PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kendati belum genap sebulan dioperasikan, sudah empat kali kecelakaan lalu lintas (lakalantas) terjadi di ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai (Permai). Umumnya adalah kecelakaan tunggal dan diduga penyebabnya sopir mengantuk.
Lakalantas perdana terjadi di jalan bebas hambatan tersebut pada Senin (28/9) lalu. Saat itu, satu unit mobil mengalami laka tunggal di kilometer (km) 58,5, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Kendaraan roda empat ini melaju dari arah Pekanbaru-Dumai menabrak median jalan. Akibatnya, mobil dengan nomor polisi BM 1636 hanya mengalami ringsek pada bagian depan dan ban pecah. Beruntung tidak ada korban jiwa. Sopir dan empat penumpang selamat. Diduga kecelakaan itu lantaran sopir yang diketahui perempuan berusia 45 tahun keletihan dan mengantuk.
Selang dua pekan kemudian, kembali terjadi kecelakaan. Kali ini, satu unit mobil yang melaju dari arah Pekanbaru menuju Dumai menabrak bagian belakang mobil truk trailer dengan nomor polisi (nopol) B 9384 PEH. Akibat kejadian di KM 75, Desa Pinggir, Kabupaten Bengkalis ini, mobil minibus dengan nopol BM 1640 RG yang diketahui dikemudikan Tedi Prayoga mengalami rusak berat pada bagian depan. Sedangkan, sopir mengalami luka berat. Lagi-lagi peristiwa nahas itu diduga pengemudi mengantuk.
Lalu, dua penumpang minibus dengan nopol BM 1302 RP tewas, usai menabrak bagaian belakang truk tronton BK 8572 CS, Kamis (15/10) pagi. Kecelakaan maut ini terjadi di kilometer 27, Kandis Kabupaten Siak. Kecelakaan ini diduga terjadi lantaran lalai dan kurang hati-hatinya sopir mobil mini bus tersebut. Dia diduga mengemudikan kendaraanya dalam kondisi mengantuk. Adapun korban jiwa dengan nama Nasrul Wirawan yang meninggal dunia di lokasi kejadian. Lalu, Kapra (26) yang mengalami luka berat dan meninggal dunia meski mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Awal Bros Ahmad Yani. Sedangkan, pengemudi mini bus Amirul Putra Anandi dan penumpang lainnya, Abdurrahman Alqho Fikhi hanya mengalami luka ringan.
Tak hanya itu, Kasat PJR Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau AKBP Irmadison menyampaikan, lakalantas kembali terjadi pada Sabtu (17/10) di sekitar kilometer 80, Desa Pinggir, Bengkalis. Laka tunggal itu melibatkan satu unit mobil truk BM 8656 RE.
"Iya, kecelakaan tunggal itu terjadi sekitar pukul 06.15 WIB," ungkap Irmadison.
Truk diketahui bermuatan cangkang sawit melaju dari arah Pekanbaru-Dumai. Namun, tiba-tiba hilang kendali menabrak pembatas dan terguling keluar badan jalan tol.
"Pengemudinya Carles Hutagalung. Kendaraan itu arah Pekanbaru hendak menuju ke arah Dumai dengan kecepatan sedang. Sesampai di TKP KM 80/600, menabrak pembatas dan mengakibatkan mobil terbalik serta mengalami kerusakan," tambah Kasat PJR Ditlantas Polda Riau.
Dalam kecelakaan beruntung tidak ada korban jiwa. Supir dan kernet selamat dari peristiwa naas tersebut. Sementara kerugian material diperkirakan mencapai belasan juta rupiah. "Penyebab diduga sopir pada saat mengemudikan kendaraan dalam keadaan mengantuk," terangnya.
Pada kesempatan ini, Irmadison mengimbau, para pengendara yang melintasi jalan bebas hambatan agar beristirahat jika merasa capek dan ngantuk. Karena, di sepanjang jalan tol tersebut telah disediakan tempat peristirahatan atau rest area. Selain itu, para pengendara juga diminta berhati-hati dan memperhatikan rambu-rambu yang terpasang serta meningkatkan kewaspadaan.
"Patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada, dan kecepatan 80 km per jam. Para pengendara juga diminta mengecek kondisi kendaraan sebelum melintasi jalan itu," harapnya.
