Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Akses Transportasi ke Pekanbaru Ditutup

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — BANDARA Sultan Syarif Kasim (SSK) II dan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki di Pekanbaru ditutup. Ini menindaklanjuti arahan Kementerian Perhubungan terkait penghentian sementara aktivitas di bandara dan terminal. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar langsung meninjau ke lapangan, kemarin.

"Sesuai arahan Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan, operasional pesawat dan bus diberhentikan sementara," ujar Gubri.

Lebih lanjut dikatakan Syamsuar, alasan dilakukan pemberhentian ini disebabkan Riau telah termasuk wilayah transmisi lokal penyebaran virus corona. Karena itu, protokol kesehatan harus benar-benar dilakukan.

"Transmisi lokal itu berarti sudah terjadi penularan virus corona dari orang ke orang. Karena itu, Riau saat ini sudah jadi daerah berisiko tinggi penularan virus corona. Untuk itu, kami harap masyarakat tidak melakukan mudik," ujarnya.

Dijelaskan Gubri, masa pemberhentian sementara operasional pesawat dan bus ini dilaksanakan sejak 25 April hingga 31 Mei 2020. Karena itu, kemarin (24/4) adalah hari terakhir pesawat dan bus beroperasi di Riau.

"Besok (hari ini, red) tidak ada lagi operasional keberangkatan maupun penerimaan di bandara an terminal. Kami harap untuk petugas dapat melaksanakan hal ini dengan disiplin, sehingga kita dapat mencegah penyebaran wabah virus corona," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Riau Taufik OH mengatakan, larangan mudik diterapkan pemerintah dari dan ke wilayah yang sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta zona merah penyebaran virus corona.

"Untuk Provinsi Riau, baru Pekanbaru saja yang menetapkan PSBB, sehingga wilayah ini dilarang masuk dan keluar," katanya.

Untuk itu, mulai hari ini (Jumat, red), lanjut Taufik, beberapa akses pintu masuk dan keluar di Pekanbaru akan ditutup. Baik itu bandara dan juga jalan-jalan lintas yang ada.

"Akses darat, udara dan laut semuanya ditutup. Di luar Pekanbaru yang berstatus PSBB, masih diperbolehkan transportasinya. Yang tertutup dan terbuka saat ini hanya untuk Pekanbaru saja," ujar Taufik.

Baca Juga:  Tanamkan Rasa Cinta Tanah Air, 168 Siswa Gelar Pawai Pakaian Adat

Transportasi darat untuk masuk dan keluar daerah yang tidak menerapkan PSBB, kata Taufik, masih bisa beroperasi. Namum, semua orang yang hendak masuk ke suatu wilayah di Riau bakal diperiksa kesehatannya.

"Secara nasional kan yang provinsinya menetapkan PSBB hanya DKI dan Sumatera Barat saja, Riau belum. Jadi aturan ini pun hanya berlaku bagi wilayah Pekanbaru saja," jelasnya.

Taufik juga memaparkan, bahwa kendaraan antarprovinsi masih diizinkan melintas dengan perlakuan khusus. Yakni membawa TKI yang pulang dari Malaysia. Nantinya, kendaraan pengangkut TKI ini akan diberikan tanda khusus.

"Riau kan pintu keluar pemulangan TKI dari Malaysia, ya transportasi laut dan darat masih diperbolehkan. Ini pengecualian. Kami akan berikan tanda khusus bagi transportasi darat yang membawa TKI. Kan mereka berasal dari seluruh provinsi di Sumatera ini," sebut Taufik.

Sementara itu Satlantas Polresta Pekanbaru bakal mengoptimalkan pengawasan di enam pintu masuk ke Kota Bertuah. Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Emil Eka Putra menjelaskan pihaknya melaksanakan Operasi Ketupat pada 24 April hingga 31 Mei.

"Kami melaksanakan Operasi Ketupat dengan sasarannya terkait adanya Permenhub tersebut. Kami akan menguatkan penjagaan di pos pemangaman dan enam pintu masuk perbatasan Pekanbaru," ujar Emil saat dikonfirmasi, Jumat  (24/4).

Emil menambahkan enam pintu masuk perbatasan tersebut adalah SPBU Teratak Buluh, Lintas Timur dekat SPBU Kulim Atas, Rimbo Panjang, Garuda Sakti dekat Masjid Baiturrahman, Polsek Rumbai dan Pelabuhan Sungai Duku.

Untuk diketahui, hingga saat ini, jumlah pasien suspect corona atau pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Riau. Terhitung sejak 3 Maret-24 April 2020, totalnya mencapai 253 orang yang masih dirawat. 208 dinyatakan sehat, dan 59 meninggal dunia.

Sedangkan, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Riau sebanyak 14.064 orang. Yang sudah selesai menjalani pemantauan 33.598 sehingga total ODP 47.662. Untuk pasien positif corona total berjumlah 36 orang, 12 dinyatakan sehat dan empat meninggal dunia.

Baca Juga:  Pelaku Biasanya Masih Keluarga

Rapid Test, Dua Warga Kuansing Positif
Masyarakat Kuansing dihebohkan dengan beredarnya informasi di media sosial dan grup WhatsApp bahwa ada dua orang warga Kuansing dikabarkan terpapar Covid-29. Dua warga tersebut berasal dari Kecamatan Singingi. Menanggapi informasi itu, Juru Bicara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Telukkuantan dr Amelia Nasrin mengakui hal itu.

"Kita tak perlu panik. Ini hasil rapid test. Nanti akan dilanjutkan pemeriksaan swab-nya. Dari sinilah nanti kita mengetahui apakah dua warga ini positif terpapar Covid-19," kata Amelia kepada sejumlah wartawan.

Amelia melanjutkan, hasil rapid test tersebut sensitivitasnya hanya berkisar 30-70 persen. Makanya masyarakat diminta jangan panik. Sebab, hasil rapid test positif yang diambil dari dua orang tersebut, bisa jadi karena virus lain.

"Makanya kami tunggu dulu hasil swab-nya. Nanti, hasil swab ini yang akan menentukan apakah warga tersebut positif terpapar Covid-19 atau ada gejala virus lain," kata Amelia.

Ketika ditanya, apakah gejala yang dialami kedua warga tesebut mengarah kepada Covid-19, Amelia menjawab, bahwa satu dari dua warga tersebut tidak mempunyai gejala sebelumnya. Amelia menambahkan, menurut jadwal, hasil swab kedua warga Singingi itu baru bisa diketahui sepekan ke depan.

Sedangkan untuk hasil swab dua PDP yang meninggal beberapa pekan lalu, dinyatakan negatif. Maka dari itu, tim gugus tugas meminta masyarakat untuk tidak cepat panik dalam menerima berita-berita yang belum jelas kebenarannya.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kuansing, Agus Mandar menyebutkan bahwa, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Singingi dan pemerintahan desa untuk memantau keluarga tersebut.

"Sekarang sedang dilakukan isolasi mandiri. Kami juga sudah menyiapkan sembako untuk keperluan para keluarga ODP tersebut. Tim, mulai dari pihak kecamatan, Polsek, Danramil, tim kesehatan dan pemerintahan desa sudah kami siapkan," kata Agus Mandar.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — BANDARA Sultan Syarif Kasim (SSK) II dan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki di Pekanbaru ditutup. Ini menindaklanjuti arahan Kementerian Perhubungan terkait penghentian sementara aktivitas di bandara dan terminal. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar langsung meninjau ke lapangan, kemarin.

"Sesuai arahan Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan, operasional pesawat dan bus diberhentikan sementara," ujar Gubri.

- Advertisement -

Lebih lanjut dikatakan Syamsuar, alasan dilakukan pemberhentian ini disebabkan Riau telah termasuk wilayah transmisi lokal penyebaran virus corona. Karena itu, protokol kesehatan harus benar-benar dilakukan.

"Transmisi lokal itu berarti sudah terjadi penularan virus corona dari orang ke orang. Karena itu, Riau saat ini sudah jadi daerah berisiko tinggi penularan virus corona. Untuk itu, kami harap masyarakat tidak melakukan mudik," ujarnya.

- Advertisement -

Dijelaskan Gubri, masa pemberhentian sementara operasional pesawat dan bus ini dilaksanakan sejak 25 April hingga 31 Mei 2020. Karena itu, kemarin (24/4) adalah hari terakhir pesawat dan bus beroperasi di Riau.

"Besok (hari ini, red) tidak ada lagi operasional keberangkatan maupun penerimaan di bandara an terminal. Kami harap untuk petugas dapat melaksanakan hal ini dengan disiplin, sehingga kita dapat mencegah penyebaran wabah virus corona," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Riau Taufik OH mengatakan, larangan mudik diterapkan pemerintah dari dan ke wilayah yang sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta zona merah penyebaran virus corona.

"Untuk Provinsi Riau, baru Pekanbaru saja yang menetapkan PSBB, sehingga wilayah ini dilarang masuk dan keluar," katanya.

Untuk itu, mulai hari ini (Jumat, red), lanjut Taufik, beberapa akses pintu masuk dan keluar di Pekanbaru akan ditutup. Baik itu bandara dan juga jalan-jalan lintas yang ada.

"Akses darat, udara dan laut semuanya ditutup. Di luar Pekanbaru yang berstatus PSBB, masih diperbolehkan transportasinya. Yang tertutup dan terbuka saat ini hanya untuk Pekanbaru saja," ujar Taufik.

