Mengawali tulisan ini ada beberapa pertanyaan penting yang perlu kita cermati bersama untuk dicarikan solusinya. Pertama, mengapa masyarakat kita khususnya umat muslim masih banyak yang hidup dengan berbagai himpitan ekonomi. Kedua, mengapa masyarakat kita tidak mampu memanfaatkan potensi yang telah disediakan alam? Padahal perut bumi menyimpan segudang kekayaan yang melimpah nilainya dipersiapkan Allah untuk kita semua. Ketiga, apa yang salah dengan pengelolaan negeri ini sehingga kemiskinan, dan kesenjangan ekonomi terus bertahan bahkan semakin langgeng. Keempat, mengapa orang-orang miskin terus melahirkan generasi miskin, sementara itu yang kaya makin kaya. Kelima, strategi apa yang harus dilakukan untuk mengangkat harkat dan martabat kehidupan ekonomi masyarakat.
Drama Kemiskinan
Miskin memang tidak termasuk dalam katagori dosa, namun semua mengakui bahwa miskin memang tidak enak dan dampaknya terasa amat menyesakkan dada. Kemiskinanan sebagai induk dari kejahatan, kriminalitas dan revolusi sosial yang paling berbahaya.
Kemiskinan bukanlah persoalan individu atau keluarga semata tetapi juga persoalan masyarakat, negara maupun persoalan bersama seluruh umat manusia. Kemiskinan sebagai potret ketidakadilan, penderitaan, dan perjuangan manusia menghadapi kerasnya kehidupan.
Kemiskinan juga sekaligus mengungkap sisi gelap kehidupan yang jarang dibahas sebagai pengingat bahwa di balik keseharian kita yang nyaman ada suaru-suara sunyi yang menjerit menunggu untuk didengar. Banyak kematian yang seharusnya tidak terjadi jika orang miskin memiliki akses kesehatan yang baik.
Mengapa masyarakat kita miskin ? Padahal negeri kita memiliki potensi sumber daya yang sangat melimpah, Kekayaan di perairan berupa ikan dan binatang air, menjadi aset yang tidak ternilai. Air sendiri dapat menjadi komoditas bernilai tinggi apabila dikelola secara baik dan profesional.
Di darat pun demikian, kayu yang tumbuh di hutan, batu-batuan, pasir, dan bermacam-macam hewan, sawah ladang, pepohonan juga tanam-tanaman berikut buahnya menjadikan bumi ini benar-benar nikmat, melimpah bagi keberlangsungan hidup para penghuninya.
Namun kenapa masyarakat kita tidak mampu mengelolanya? Ada yang salah dalam pengelolaan sumberdaya, sehingga terkesan sistem tata kelola pemerintahan justru menopang keberlanjutan kemiskinan sebagai bagian dari struktur ekonomi yang menguntungkan bagi segelintir elite saja.
Drama tentang kemiskinan benar-benar terjadi. Di satu sisi, negeri kita memiliki keberlimpahan sumber daya. Namun di sisi lain masyarakat miskin merajalela di mana-mana. Tidak saja di perkotaan, di pedesaan pun tak kalah mirisnya melihat orang-orang miskin bergentayangan berjalan dengan penuh ketidakpastian.
Konsep pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu ukuran keberhasilan pembangunan pun tampaknya mulai dipertanyakan banyak pihak. Di mana hasil akhir dari konsep tersebut menimbulkan kesenjangan dalam berbagai dimensi, mempertajam kesenjangan sosial, timbulnya roh kapitalisme, serta jiwa konsumerisme. Kemiskinan sebenarnya bukan kesalahan mereka yang miskin, tetapi bisa juga sebagai indikasi kegagalan pemerintah yang sedang berkuasa.
Saat yang paling tepat di bulan suci Ramadan ini, jadikan sebagai bulan yang penuh dengan rahmat dan hidayah. Bagaimana mengangkat harkat dan martabat kaum miskin sehingga mereka bisa naik kelas. Mampukah masyarakat miskin memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan sebagai titik awal untuk mendobrak kebekuan ekonomi melalui penciptaan lahirnya wirausaha baru yang kreatif dan inovatif.
Saatnya digagas secara bersama-sama oleh para relawan peduli kemiskinan yang berkompeten untuk membangun spirit wirausaha di kalangan masyarakat miskin yang tidak berdaya untuk diberdayakan. Bagi mereka yang miskin hidup adalah perjuangan tanpa akhir.
Cara yang paling ampuh mengatasi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi adalah melalui berbisnis yang Islami. Lalu bagaimana caranya agar bisnis tersebut sukses? Ada beberapa langkah jitu belajar bisnis. Pertama, bisnis itu perlu peta sebagai jalan yang membuat anda mudah menjalaninya dan bisa menjadi sebuah lentera. Kedua, bisnis tidak boleh berjalan dengan mata tertutup. Untuk itu tataplah dan bacalah peluang bisnis yang paling mungkin Anda kerjakan baik melalui buku maupun belajar dari pengalaman orang lain. Ketiga, putuskanlah rencana bisnis secepatnya, hal ini akan jauh lebih penting dari pada berangan-angan saja. Keempat, yakinkan diri sendiri bahwa anda akan sukses dalam mengelola bisnis. Dengan berbekal keyakinan, usaha dan kerja keras yang diiringi dengan doa, in sya Allah Anda akan mendapat jalan menuju kesuksesan.
Bisnis yang sukses adalah bisnis yang dibuka dan dimulai, bukan bisnis yang hanya sekadar sebagai wacana dan angan-angan semata. Keinginan saja tidak akan cukup kalau tidak disertai kemauan keras dan usaha nyata serta pengarahan yang tepat. Harus ada keterpaduan antara keinginan, kemauan keras, giat bekerja yang dilandasi kesadaran dan kesabaran serta disertai doa.
Semoga kerja keras Anda untuk mengawali bisnis di bulan Ramadan ini menjadi berkah dan menjadi tiket VIP perjalanan menuju surga. Pemerintah harus hadir memutus mata rantai kemiskinan melalui berbagai kebijakan yang berpihak kepada masyarakat kelas bawah. Sehingga dari kebijakan tersebut akan menjadi kunci pembuka bagi masyarakat miskin untuk keluar dari ketidakberdayaan ekonomi. Selamat menjalankan ibadah puasa.***
Machasin, Dosen Prodi Doktor Ilmu Manajemen FEB Unri