PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menyiapkan langkah cepat untuk menjaga stabilitas harga pangan sekaligus menghidupkan kembali pasar tradisional.
Salah satunya dengan menggelar pasar murah di 15 kecamatan, khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang paling terdampak lonjakan harga kebutuhan pokok.
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, mengatakan pasar murah akan menjual bahan pokok dengan harga lebih terjangkau melalui subsidi pemerintah. “Kita beli dengan harga pasar, lalu dijual dengan harga subsidi. Harapannya, masyarakat tetap bisa membeli kebutuhan dasar dengan harga murah,” ujarnya, Rabu (10/9).
Langkah ini sejalan dengan upaya Pemko merevitalisasi Pasar Palapa, pasar ikonik di Jalan Durian yang kini mulai redup. Tahun ini, halaman depan pasar akan dibangun ruang terbuka hijau (RTH) lengkap dengan jogging track dan area hijau agar suasana pasar lebih nyaman dan menarik bagi pengunjung.
Dalam kunjungannya ke Pasar Palapa, Agung sempat berdialog dengan pedagang yang mengeluhkan sepinya pembeli akibat menjamurnya pasar kaget, pedagang keliling, hingga tren belanja online. “Ke depan akan kita atur regulasi pasar kaget, agar pasar tradisional tetap hidup,” tegasnya.
Agung juga menyoroti harga cabai merah yang masih tinggi, mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Penyebab utamanya adalah berkurangnya pasokan dari Bukittinggi karena kemarau panjang. “Selain cabai, bahan pokok lain relatif stabil. Tapi cabai masih jadi perhatian,” jelasnya.
Dengan kombinasi revitalisasi Pasar Palapa dan penyelenggaraan pasar murah, Pemko berharap denyut ekonomi rakyat tetap terjaga. “Pasar tradisional harus kembali hidup, sehat, dan jadi ikon belanja masyarakat Pekanbaru,” pungkas Agung.(ali)