Minggu, 10 November 2024

Jaringan Internet Lemot jadi Kendala Utama Sekolah Online

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikbud membuat survei pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19. Hasilnya, jaringan internet yang tidak stabil menjadi kendala paling dominan yang dialami masyarakat.

Hasil survei tersebut disampaikan Dirketur PAUD Kemendikbud Muhammad Hasbi dalam diskusi Majelis Dikdasmen PP Aisyah bertajuk Pendidikan yang Membahagiaan Anak di Era Covid-19. ’’Responden tersebar di seluruh provinsi di Indonesia,’’ kata Hasbi Selasa (12/5).

- Advertisement -

Survei itu menunjukkan kegiatan belajar online jenjang PAUD paling banyak dilakukan di kelompok TK, Raudlatul Athfal (RA), atau Bustanul Athfal (BA) dengan persentase 55 persen. Kemudian disusul kelompok bermain (KB) sejumlah 33 persen dan tempat penitipan anak (TPA) sejumlah 12 persen.

Baca Juga:  Harga Paket Umrah Diprediksi Melambung

Hasbi lantas memaparkan temuan kendala-kendala yang dihadapi orangtua atau masyarakat. Kendala paling banyak adalah jaringan internet tidak stabil sejumlah 19,3 persen. Disusul kurangnya kemampuan TKI orang tua (16,8 persen), keterbatasan biaya (15,4 persen), keterbatasan alat peraga edukatif online (15,4 persen), dan kurangnya fasilitas TIK (12,5 persen).

Selain itu, kurangnya kemampuan pedagogik orang tua (11,4 persen), jaringan internet tidak ada (5,2 persen), kurangnya kemampuan TKI guru (2,6 persen), dan alasan lainnya 1,4 persen. ’’Kita ketahui bahwa pandemi Covid-19 ini memengaruhi berbagai sektor. Tidak hanya sektor sosial saja, tetapi juga sektor ekonomi,’’ jelasnya.

- Advertisement -

Hasbi mengatakan di masa pandemi ini, sekolah diminta memberikan pembelajaran jarak jauh yang bermakna. ’’Tanpa membebani (siswa, Red) dengan capaian kurikulum. Sebagaimana di masa non-pandemi,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Lari 10 Km Tiap Hari, Anak Tukang Las Lulus Polisi dengan Nilai Tertinggi

Sementara itu, Ketua PP Aisyiyah Prof Masyitoh Chusnan menyampaikan semangat dan dukungan moril kepada guru-guru Aisyiyah di penjuru Indonesia. ’’Kami berpikir bagaimana para guru untuk terus memperhatikan muridnya,’’ katanya. Kemudian dia juga berfikir untuk sekolah yang pas-pasan, apakah gurunya tetap mendapatkan kesejahteraan.

Dia mengatakan untuk mengatasi kebosanan pada siswa saat menjalani belajar di rumah, tentu bergantung dari kreativitas guru masing-masing. Dia sepakat bahwa bagaimapaun juga anak tetap dimotivasi supaya senang belajar, terus termotivasi untuk belajar.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikbud membuat survei pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19. Hasilnya, jaringan internet yang tidak stabil menjadi kendala paling dominan yang dialami masyarakat.

Hasil survei tersebut disampaikan Dirketur PAUD Kemendikbud Muhammad Hasbi dalam diskusi Majelis Dikdasmen PP Aisyah bertajuk Pendidikan yang Membahagiaan Anak di Era Covid-19. ’’Responden tersebar di seluruh provinsi di Indonesia,’’ kata Hasbi Selasa (12/5).

- Advertisement -

Survei itu menunjukkan kegiatan belajar online jenjang PAUD paling banyak dilakukan di kelompok TK, Raudlatul Athfal (RA), atau Bustanul Athfal (BA) dengan persentase 55 persen. Kemudian disusul kelompok bermain (KB) sejumlah 33 persen dan tempat penitipan anak (TPA) sejumlah 12 persen.

Baca Juga:  Lari 10 Km Tiap Hari, Anak Tukang Las Lulus Polisi dengan Nilai Tertinggi

Hasbi lantas memaparkan temuan kendala-kendala yang dihadapi orangtua atau masyarakat. Kendala paling banyak adalah jaringan internet tidak stabil sejumlah 19,3 persen. Disusul kurangnya kemampuan TKI orang tua (16,8 persen), keterbatasan biaya (15,4 persen), keterbatasan alat peraga edukatif online (15,4 persen), dan kurangnya fasilitas TIK (12,5 persen).

- Advertisement -

Selain itu, kurangnya kemampuan pedagogik orang tua (11,4 persen), jaringan internet tidak ada (5,2 persen), kurangnya kemampuan TKI guru (2,6 persen), dan alasan lainnya 1,4 persen. ’’Kita ketahui bahwa pandemi Covid-19 ini memengaruhi berbagai sektor. Tidak hanya sektor sosial saja, tetapi juga sektor ekonomi,’’ jelasnya.

Hasbi mengatakan di masa pandemi ini, sekolah diminta memberikan pembelajaran jarak jauh yang bermakna. ’’Tanpa membebani (siswa, Red) dengan capaian kurikulum. Sebagaimana di masa non-pandemi,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Harga Paket Umrah Diprediksi Melambung

Sementara itu, Ketua PP Aisyiyah Prof Masyitoh Chusnan menyampaikan semangat dan dukungan moril kepada guru-guru Aisyiyah di penjuru Indonesia. ’’Kami berpikir bagaimana para guru untuk terus memperhatikan muridnya,’’ katanya. Kemudian dia juga berfikir untuk sekolah yang pas-pasan, apakah gurunya tetap mendapatkan kesejahteraan.

Dia mengatakan untuk mengatasi kebosanan pada siswa saat menjalani belajar di rumah, tentu bergantung dari kreativitas guru masing-masing. Dia sepakat bahwa bagaimapaun juga anak tetap dimotivasi supaya senang belajar, terus termotivasi untuk belajar.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari