PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Dalam upaya meningkatkan kerja sama dan kolaborasi, jajaran Direksi Riau Pos Group melakukan kunjungan ke kampus. Kali ini, Direksi Riau Pos Group mengunjungi Universitas Islam Riau (UIR), Rabu (9/10).
Kunjungan ini dihadiri CEO Riau Pos Group Ahmad Dardiri, Direktur sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Riau Pos Firman Agus, Pemred Riau Televisi (RTv) Heru Rinaldo, Penanggung Jawab Iklan Riau Pos T Rasmin serta sejumlah staf dan jajaran.
Rombongan disambut Wakil Rektor I UIR Dr H Syafhendry MSi, Wakil Rektor II Prof Dr Firdaus AR SE MSI Ak CA, Wakil Rektor III Prof Dr Admiral SH MH, Kadiv Kerjasama Dalam Negeri M Irfan Rosyadi SE MA, Kepala Biro Humas UIR Dr Harry Setiawan MIKom.
Dalam pertemuan tersebut membahas berbagai peluang kerja sama untuk pengembangan media kampus dan literasi digital bagi mahasiswa, serta meningkatkan sinergisitas antara dunia pendidikan dan media.
Sehingga diharapkan terjalin kolaborasi yang mampu menghadirkan literasi media bagi mahasiswa dan membangun sinergisitas dalam menghadirkan informasi yang bermanfaat bagi publik.
Wakil Rektor I UIR Dr H Syafhendry MSi menyambut baik atas kehadiran jajaran Direksi Riau Pos Group. Menurutnya, memang banyak media saat ini, tetapi media cetak juga sangat diperlukan walaupun ada media online dan lain-lain.
“Tetapi tetap saja kita mengukur kualitas dari redaksi yang terjamin. Itu satu nilai plus media cetak itu di situ. Yakin setelah dicetak itu telah diverifikasi dan dinilai semuanya melalui mekanisme dan prosedur yang ada di media itu,” ujarnya.
Ia mengatakan, nantinya pihak juga akan melakukan MoU dengan Riau Pos Grup (Riau Pos, RTv). Di UIR memiliki 9 fakultas dengan program pascasarjana dan 45 program studi. 23 ribu sampai dengan 30 ribu mahasiswa dan 550 dosen dari berbagai program studi dan tenaga kerja lainnya. Total lebih kurang ada 1.000 orang bekerja di UIR.
“Kami baru saja mendapatkan peringkat akreditasi tertinggi untuk peringkat perguruan tinggi. UIR itu sudah akreditasi dengan peringkatnya unggul. Itu baru satu-satunya di Riau ini. Riau, Kepri dan Sumbar yang yang mendapatkan predikat akreditasi unggul itu,” ujar Syafhendry.
Dijelaskannya, maknanya adalah perguruan tinggi ini sudah dijamin oleh negara tentang kualitasnya, tata kelola, manajemennya itu sudah di jamin.
Sekali lagi, pihaknya dengan senang hati menyambut kedatangan manajemen Riau Pos ke UIR. Banyak hal yang bisa dilakukan, terkait kerja sama yang dilakukan, baik di bidang pendidikan dan pengajaran maupun di bidang pengabdian kepada masyarakat.
“Oleh karena itu kami memang menyambut positif niat baik semua pihak manajemen Riau Pos dan UIR untuk mengkongkretkan kerja sama dalam naskah MoU yang nanti akan kita atur waktu dan tempat dalam penandatanganan MoU itu,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, lembaga pendidikan itu tidak akan bisa berkembang begitu saja tanpa ada publikasi, tanpa ada pemberitaan. Begitu juga sumber daya yang UIR miliki para dosen, guru besar juga memerlukan informasi dan juga media untuk mereka bisa menulis dan sebagainya.
Dari Riau Pos juga punya keahlian di media yang secara praktis yang perlu disalurkan kepada mahasiswa. “Kami punya Falkutas Ilmu Komunikasi. Jadi sinergisitas dua kekuatan ini bisa bersatu antara UIR dan Riau Pos,” pungkasnya.
Dalam pada itu, CEO Riau Pos Group Ahmad Dardiri mengatakan, kunjungan ini bermaksud ingin bersilaturahmi. Ade, panggilan akrabnya berharap dengan lebih dekat dan saling kenal, bakal ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan bersama. Apalagi Riau Pos memiliki rubrik opini yang nantinya bisa menampilkan karya-karya atau tulisan dosen.
“Kami ada Riau Pos online, Riaupos.co, yang saat ini mencatat 1,3 juta tampilan perbulan. Kalau berita diletakkan di Riau Pos maka tingkat keterbacaannya sangat tinggi,” sebutnya.
Ia menambahkan, Riau Pos juga melakukan kerja sama dengan beberapa lambaga seperti Balai Bahasa Provinsi Riau yang juga telah melakukan MoU. Karena Balai Bahasa itu melihat Riau Pos itu salah satu media masih peduli dengan konten bahasa lokal.
“Kalau baca koran kami masih ada menggunakan bahasa lokal. Bahasa Kampar, Kuansing dan kalau Ahad menggunakan bahasa Melayu. Jadi kami diminta Balai Bahasa seperti itu,” ujarnya. (dof)