Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Mahasiswi Ini Babak Belur Dihajar 3 Pria karena Memakai Rok Terlalu Pendek

STRASBOURG (RIAUPOS.CO) – Seorang perempuan berusia 22 tahun babak belur dikeroyok tiga pria di Strasbourg, Prancis, pada Jumat pekan lalu. Alasannya, perempuan berstatus mahasiswa itu mengenakan rok yang terlalu pendek.

Insiden ini sangat langka di Prancis, negara yang mendengungkan kebebasan dalam berekspresi dan berpenampilan.

Korban, diidentifikasi sebagai Elisabeth, mengatakan, dia diberhentikan oleh ketiga pria tersebut saat pulang ke apartemennya. Dia dipukuli di siang bolong dan di tengah keramaian.

"Salah satu dari tiga pria berkata kepada saya, 'Lihat ini yang memakai rok'. Saya menjawab, 'maaf'. Kemudian, mereka menjawab saya 'Diam lihat ke bawah'," kata Elisabeth, menirukan perkataan para pelaku, dikutip dari The Sun, Senin (28/9/2020).

Baca Juga:  75 Tahun SPS, Merawat Jurnalisme Berkualitas untuk Bangsa

Dua pelaku lalu memegangi tangannya dan satu pelaku memukuli wajahnya. Saat kejadian ada belasan orang yang menyaksikan kejadian itu, namun mereka tak berani ikut campur.

Pemerintah Prancis mengecam serangan tersebut. Juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan, Prancis membolehkan siapa saja keluar mengenakan pakaian yang mereka inginkan.

"Kami tidak dapat menerima bahwa hari ini di Prancis, seorang perempuan merasa dalam bahaya, baik dilecehkan, diancam, atau dipukuli karena cara berpakaian," ujarnya.

Wakil Menteri Dalam Negeri Marlence Schiappa mendesak masyarakat untuk melapor polisi jika menyaksikan pelecehan terhadap perempuan.

“Seorang perempuan tidak boleh dipukul karena dia memakai rok. Seorang perempuan dipukul karena ada orang (berpaham, red) misoginis, pro-kekerasan, serta merasa bebas dari hukum atau aturan kesopanan dengan menyerang mereka," kata Schiappa, kepada radio France Bleu Alsace.

Pada Kamis pekan lalu seorang remaja 18 tahun dijatuhi hukuman percobaan karena menyerang dua perempuan, salah satunya mengenakan pakaian terlalu pendek.

Baca Juga:  Pedagang Masker Diminta Utamakan Pasar Dalam Negeri Ketimbang Ekspor

Proses hukumnya sangat cepat sampai jatuh vonis, yakni sehari setelah kejadian, berdasarkan prosedur peradilan jalur cepat yang dibolehkan berdasarkan hukum Prancis.

Sumber: AFP/The Sun/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 

STRASBOURG (RIAUPOS.CO) – Seorang perempuan berusia 22 tahun babak belur dikeroyok tiga pria di Strasbourg, Prancis, pada Jumat pekan lalu. Alasannya, perempuan berstatus mahasiswa itu mengenakan rok yang terlalu pendek.

Insiden ini sangat langka di Prancis, negara yang mendengungkan kebebasan dalam berekspresi dan berpenampilan.

- Advertisement -

Korban, diidentifikasi sebagai Elisabeth, mengatakan, dia diberhentikan oleh ketiga pria tersebut saat pulang ke apartemennya. Dia dipukuli di siang bolong dan di tengah keramaian.

"Salah satu dari tiga pria berkata kepada saya, 'Lihat ini yang memakai rok'. Saya menjawab, 'maaf'. Kemudian, mereka menjawab saya 'Diam lihat ke bawah'," kata Elisabeth, menirukan perkataan para pelaku, dikutip dari The Sun, Senin (28/9/2020).

- Advertisement -
Baca Juga:  Bupati: Maksimalkan Pelayanan Kesehatan

Dua pelaku lalu memegangi tangannya dan satu pelaku memukuli wajahnya. Saat kejadian ada belasan orang yang menyaksikan kejadian itu, namun mereka tak berani ikut campur.

Pemerintah Prancis mengecam serangan tersebut. Juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan, Prancis membolehkan siapa saja keluar mengenakan pakaian yang mereka inginkan.

"Kami tidak dapat menerima bahwa hari ini di Prancis, seorang perempuan merasa dalam bahaya, baik dilecehkan, diancam, atau dipukuli karena cara berpakaian," ujarnya.

Wakil Menteri Dalam Negeri Marlence Schiappa mendesak masyarakat untuk melapor polisi jika menyaksikan pelecehan terhadap perempuan.

“Seorang perempuan tidak boleh dipukul karena dia memakai rok. Seorang perempuan dipukul karena ada orang (berpaham, red) misoginis, pro-kekerasan, serta merasa bebas dari hukum atau aturan kesopanan dengan menyerang mereka," kata Schiappa, kepada radio France Bleu Alsace.

Pada Kamis pekan lalu seorang remaja 18 tahun dijatuhi hukuman percobaan karena menyerang dua perempuan, salah satunya mengenakan pakaian terlalu pendek.

Baca Juga:  Coca-Cola Raih Penghargaan Best Companies to Work

Proses hukumnya sangat cepat sampai jatuh vonis, yakni sehari setelah kejadian, berdasarkan prosedur peradilan jalur cepat yang dibolehkan berdasarkan hukum Prancis.

Sumber: AFP/The Sun/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari