PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Selain memiliki manfaat, olahraga lari juga berdampak terhadap ekonomi masyarakat lewat sport tourism. Apalagi bila iven yang disajikan mampu menarik minat peserta dari luar daerah.
Penggiat olahraga lari, Femi Arniza mengatakan, olahraga lari saat ini menjadi sebuah kegiatan yang sangat disukai kalangan masyarakat belakangan ini. Apalagi di kalangan anak muda, olahraga sudah menjadi gaya hidup dan sebuah kebutuhan.
“Kita tahu semenjak pandemi, banyak masyarakat mulai menggalakkan hidup sehat dengan berolahraga. Ada yang bersepeda, ada yang berlari. Nah berlari ini sepertinya simpel, tapi disukai semua kalangan,” sebutnya.
Dia menjabarkan, setelah olahraga menjadi gaya hidup dan menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan anak muda, olahraga yang dikemas menjadi sport tourism terbukti bisa memberikan multiplier effect yang positif.
“Kita tahu bahwa olahraga lari saat ini, kalau bahasa Gen Z sedang hype. Sedang banyak diminati. Bahkan di media sosial banyak yang membahas olahraga ini,” tuturnya.
Apa yang disampaikan dia bukan tanpa dasar. Ia sendiri mengaku sering mengikuti berbagai iven lari di berbagai daerah. Bahkan setiap iven besar, tidak kurang diikuti oleh 5 ribu orang peserta.
Soal multiplier effect, dijelaskan dia, sport tourism sudah pasti menyasar perekonomian masyarakat. Mulai dari ribuan orang yang datang dari luar daerah ke Pekanbaru, Riau. Dari sini, bisa dipastikan okupansi hotel meningkat.
“Bahkan kemaren saat iven Riau Bhayangkara Run di Pekanbaru okupansi hotel sampai 95 persen. Kemudian ribuan masyarakat yang datang H-2 atau H-1 jelang iven, pasti jalan-jalan dong di Pekanbaru. Enggak mungkin di kamar hotel saja,” paparnya.
Di sinilah rantai perekonomian mulai berjalan. Pengunjung tadi, kemudian mendatangi lokasi kuliner. Dalam tahap ini, pembeli tidak hanya datang dari warga lokal. Melainkan luar daerah. Sehingga omzet pedagang bisa dipastikan naik dua kali lipat.
Selain itu, lanjut dia, peserta yang datang juga menyasar toko oleh-oleh, pengrajin industri kreatif, bahkan toko olahraga. Masyarakat yang dari luar Riau kemudian mulai mengenal Pekanbaru.
“Jadi setelah tahu, pasti suatu saat akan balik lagi. Banyak hal. Misal karena kuliner kita terkenal enak-enak, belum lagi yang berbelanja pakaian di Plaza Sukaramai di sana bagus-bagus dan murah. Pasti balik lagi. Ini efek jangka panjangnya,” tuturnya.
Bagi daerah, iven yang diikuti ribuan peserta secara tidak langsung mengenalkan kearifan budaya lewat tarian Melayu yang disajikan saat iven, musik dan lain sebagainya. Okupansi hotel yang meningkat, pajaknya juga bisa dinikmati oleh daerah.
Sehingga menurut dia, sudah sangat pantas bila Riau Bhayangkara Run masuk kedalam list agenda iven nasional. Dia secara pribadi maupun kelembagaan mengaku sangat mendukung hal itu.(nda)