Sementara Branch Manajer Operasi dan Pengelola Jalan Tol (OPJT) Tol Permai Indrayana menyebut, bahwa pihaknya turut berbelasungkawa atas meninggalnya korban serta meminta maaf atas ketidaknyamanan yang timbul di ruas Tol Pekanbaru-Dumai.
"Kami mengimbau seluruh pengguna jalan tol untuk terus berhati-hati dan waspada dalam mengemudi," katanya lewat siaran pers yang diterima Riau Pos, belum lama ini.
Sementara, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah IV Riau dan Kepri, Ardono menjelaskan, faktor kecelakaan lalu lintas di jalanan salah satunya adalah akibat beroperasinya kendaraan over load over dimension (ODOL). Pihaknya bersama OPJT Pekanbaru-Dumai, kepolisian dan TNI dua pekan lalu telah menggelar razia tersebut untuk meminimalisir angka kecelakaan di jalan Tol Permain. Hasilnya, ditemukan puluhan kendaraan yang dinyatakan ODOL.
"Kami harapkan mereka (pengusaha logistik, red) patuh. Agar kecelakaan di jalan tol dapat diminimalisir," katanya.
Waspada, 6 Penyebab Kecelakaan Fatal di Tol
ST Instruktur Otomotif dari Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Mujianto mengingatkan pengguna jalan tol perlu berhati-hati. Pasalnya, kecelakaan bisa saja terjadi karena ada enam faktor penyebabnya.
Enam faktor itu adalah kondisi ban, rem blong, kelebihan muatan, faktor manusia (kelalaian), kondisi jalan dan kondisi cuaca. Dijelaskannya, ban kendaraan mau jenis atau merek apa saja tidak masalah. Karena sudah ada standar yang dikeluarkan pabrik. Kendati demikian juga harus diperhatikan masa kadaluarsanya ban tersebut. Ban itu juga punya kadaluarsa. Memang kalau orang yang awam tidak mengerti.
"Mobil jarang dipakai, bannya kelihatan masih bagus. Tapi kalau sudah kadaluarsa itu bahaya seperti karetnya udah getas bisa menyebabkan ban pecah. Dan salah satu faktor lainnya yang membuat ban itu pecah karena faktor tekanan angin di dalam ban kurang, tetapi tekanannya juga tidak boleh terlalu tinggi. Standarnya tekanan angin ban idealnya 32-35 Psi tergantung dari jenis kendaraannya," jelasnya.
Selanjutnya, kecelakaan di tol terjadi itu juga karena rem blong. Kondisi rem yang tidak prima juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di jalan tol. Untuk itu harus rutin dilakukan pergantian minyak rem setiap 40 ribu km.
"Kenapa harus diganti? Karena panas, mendidih sehingga terjadi penguapan, sehingga minyak rem tidak berfungsi dengan baik," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, ada juga faktor kendaraan yang melebihi muatan. Kelebihan muatan tentu efeknya berpengaruh kepada rem dan pengendalian.
"Biasanya kalau memasuki tol itu sudah ada imbauan atau pengecekan muatan sebelum memasuki jalan tol. Jika melebihi muatan yang telah ditentukan maka mobil tidak diperkenankan melintas di jalan tol," kata Mujianto.
Selain itu, faktor kelalaian manusia di dalam mengendarai kendaraan di jalan tol. Kelalain itu seperti kondisi badan yang capek dan mengantuk terus dipaksa untuk berkendara sehingga bisa menyebabkan kecelakaan.
"Kelima juga disebabkan oleh kondisi jalan. Kondisi jalan tol juga bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kalau kondisi jalan berair, lalu berkendara dengan kecepatan tinggi pasti ban akan melayang di jalan. Begitu juga ketika melintas jalan yang berlubang dengan kecepatan tinggi kendaraan pasti akan terbalik," terangnya.
Ditambahkannya, selanjutnya adalah faktor cuaca. Faktor cuaca juga sangat berpengaruh terhadap keamanan saat melintas di jalan tol. Saat kondisi hujan deras atau jalanan licin sebaiknya mengurangi kecepatan kendaraan.
"Karena enam faktor itulah kerap terjadi kecelakaan dijalan tol. Untuk itu perlu diperhatikan kondisi kendaraan, muatan, cuaca, jalan dan faktor manusianya," tuturnya.(rir/p/dof)