SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti mengambil langkah serius dengan mengusulkan relokasi lima sekolah ke Pemerintah Pusat. Usulan ini muncul setelah siswa dan guru terus berada dalam situasi berbahaya akibat banjir, abrasi pantai, hingga kemunculan buaya yang mengganggu proses belajar mengajar.
Kepala Disdikbud Meranti Tunjiarto menyampaikan bahwa seluruh berkas persyaratan relokasi telah diserahkan kepada Kementerian Pendidikan melalui Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP). Ia berharap pemerintah pusat dapat memberikan respon cepat mengingat kondisi sekolah-sekolah tersebut sudah masuk kategori darurat.
“Semua bahan relokasi sudah kami serahkan ke BPMP. Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan karena ini menyangkut keselamatan anak-anak kita,” ujar Tunjiarto, Ahad (16/11).
Kelima sekolah yang diusulkan tersebar di beberapa kecamatan dengan ancaman berbeda. SD 6 Kepau Baru di Kecamatan Tebingtinggi Timur kerap terendam banjir saat musim hujan. SD 02 Tanjung Kedabu dan SD 03 Telesung di Kecamatan Rangsang Pesisir menghadapi risiko abrasi dan banjir pasang.
Di SD 10 Semulut, Desa Banglas Barat, guru dan murid bahkan hidup dalam kecemasan karena sering munculnya buaya di sekitar sekolah. Sementara satu sekolah di Kecamatan Rangsang harus berkali-kali meliburkan kegiatan belajar akibat banjir rutin yang tidak kunjung teratasi.
Tunjiarto menegaskan kondisi ini sudah berdampak langsung pada kualitas pendidikan. Aktivitas belajar sering berhenti mendadak demi menjaga keselamatan siswa dan guru.(wir)
SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti mengambil langkah serius dengan mengusulkan relokasi lima sekolah ke Pemerintah Pusat. Usulan ini muncul setelah siswa dan guru terus berada dalam situasi berbahaya akibat banjir, abrasi pantai, hingga kemunculan buaya yang mengganggu proses belajar mengajar.
Kepala Disdikbud Meranti Tunjiarto menyampaikan bahwa seluruh berkas persyaratan relokasi telah diserahkan kepada Kementerian Pendidikan melalui Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP). Ia berharap pemerintah pusat dapat memberikan respon cepat mengingat kondisi sekolah-sekolah tersebut sudah masuk kategori darurat.
“Semua bahan relokasi sudah kami serahkan ke BPMP. Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan karena ini menyangkut keselamatan anak-anak kita,” ujar Tunjiarto, Ahad (16/11).
Kelima sekolah yang diusulkan tersebar di beberapa kecamatan dengan ancaman berbeda. SD 6 Kepau Baru di Kecamatan Tebingtinggi Timur kerap terendam banjir saat musim hujan. SD 02 Tanjung Kedabu dan SD 03 Telesung di Kecamatan Rangsang Pesisir menghadapi risiko abrasi dan banjir pasang.
Di SD 10 Semulut, Desa Banglas Barat, guru dan murid bahkan hidup dalam kecemasan karena sering munculnya buaya di sekitar sekolah. Sementara satu sekolah di Kecamatan Rangsang harus berkali-kali meliburkan kegiatan belajar akibat banjir rutin yang tidak kunjung teratasi.
Tunjiarto menegaskan kondisi ini sudah berdampak langsung pada kualitas pendidikan. Aktivitas belajar sering berhenti mendadak demi menjaga keselamatan siswa dan guru.(wir)