaru) dan Apriyani, Haryanti, Fadlah Rahmayuni, Kayla Arsya serta Salsabilah MP (Juara III Bakiak Kreasi asal SMPN 37 Pekanbaru).
Lebih jauh dijelaskan Raja Yose, PKN merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kebudayaan Kemendikbud RI, di mana tahun 2020 sebagian besar dilakukan secara virtual.
"Insya Allah saat penutupan nanti Gubernur Riau (Gubri) juga menerima 10 sertifikat penetapan Warisan Budaya Takbenda (WTB) Indonesia dari Mendikbud," pungkasnya.
Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi