- Advertisement -
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis menjadi pusat pemantauan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui Aplikasi Monitoring Cuaca, Kebakaran Lahan dan Kabut Asap (Simocakap).
Sedangkan penggunaan aplikasi yang bisa diakses semua masyarakat dilakukan sosialisasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Universitas Kyoto Jepang di Bengkalis, Kamis (35/7).
- Advertisement -
Ketua STAIN Bengkalis Dr H Abu Anwar menyampaikan, sosialisasi ini dilaksanakan guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat, serta pemangku kepentingan dalam hal monitoring cuaca, kebakaran lahan dan kabut asap di wilayah Kabupaten Bengkalis dan sekitarnya.
“Mengingat hampir semua wilayah Kabupaten Bengkalis daerahnya terdiri dari lahan gambut, yang rawan dan mudah terbakar disaat panas dan mudahnya terjadinya longsor di saat hujan, seperti yang terjadi di Simpang Ayam baru-baru ini,” ujarnya.
Dikatakannya, ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis terhadap penanganan lahan gambut yang benar dan baik.
- Advertisement -
Abu Anwar mengajak, semua pihak bersinergi dan berkerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk melakukan monitoring cuaca, kebakaran lahan dan kabut asap di Negeri Junjungan.
Sekretaris BPB Bengkalis Hasbullah usai pembukaan mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis tentunya sangat mendukung Aplikasi Simocakap ini. “Mengingat aplikasi ini dapat membantu kita Pemkab Bengkalis dalam melakukan monitoring cuaca, kebakaran lahan dan kabut asap,” ujarnya.(ksm)
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis menjadi pusat pemantauan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui Aplikasi Monitoring Cuaca, Kebakaran Lahan dan Kabut Asap (Simocakap).
Sedangkan penggunaan aplikasi yang bisa diakses semua masyarakat dilakukan sosialisasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Universitas Kyoto Jepang di Bengkalis, Kamis (35/7).
- Advertisement -
Ketua STAIN Bengkalis Dr H Abu Anwar menyampaikan, sosialisasi ini dilaksanakan guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat, serta pemangku kepentingan dalam hal monitoring cuaca, kebakaran lahan dan kabut asap di wilayah Kabupaten Bengkalis dan sekitarnya.
“Mengingat hampir semua wilayah Kabupaten Bengkalis daerahnya terdiri dari lahan gambut, yang rawan dan mudah terbakar disaat panas dan mudahnya terjadinya longsor di saat hujan, seperti yang terjadi di Simpang Ayam baru-baru ini,” ujarnya.
- Advertisement -
Dikatakannya, ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis terhadap penanganan lahan gambut yang benar dan baik.
Abu Anwar mengajak, semua pihak bersinergi dan berkerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk melakukan monitoring cuaca, kebakaran lahan dan kabut asap di Negeri Junjungan.
Sekretaris BPB Bengkalis Hasbullah usai pembukaan mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis tentunya sangat mendukung Aplikasi Simocakap ini. “Mengingat aplikasi ini dapat membantu kita Pemkab Bengkalis dalam melakukan monitoring cuaca, kebakaran lahan dan kabut asap,” ujarnya.(ksm)