Baca Juga:  128 Pasien Covid-19 Isolasi di Fasilitas Pemerintah

Transportasi darat untuk masuk dan keluar daerah yang tidak menerapkan PSBB, kata Taufik, masih bisa beroperasi. Namum, semua orang yang hendak masuk ke suatu wilayah di Riau bakal diperiksa kesehatannya.

"Secara nasional kan yang provinsinya menetapkan PSBB hanya DKI dan Sumatera Barat saja, Riau belum. Jadi aturan ini pun hanya berlaku bagi wilayah Pekanbaru saja," jelasnya.

Taufik juga memaparkan, bahwa kendaraan antarprovinsi masih diizinkan melintas dengan perlakuan khusus. Yakni membawa TKI yang pulang dari Malaysia. Nantinya, kendaraan pengangkut TKI ini akan diberikan tanda khusus.

"Riau kan pintu keluar pemulangan TKI dari Malaysia, ya transportasi laut dan darat masih diperbolehkan. Ini pengecualian. Kami akan berikan tanda khusus bagi transportasi darat yang membawa TKI. Kan mereka berasal dari seluruh provinsi di Sumatera ini," sebut Taufik.

Sementara itu Satlantas Polresta Pekanbaru bakal mengoptimalkan pengawasan di enam pintu masuk ke Kota Bertuah. Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Emil Eka Putra menjelaskan pihaknya melaksanakan Operasi Ketupat pada 24 April hingga 31 Mei.

"Kami melaksanakan Operasi Ketupat dengan sasarannya terkait adanya Permenhub tersebut. Kami akan menguatkan penjagaan di pos pemangaman dan enam pintu masuk perbatasan Pekanbaru," ujar Emil saat dikonfirmasi, Jumat  (24/4).

Emil menambahkan enam pintu masuk perbatasan tersebut adalah SPBU Teratak Buluh, Lintas Timur dekat SPBU Kulim Atas, Rimbo Panjang, Garuda Sakti dekat Masjid Baiturrahman, Polsek Rumbai dan Pelabuhan Sungai Duku.

Untuk diketahui, hingga saat ini, jumlah pasien suspect corona atau pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Riau. Terhitung sejak 3 Maret-24 April 2020, totalnya mencapai 253 orang yang masih dirawat. 208 dinyatakan sehat, dan 59 meninggal dunia.

Sedangkan, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Riau sebanyak 14.064 orang. Yang sudah selesai menjalani pemantauan 33.598 sehingga total ODP 47.662. Untuk pasien positif corona total berjumlah 36 orang, 12 dinyatakan sehat dan empat meninggal dunia.

Baca Juga:  Kebijakan Rektor UIN Tuai Kritikan

Rapid Test, Dua Warga Kuansing Positif
Masyarakat Kuansing dihebohkan dengan beredarnya informasi di media sosial dan grup WhatsApp bahwa ada dua orang warga Kuansing dikabarkan terpapar Covid-29. Dua warga tersebut berasal dari Kecamatan Singingi. Menanggapi informasi itu, Juru Bicara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Telukkuantan dr Amelia Nasrin mengakui hal itu.

"Kita tak perlu panik. Ini hasil rapid test. Nanti akan dilanjutkan pemeriksaan swab-nya. Dari sinilah nanti kita mengetahui apakah dua warga ini positif terpapar Covid-19," kata Amelia kepada sejumlah wartawan.

Amelia melanjutkan, hasil rapid test tersebut sensitivitasnya hanya berkisar 30-70 persen. Makanya masyarakat diminta jangan panik. Sebab, hasil rapid test positif yang diambil dari dua orang tersebut, bisa jadi karena virus lain.

"Makanya kami tunggu dulu hasil swab-nya. Nanti, hasil swab ini yang akan menentukan apakah warga tersebut positif terpapar Covid-19 atau ada gejala virus lain," kata Amelia.

Ketika ditanya, apakah gejala yang dialami kedua warga tesebut mengarah kepada Covid-19, Amelia menjawab, bahwa satu dari dua warga tersebut tidak mempunyai gejala sebelumnya. Amelia menambahkan, menurut jadwal, hasil swab kedua warga Singingi itu baru bisa diketahui sepekan ke depan.

Sedangkan untuk hasil swab dua PDP yang meninggal beberapa pekan lalu, dinyatakan negatif. Maka dari itu, tim gugus tugas meminta masyarakat untuk tidak cepat panik dalam menerima berita-berita yang belum jelas kebenarannya.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kuansing, Agus Mandar menyebutkan bahwa, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Singingi dan pemerintahan desa untuk memantau keluarga tersebut.

"Sekarang sedang dilakukan isolasi mandiri. Kami juga sudah menyiapkan sembako untuk keperluan para keluarga ODP tersebut. Tim, mulai dari pihak kecamatan, Polsek, Danramil, tim kesehatan dan pemerintahan desa sudah kami siapkan," kata Agus Mandar.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari