JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Di tengah semangat membangun negeri, PT PLN (Persero) terus menebar harapan dan menghadirkan terang hingga ke sudut-sudut pelosok Indonesia. Melalui program bertajuk Light Up The Dream (LUTD), para pegawai PLN bergotong royong menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu masyarakat pra-sejahtera mendapatkan sambungan listrik secara gratis.
Salah satu penerima manfaat program ini adalah Ibu Enik, seorang lansia yang tinggal di Kampung Daraham, Tangerang. Bertahun-tahun ia mengandalkan listrik dari rumah tetangga. Kini, rumahnya sudah terang dengan listrik sendiri.
“Sekarang kami tidak perlu menyalur lagi. Rumah jadi hangat, anak cucu bisa belajar dengan nyaman. Terima kasih PLN, ini membawa harapan baru untuk kami,” ucapnya haru.
Kisah serupa datang dari Nenek Lagiyem di Gunungkidul, yang akhirnya bisa menikmati listrik stabil setelah lama hanya menumpang dari tetangga.
“Dulu suka waswas kalau listrik mati atau korslet. Sekarang rumah terang, hati juga tenang,” ujarnya dengan lirih penuh syukur.
Di Maluku, Evredy Hully juga tak menyangka rumahnya kini bisa terang benderang. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan penerangan seadanya. “Listrik ini seperti membuka pintu masa depan untuk anak-anak saya,” ungkapnya.
Program ini tidak hanya mendapat sambutan hangat dari masyarakat, tapi juga dari pemerintah daerah. Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyebut LUTD sebagai wujud nyata keadilan energi bagi wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). “Kami sangat mendukung upaya PLN menjangkau warga yang selama ini belum tersentuh,” ujarnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa semangat gotong royong menjadi ruh utama dari LUTD.
“Listrik adalah hak semua orang. Melalui program ini, kami ingin memastikan tidak ada keluarga yang tertinggal dari akses energi,” tegasnya.
Sejak diluncurkan pada 2020, lebih dari 34 ribu keluarga telah merasakan manfaat dari program ini. Hingga Juni 2025, 417 sambungan baru kembali berhasil dinyalakan—membawa terang, harapan, dan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga penerima.