Jumat, 7 November 2025
spot_img

Serapan Tenaga Kerja Naik, Sektor Pertanian dan Industri Makin Bergairah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan serapan tenaga kerja di sejumlah sektor utama sepanjang setahun terakhir, terutama pada pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Jika dibandingkan dengan data Agustus 2024, sektor pertanian menambah 0,49 juta pekerja, akomodasi dan makan minum naik 0,42 juta, serta industri pengolahan bertambah 0,30 juta tenaga kerja.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, mengatakan tiga sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. “Dalam satu tahun terakhir, peningkatan terbesar terjadi di lapangan usaha pertanian, akomodasi dan makan minum, serta industri pengolahan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11).

Edy menjelaskan, pada triwulan III 2025 sebagian besar sektor usaha tumbuh positif. Lapangan usaha yang memberi kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meliputi industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Baca Juga:  Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi di Tahun 2023

Sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan yang naik 10,59 persen, didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan. Selain itu, jasa perusahaan dan jasa lainnya juga tumbuh tinggi masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan III 2025, industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan 1,13 persen,” jelas Edy. Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perdagangan (0,72 persen), informasi dan komunikasi (0,63 persen), serta pertanian (0,61 persen).

Lebih rinci, industri pengolahan didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan luar negeri. Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen berkat kenaikan produksi minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya. Sementara itu, industri logam dasar tumbuh 18,62 persen karena tingginya permintaan ekspor besi dan baja. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga naik 11,65 persen, didorong oleh peningkatan permintaan bahan dan produk kimia di dalam dan luar negeri.

Baca Juga:  Kuansing Masih Kekurangan 15 Ribu Ton Beras Tiap Tahun

BPS juga mencatat peningkatan proporsi pekerja formal pada Agustus 2025, mencapai 42,20 persen dari total penduduk bekerja, naik dari 42,05 persen pada Agustus 2024. Kenaikan ini menunjukkan kualitas pasar tenaga kerja nasional terus membaik di tengah ekonomi yang tumbuh solid.

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025, dibanding 4,91 persen pada periode yang sama tahun lalu. “Jumlah pengangguran terbuka juga menurun menjadi 7,46 juta orang,” tutup Edy.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan serapan tenaga kerja di sejumlah sektor utama sepanjang setahun terakhir, terutama pada pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Jika dibandingkan dengan data Agustus 2024, sektor pertanian menambah 0,49 juta pekerja, akomodasi dan makan minum naik 0,42 juta, serta industri pengolahan bertambah 0,30 juta tenaga kerja.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, mengatakan tiga sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. “Dalam satu tahun terakhir, peningkatan terbesar terjadi di lapangan usaha pertanian, akomodasi dan makan minum, serta industri pengolahan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11).

Edy menjelaskan, pada triwulan III 2025 sebagian besar sektor usaha tumbuh positif. Lapangan usaha yang memberi kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meliputi industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Baca Juga:  Olah Vokal Hasilkan Prestasi Nasional

Sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan yang naik 10,59 persen, didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan. Selain itu, jasa perusahaan dan jasa lainnya juga tumbuh tinggi masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan III 2025, industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan 1,13 persen,” jelas Edy. Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perdagangan (0,72 persen), informasi dan komunikasi (0,63 persen), serta pertanian (0,61 persen).

- Advertisement -

Lebih rinci, industri pengolahan didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan luar negeri. Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen berkat kenaikan produksi minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya. Sementara itu, industri logam dasar tumbuh 18,62 persen karena tingginya permintaan ekspor besi dan baja. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga naik 11,65 persen, didorong oleh peningkatan permintaan bahan dan produk kimia di dalam dan luar negeri.

Baca Juga:  Tak Perlu Fase Sakit, Vaksinasi Membuat Kekebalan Tubuh

BPS juga mencatat peningkatan proporsi pekerja formal pada Agustus 2025, mencapai 42,20 persen dari total penduduk bekerja, naik dari 42,05 persen pada Agustus 2024. Kenaikan ini menunjukkan kualitas pasar tenaga kerja nasional terus membaik di tengah ekonomi yang tumbuh solid.

- Advertisement -

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025, dibanding 4,91 persen pada periode yang sama tahun lalu. “Jumlah pengangguran terbuka juga menurun menjadi 7,46 juta orang,” tutup Edy.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan serapan tenaga kerja di sejumlah sektor utama sepanjang setahun terakhir, terutama pada pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Jika dibandingkan dengan data Agustus 2024, sektor pertanian menambah 0,49 juta pekerja, akomodasi dan makan minum naik 0,42 juta, serta industri pengolahan bertambah 0,30 juta tenaga kerja.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, mengatakan tiga sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. “Dalam satu tahun terakhir, peningkatan terbesar terjadi di lapangan usaha pertanian, akomodasi dan makan minum, serta industri pengolahan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11).

Edy menjelaskan, pada triwulan III 2025 sebagian besar sektor usaha tumbuh positif. Lapangan usaha yang memberi kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meliputi industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Baca Juga:  Achmad Minta Persiapan Keberangkatan CJH Tak Boleh Berhenti 

Sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan yang naik 10,59 persen, didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan. Selain itu, jasa perusahaan dan jasa lainnya juga tumbuh tinggi masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan III 2025, industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan 1,13 persen,” jelas Edy. Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perdagangan (0,72 persen), informasi dan komunikasi (0,63 persen), serta pertanian (0,61 persen).

Lebih rinci, industri pengolahan didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan luar negeri. Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen berkat kenaikan produksi minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya. Sementara itu, industri logam dasar tumbuh 18,62 persen karena tingginya permintaan ekspor besi dan baja. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga naik 11,65 persen, didorong oleh peningkatan permintaan bahan dan produk kimia di dalam dan luar negeri.

Baca Juga:  Kuansing Masih Kekurangan 15 Ribu Ton Beras Tiap Tahun

BPS juga mencatat peningkatan proporsi pekerja formal pada Agustus 2025, mencapai 42,20 persen dari total penduduk bekerja, naik dari 42,05 persen pada Agustus 2024. Kenaikan ini menunjukkan kualitas pasar tenaga kerja nasional terus membaik di tengah ekonomi yang tumbuh solid.

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025, dibanding 4,91 persen pada periode yang sama tahun lalu. “Jumlah pengangguran terbuka juga menurun menjadi 7,46 juta orang,” tutup Edy.

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari