JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Israel sedang terlibat konflik dengan kelompok militan Palestinian Islamic Jihad (PIJ). Konflik sejak pekan lalu tersebut menewaskan enam orang di Damaskus, Syria. Dua sisi belum menunjukkan tanda ingin berhenti.
Konflik itu dimulai saat PIJ meluncurkan 20 roket dari Gaza menuju wilayah selatan Israel pada Ahad (23/2). Serangan tersebut merupakan aksi balas dendam atas pembunuhan Mohammed Ali Al Naim, anggota PIJ di Khan Younis. Video yang memperlihatkan jasad Al Naim diseret dengan buldoser, lalu dimutilasi, memicu kemarahan penduduk Palestina.
Israel, rupanya, membalas agresi tersebut dengan meluncurkan rudal ke markas PIJ di Gaza dan Damaskus, Syria. Dalam langkah yang jarang terjadi, Israel mengakui telah menyerang wilayah Syria.
"Markas PIJ di wilayah Adeliyah, luar Damaskus, merupakan pusat kegiatan mereka di Syria," tulis Israel Defense Force (IDF) menurut Al Jazeera.
PIJ menyatakan, serangan itu menewaskan dua anggota mereka. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa terdapat korban tambahan, yakni empat pasukan prorezim Assad.
"Serangan pengecut ini adalah cerminan kegagalan musuh dalam menghadapi kami secara langsung di Palestina," tulis PIJ.
Tak lama kemudian, kelompok militan itu kembali meluncurkan 20 roket ke wilayah Israel. IDF mengklaim berhasil menghentikan 18 roket dengan sistem pertahanan udara mereka. Salah satu roket yang mendarat dikabarkan jatuh di taman bermain anak-anak yang kosong.
Pemerintah Israel pun mengambil langkah pencegahan karena tensi yang makin tinggi. Kementerian Pendidikan memerintah 65 ribu pelajar di wilayah dekat Gaza tetap berada di rumah. Mereka juga memerintahkan penundaan ujian masuk universitas di Kota Ashkelon, Sderot, dan Netivot.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi