- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau berupaya menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2020. Pasalnya, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aides aigepty menjadi perhatian lantaran jumlahnya tergolong tinggi di 2019.
Demikian diungkapkan Kepala Diskes Riau, Mimi Yuliani Nazir kepada Riau Pos akhir pekan lalu. Dikatakan Mimi, pihaknya berharap jumlah kasus DBD tahun ini mengalami penuruan dari tahun sebelumnya.
- Advertisement -
"Berbagai upaya tentunya terus dilakukan. Untuk itu kami mengharapkan pada tahun ini terjadi penurunan angka kasus DBD yang juga signifikan," ujar Mimi.
Ditambahkan Mimi, pihaknya meminta dukungan dan peranan seluruh pihak serta laporan masyarakat untuk mewujudkan hal tersebut. Karena disampaikan dia, pencegahan DBD mesti dilakukan secara bersama-sama dan tidak bisa hanya dilakukan pemerintah.
"Kita minta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Kita imbau masyarakat menggalakkan 3M plus," paparnya.
- Advertisement -
Mimi menambahkan, jumlah kasus DBD di Bumi Lancang Kuning mengalami peningkatan signifikan di tahun 2019. Di mana, terdapat 3.375 oraang terserang DBD yang tersebesar di seluruh kota/kabupaten. "Dari angka itu, 27 orang di antaranya meninggal dunia," jelasnya.
Disampaikannya, meningkatnya kasus DBD disebabkan beberapa faktor seperti kondisi cuaca yang tak menentu. Kemudian, kurangnya kesadaran akan pola pola hidup sehat dan tidak menjaga kebersihan lingkungan.
"Untuk itu, kita minta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.(rir)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau berupaya menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2020. Pasalnya, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aides aigepty menjadi perhatian lantaran jumlahnya tergolong tinggi di 2019.
Demikian diungkapkan Kepala Diskes Riau, Mimi Yuliani Nazir kepada Riau Pos akhir pekan lalu. Dikatakan Mimi, pihaknya berharap jumlah kasus DBD tahun ini mengalami penuruan dari tahun sebelumnya.
- Advertisement -
"Berbagai upaya tentunya terus dilakukan. Untuk itu kami mengharapkan pada tahun ini terjadi penurunan angka kasus DBD yang juga signifikan," ujar Mimi.
Ditambahkan Mimi, pihaknya meminta dukungan dan peranan seluruh pihak serta laporan masyarakat untuk mewujudkan hal tersebut. Karena disampaikan dia, pencegahan DBD mesti dilakukan secara bersama-sama dan tidak bisa hanya dilakukan pemerintah.
- Advertisement -
"Kita minta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Kita imbau masyarakat menggalakkan 3M plus," paparnya.
Mimi menambahkan, jumlah kasus DBD di Bumi Lancang Kuning mengalami peningkatan signifikan di tahun 2019. Di mana, terdapat 3.375 oraang terserang DBD yang tersebesar di seluruh kota/kabupaten. "Dari angka itu, 27 orang di antaranya meninggal dunia," jelasnya.
Disampaikannya, meningkatnya kasus DBD disebabkan beberapa faktor seperti kondisi cuaca yang tak menentu. Kemudian, kurangnya kesadaran akan pola pola hidup sehat dan tidak menjaga kebersihan lingkungan.
"Untuk itu, kita minta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.(rir)